Perang Salib: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh Salahuddin Richard) dan mengembalikan revisi 18522770 oleh Danu Widjajanto
Tag: Pengembalian manual
Baris 2:
{{Perang Salib}}
[[Berkas:Map Crusader states 1135-en.svg|jmpl|Peta [[Mediterania Timur|kawasan timur Mediterania]] pada tahun 1135, memperlihatkan wilayah yang dikuasai Laskar Salib dan daerah sekitarnya.]]
'''Perang Salib''' adalah sebutan bagi konflik politik dengan berdalih kepentingan [[Agamaperang agama|perang-perang agama]] di [[TimurAsia Tengah]], [[Afrika UtaraBarat]] dan [[Eropa]] antara abad ke-11 sampai abad 13ke-17, Myang disokong dan adakalanya diarahkan oleh [[Gereja Katolik]]. Perang Salib berbeda dari konflik-konflik keagamaan lainnya karena orang-orang yang ikut serta dalam perang ini meyakini perjuangan mereka sebagai [[pengorbananpenitensi|laku silih]] demi beroleh ampunan atas [[pengakuan dosa|dosa-dosa yang sudah mereka akui]]. Ruang lingkup istilah Perang Salib pun masih menjadi pokok perdebatan. Ada sejarawan yang berpendapat bahwa hanya [[Peziarahan Kristen|ziarah-ziarah]] bersenjata ke Kota Suci [[Yerusalem]] sajalah yang dapat disebut Perang Salib, tetapi ada pula sejarawan yang berpandangan bahwa Perang Salib adalah semua kampanye militer pasukan dari Negeri-Negeri Kristem di EropaKatolik dengan iming-iming pahala rohani bagi orang-orang yang ikut berjuang, atau segala macam "[[perang agama|perang suci]]" Katolik, atau setiap perang yang dicetuskan pihak KristenKatolik dengan iming-iming pahala rohani sebagai ciri utama. Perang Salib yang paling terkenal adalah perang-perang perebutan [[Tanah Suci]] melawan [[KaumMuslim|kaum Muslim]] di [[Mediterania Timur|kawasan timur TengahMediterania]] antara tahun 10811096 sampai tahun 1203 M 1271. AntaraSejak abad pertengahanke-12, abadada 12-pula awalPerang abadSalib 13melawan M[[Moor|orang adaMoro pulaIberia]], Perang Salib melawan [[Kesultanan Utsmaniyah|Kekaisaran Turki Utsmaniyah]], dan Perang Salib untuk maksud-maksud lain, termasuk untuk memerangi [[paganisme|kaum pagan]], memberantas [[Bidat]]Bidaah dalam AgamaKekristenan|kaum Kristenbidah]], dan menuntaskan silang sengketa di antara pihak-pihak antara orang-orang yang Beragama [[Kristen]] dengan orangsama-orangsama nonberagama [[Kristen]] Katolik.
 
[[Perang Salib Pertama|Perang Salib pertama kali]] dicetuskan oleh [[Paus Urbanus II]] pada tahun 1080 M1095 dalam sidang [[Konsili Clermont]]. Ia mengimbau hadirin untuk angkat senjata membantu [[Daftar Kaisar Romawi ByzantiumTimur|Kaisar Romawi Timur]] melawan [[Kesultanan Turki Seljuk]] yangRaya|orang ekspansi militernyaTurki sering mengancam [[KonstantinopleSeljuk]], dan untuk melakukan ziarah bersenjata ke Kota Suci [[Yerusalem]]. Imbauannya ditanggapi dengan penuh semangat oleh seluruh lapisan masyarakat Kristen Eropa Barat. Para sukarelawan dikukuhkan menjadi Tentaraanggota Laskar [[Salib]] melalui pengikraran kaul di muka umum. Orang mengajukan diri lantaran didorong oleh niat yang berbeda-beda. Ada yang sekadar ingin pergi ke Kota Suci Yerusalem agar ikut terangkat beramai-ramai ke surga, ada yang melakukannya demi bakti kepada majikan, ada yang hendak mencari ketenaran dan nama baik, dan ada pula yang bernafsu meraup keuntungan ekonomi maupun politik melalui keikutsertaannya. dalam KetentaraanLaskar Salib mengasaskan [[negara-negara Tentara Salib|empat negara baru]], yang lazim disebut ''Outremer'' (Tanah Sabrang), yakni [[KadipatenCounty Edessa|Negara Kabupaten Edessa]], [[Kepangeranan AntokhiaAntiokhia|Negara Kepangeranan Antiokhia]], [[KekaisaranKerajaan Yerusalem|Negara Kerajaan Yerusalem]], dan [[KadipatenCounty Tripoli|Negara Kabupaten Tripoli]]. PasukanLaskar Salib pada akhirnya terdesak mundur sesudah hampir dua abad bercokol di kawasanTanah TimurSuci. Tengah[[Akko]], kota terakhir Laskar Salib di Tanah Suci, [[Pengepungan Akko (1291)|direbut kaum Muslim pada tahun 1291]].
 
