Arsitektur Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Tri Ardiansyah (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 1:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Basreliëf Boroboedoer. TMnr 60002312.jpg|jmpl|290px|reliefRelief pada [[Candi Borobudur]] padadi sisi kiri bawah menunjukkan arsitektur [[rumah panggung]] yang banyak dijumpai di [[Pulau Jawa|Jawa]] pada masa itu]]
'''Arsitektur Jawa''' adalah [[arsitektur]] yang digunakan oleh masyarakat [[Jawa]]. Arsitek Jawa telah ada dan berlangsung selama paling tidak 2.000 tahun.
 
Arsitektur Jawa kuno dipengaruhi oleh [[kebudayaan India]] bersamaan dengan datangnya pengaruh [[Hindu]] dan [[Buddha]] terhadap kehidupan masyarakat Jawa. Wilayah [[subbenua India|India]] yang cukup banyak memberi pengaruh terhadap Jawa adalah [[India Selatan]]. Ini terbukti dari penemuan [[candi|candi-candi]] di India yang hampir menyerupai candi yang ada di Jawa. Begitu pula aksara yang banyak ditemui pada [[prasasti]] di Jawa adalah jenis huruf [[Pallawa]] yang digunakan oleh orang India selatan. Meskipun budaya India berpengaruh besar tetapi Jawa tidak meniru begitu saja kebudayaan tersebut. Dengan kearifan lokal masyarakat, budaya dari India diterima melalui proses penyaringan (filtrasi) yang natural. Proses [[akulturasi]] budaya ini dapat dilihat pada model arsitektur, misalnya, [[punden berundak]] (budaya asli Indonesia) pada [[Candi Sukuh]] di [[Jawa Tengah]].
 
Dalam perkembangan selanjutnya dalam periode Klasik Muda di wilayah [[Jawa Timur]] pada abad ke-13–1513 hingga abad ke-15 M, arsitektur bangunan suci Hindu-Buddha di Jawa telah memperoleh gayanya tersendiri. Bentuk arsitekturnya terdiri dari candi bergaya Singhasari[[Singasari]], gaya candi Jago, gaya candi Brahu, dan [[punden berundak]]. Pengaruh India dalam hal ini hanya tinggal dalam konsep keagamaannya saja, konsep-konsep kedewataan kemudian digubah kembali oleh para [[pujangga]] Jawa Kuno. Dalam hal konsepsi keagamaan hakikat tertinggi dalam agama Hindu dan Buddha dalam masa Kerajaan SinghasariSingasari dan [[Majapahit]] telah dipadukan menjadi Bhattara Siva-Buddha. Perpaduan konsepsi dewata tertinggi itu diwujudkan dalam bentuk bangunan suci, misalnya pada [[Candi Jawi]] ([[Pasuruan]]) dan [[Candi Jago]] ([[Malang]]). Di Candi Jawi, unsur Buddha terlihat pada puncaknya, sedangkan di relung candinya dahulu berisikan arca-arca Hindu-Saiva khas Jawa. Begitupun di Candi Jago, cerita [[relief]] banyak yang bernafaskan Hindu-Saiva, adapun arca pelengkap candi itu semuanya bernafaskan Buddha Mahayana.
 
== Rumah Tradisional ==