Sunan Prawoto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Arya Mataram (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Arya Mataram (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 22:
Sepeninggal Trenggana, selain Sunan Prawoto terdapat dua orang lagi tokoh kuat, yaitu Adipati [[Arya Penangsang]] dari Kadipaten Jipang Panolan (Bojonegoro) dan Adipati [[Hadiwijaya|Adiwijaya]] (Hadiwijaya) penguasa Kadipaten [[Pajang]]. Masing-masing adalah keponakan dan menantu Sultan Trenggana.
 
[[Arya Penangsang]] adalah putra Pangeran Sekar Seda ing Lepen atau Pangeran Surowiyoto atau Surawiyata alias Raden Kikin adalah Adipati Babagan Caruban Lasem yang mendapat dukungan dari gurunya, yaitu [[Sunan Kudus]] untuk merebut takhta [[Demak]]. Pada tahun 1549 diadikatalan mengirim anak buahnya yang bernama Rangkud untuk membalas kematian ayahnya. Menurut [[Babad Tanah Jawi]],{{cn}} pada suatu malam Rangkud berhasil menyusup ke dalam kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan mengakui kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda Lepen. Ia rela dihukum mati asalkan keluarganya diampuni. Rangkud setuju, lalu menikam dada Sunan Prawoto yang pasrah tanpa perlawanan sampai tembus. Ternyata istri Sunan yang sedang berlindung di balik punggungnya ikut tewas pula. Melihat istrinya meninggal, Sunan Prawoto marah dan sempat membunuh Rangkud dengan sisa-sisa tenaganya.
 
Pada tahun 1549 itu pula,1554 Aryo Penangsang berhasil dibunuh oleh [[Sutawijaya|Danang Sutawijaya]] dan Pasukan Pajang atas siasat dari [[Ki Juru Martani]].
 
Sunan Prawoto meninggalkan seorang putra yang masih kecil bernama [[Arya Pangiri]], yang kemudian diasuh bibinya, yaitu [[Ratu Kalinyamat]] dari [[Jepara]]. Setelah dewasa, [[Arya Pangiri]] menjadi menantu [[Hadiwijaya]], [[Pajang|Sultan Pajang]], dan diangkat sebagai Bupati [[Demak]].