''[[Reconquista]]'' (Penaklukan Balik), perang Kristen-Muslim di [[Semenanjung Iberia]], dinyatakan sebagai Perang Salib pada tahun 1123, dan berakhir dengan tumbangnya [[Emirat Granada]] pada tahun 1492. [[Perang Salib Utara]] yang menundukkan suku-suku pagan di kawasan timur laut Eropa ke bawah kekuasaan Jerman, Denmark, dan Swedia, dianggap sebagai Perang Salib sejak tahun 1147. Pada tahun 1199 M , [[Paus Innosensius III|Paus Inosensius III]] menjadi paus pertama yang memaklumkan Perang Salib politik untuk menundukkan penguasa-penguasa Kristen yang membandel. Perang Salib dijadikan sarana memerangi kaum bidah di [[Languedoc|Lengadok]] sejak tahun 12051208. MPerang Salib melawan kaum bidah berlanjut di [[Savoia]] serta [[Bohemia]] pada abad ke-15, dan dilancarkan terhadap [[Protestanisme|kaum Protestan]] pada abad ke-16. Perang Salib juga dilancarkan untuk membendung laju ekspansi Kekaisaran Turki Utsmaniyah pada pertengahan abad ke-14, dan baru berakhir dengan [[Liga Suci (1684)|Perang Liga Suci]] pada tahun 1699.
 
== Terminologi ==
Istilah "Perang Salib" dalam bahasa Indonesia adalah terjemahan dari frasa Arab "''Hurubus Salibiyah''" ({{lang-ar|حَرْب الصليبية}}). Dalam [[historiografi]] modern, istilah "Perang Salib" mula-mula digunakan sebagai sebutan bagi ekspedisi militer ke [[Tanah Suci]] yang dilakukan umat Kristen Eropa pada abad ke-11, abad ke-12, dan abad ke-13. Istilah ini selanjutnya mengalami perluasan makna sehingga digunakan pula sebagai sebutan bagi kampanye-kampanye militer lain yang diprakarsai, disokong, dan adakalanya diarahkan oleh [[Gereja Katolik]], untuk memerangi [[paganisme|kaum pagan]], memberantas [[Bidaah dalam Kekristenan|kaum bidah]], dan untuk maksud-maksud lain yang konon katanya demi syiar agama.<ref>{{OED|crusades}}</ref> Perang Salib terbedakan dari perang-perang agama Kristen lainnya karena orang-orang yang ikut serta di dalamnya meyakini perjuangan mereka sebagai laku silih demi beroleh ampunan atas segala dosa yang sudah diakui.{{sfn|Tyerman|2019|p=1}} Penggunaan istilah "Perang Salib" dapat menimbulkan kesalahpahaman. Orang mungkin saja menyamaratakan semua Perang Salib, bahkan keliru menyangka bahwa Perang Salib adalah semua perang Kristen-Islam sebagaimana perang-perang Salib perdana. Lagi pula definisi Perang Salib masih menjadi pokok perdebatan terkait historiografi di kalangan sejarawan dewasa ini.{{sfn|Asbridge|2012|p=40}}{{sfn|Tyerman|2011|pp=225–226}}{{sfn|Constable|2001|p=1-22}}
 
Ketika [[Perang Salib Pertama|Perang Salib I]] meletus, istilah "Perang Salib" belum dikenal. Kampanye militer umat Kristen kala itu disebut "lawatan" ({{lang-la|iter}}) atau "ziarah" ({{lang-la|peregrinatio}}). Perang-perang dengan restu Gereja ini baru dikait-kaitkan dengan istilah "salib" setelah kata "''crucesignatus''" (orang yang diberi [[tanda salib]]) dari bahasa Latin mulai digunakan pada akhir abad ke-12.<ref name="Asbridge 2012 40">{{Harvnb|Asbridge|2012|p=40}}</ref> Menurut [[Oxford English Dictionary|Kamus Bahasa Inggris Oxford]], etimologi kata "''crusade''" (istilah Inggris untuk "Perang Salib") berkaitan dengan kata ''croisade'' dalam bahasa Prancis modern, ''croisée'' dalam bahasa Prancis kuno, ''crozada'' dalam bahasa Provençal, ''cruzada'' dalam bahasa Portugis dan Spanyol, dan ''crociata'' dalam bahasa Italia. Semua kata ini adalah turunan dari kata ''cruciāta'' atau ''cruxiata'' dalam bahasa Latin Abad Pertengahan, yang mula-mula berarti "menyiksa" atau "menyalibkan", namun sejak abad ke-12 juga berarti "membuat tanda salib".<ref>{{OED|Crusade}}</ref> Meskipun istilah "Perang Salib" telah digunakan oleh para sejarawan sebagai sebutan bagi perang-perang suci yang dilakukan umat Kristen semenjak 1095, peristiwa-peristiwa yang disebut sebagai "Perang Salib" sangatlah banyak dan beragam sehingga penggunaan istilah ini dapat saja menimbulkan salah paham, khususnya terkait perang-perang salib perdana.<ref name="Asbridge 2012 40" />
 
Perang Salib di Tanah Suci lazimnya dipilah-pilah menjadi sembilan perang yang berbeda, mulai dari [[Perang Salib pertama]] (1081–1100 M 1095–1099) sampai [[Perang Salib KetigaKesembilan|Perang Salib kesembilan]] (1188–1203 M 1271–1272). Pemilahan menjadi tigasembilan perang inilah yang digunakan oleh sejarawan [[Charles Mills (sejarawan)|Charles Mills]] dalam karya tulisnya yang berjudul ''[[History of the Crusades for the Recovery and Possession of the Holy Land]]'' (1820), dan sering kali digunakan sebagai bentuk pemilahan yang paling mudah, meskipun sebenarnya masih dapat diperdebatkan. [[Perang Salib kelima]] dan [[Perang Salib keenam|keenam]] yang dipimpin oleh [[Friedrich II, Kaisar Romawi Suci|Kaisar Friedrich II]] dapat saja dianggap sebagai satu kali peperangan, demikian pula dengan [[Perang Salib Kedelapan|Perang Salib kedelapan]] dan [[Perang Salib Kesembilan|kesembilan]] yang dipimpin oleh [[Louis IX dari Prancis|Raja Louis{{nbsp}}IX]].<ref name="Davies 1997, hlm. 358">{{Harvnb|Davies|1997|p=358}}</ref>
 
Istilah "Perang Salib" dapat saja dimaknai secara berbeda, tergantung pada pandangan penulis yang menggunakannya. [[Giles Constable]] menjabarkan empat sudut pandang berbeda di kalangan para pengkaji sejarah sebagai berikut:<ref name="Constable 2001 12–15">{{Harvnb|Constable|2001|pp=12–15}}</ref>
* Sudut pandang kaum ''tradisionalis''. Kaum tradisionalis membatasi pengertian Perang Salib sebagai peranganperang-perang yang dilakukan oleh umat Kristen di [[Tanah Suci]] semenjak 1081-1095 sampai 1203 M 1291, "baik untuk menolong umat Kristen di negeri itu maupun untuk memerdekakan Yerusalem dan Makam Suci dari penjajahan".<ref>{{Harvnb|Constable|2001|p=12}}</ref>
* Sudut pandang kaum ''pluralis''. Kaum pluralis menggunakan istilah Perang Salib sebagai sebutan bagi segala macam aksi militer yang direstui secara terbuka oleh beberapa [[Bapa Suci]]paus yang sedang menjabat pada abad pertengahan .<ref>{{Harvnb|Riley-Smith|2009|p=27}}</ref> Pemaknaan seperti ini mencerminkan pandangan Gereja Katolik Roma (termasuk tokoh-tokoh Abad Pertengahan pada masa Perang Salib seperti Santo [[Bernardus dari Clairvaux]]) bahwasanya setiap perang yang direstui oleh [[BapaSri Suci]]Paus dapat disebut secara sah sebagai Perang Salib, tanpa membeda-bedakan sebab, alasan, maupun tempatnya. Definisi yang luas ini mencakup pula aksi-aksi penyerangan terhadap kaum [[paganisme|kaum penyembah berhala]] dan para pembuat [[bidatajaran sesat|ahli bidah]] seperti [[Perang Salib Albigensia]], [[Perang Salib Utara]], dan [[Perang Salib Husite]]. Definisi ini juga mencakup perang-perang demi keuntungan politik dan penguasaan wilayah seperti [[Perang Salib Aragon]] di Sisilia, Perang Salib yang dimaklumkan [[Paus Innosensius III|Sri Paus Inosensius III]] terhadap [[Markward dari Anweiler]] pada 1202,<ref>{{Harvnb|Lock|2006|pp=255–56}}</ref> dan yang dimaklumkan terhadap [[Stedingen|orang-orang Stedingen]], beberapa Perang Salib yang dimaklumkan (oleh paus-paus yang berbeda) terhadap [[Friedrich II, Kaisar Romawi Suci|Kaisar Friedrich II]] beserta putra-putranya,<ref>{{Harvnb|Lock|2006|pp=172–80}}</ref> dua Perang Salib yang dimaklumkan terhadap para penentang Raja [[Henry III dari Inggris]],<ref>{{Harvnb|Lock|2006|p=167}}</ref> dan [[Reconquista|aksi penaklukan kembali Semenanjung Iberia oleh umat Kristen]].<ref name="Davies 1997, hlmn. 362–364">{{Harvnb|Davies|1997|pp=362–64}}</ref>
* Sudut pandang kaum ''generalis''. Kaum generalis memandang Perang Salib sebagai segala macam perang suci yang berkaitan dengan Gereja Latin dan yang dilakukan sebagai tindakan bela agama.
* Sudut pandang ''popularis''. Kaum popularis membatasi pengertian Perang Salib sebagai perang-perang yang bercirikan gerakan khalayak ramai dengan alasan keagamaan, yakni hanya Perang Salib pertama, dan mungkin pula Perang Salib Rakyat.<ref name="Constable 2001 12–15"/>
 
Istilah yang digunakan sebagai sebutan umum bagi [[Muslim|umat Muslim]] kala itu adalah "[[Saracen|Sarasen]]"; sebelum abad ke-16, istilah "Muslim" dan "Islam" jarang digunakan oleh orang Eropa.<ref name="Tolan2002xv">{{Harvnb|Tolan|2002|p=xv}}</ref> Istilah "Sarasen" dalam bahasa Yunani (Σαρακηνοί, ''Sarakēnoí'') dan bahasa Latin (''Saraceni'') berasal dari sebutan pada milenium pertama bagi bangsa-bangsa non-[[bangsa Arab|Arab]] yang mendiami daerah padang pasir di sekitar [[Arabia Petraea|Provinsi Arabia Petrea]].<ref name="Retso505">{{Harvnb|Retso|2003|pp=505–06}}</ref> Istilah ini kemudian digunakan pula sebagai sebutan bagi [[Sukusuku Arab|suku-Sukusuku Arab]], dan pada abad ke-12 menjadi penanda suku bangsa dan agama yang sinonim dengan kata "Muslim" dalam sastra [[bahasa Latin Abad Pertengahan|Latin Abad Pertengahan]].<ref name="Retso">{{Harvnb|Retso|2003|p=96}}</ref> Istilah "[[Frangistan|orang Franka]]" (''Faranji'' atau ''Faranggi'') dan "[[Orang Latin#Abad Pertengahan|orang Latin]]" (''LatinLatini'') digunakan sebagai sebutan bagi orang-orang Eropa Barat semasa Perang Salib, guna membedakan mereka dari "orang Yunani" (umat Kristen Timur).<ref>{{OED|Frank}}</ref><ref>{{OED|Latin}}</ref> Para penulis sejarah Muslim pada Abad Pertengahan seperti [[Ali ibn al-Athir]] menyebut Perang Salib sebagai "perang-perang orang Franka" ({{lang-ar|حروب الفرنجة}}, ''hurubul faranjah''). Istilah yang digunakan sebagai padanan "Perang Salib" dalam bahasa Arab modern adalah "[[:wikt:حملة|kampanye-kampanye]] [[:wikt:صليب|salib]]" ({{lang-ar|حملات صليبية}}, ''hamalāt ṣalībiyah''). Istilah Arab modern ini sebenarnya adalah serapan dan terjemahan dari istilah "Perang Salib" yang digunakan dalam historiografi Barat.<ref>{{Harvnb|Determann|2008|p=13}}</ref>
 
== Penulisan sejarah ==