The Black Road: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
k →Alur: clean up |
||
Baris 21:
Saat tsunami 2004 menjadikan Aceh terkenal di seluruh dunia, banyak orang yang lupa dengan perjuangannya selama 27 tahun untuk meraih kemerdekaan.<ref>{{Cite web |url=http://www.aceh.net/acehinindonesiahistory.html |title=Aceh Aceh.Net: Welcome to Aceh - About Aceh<!-- Bot generated title --> |access-date=2013-04-24 |archive-date=2006-03-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20060301092304/http://aceh.net/acehinindonesiahistory.html |dead-url=yes }}</ref><ref>[http://www.scoop.co.nz/stories/GE0607/S00041.htm Scoop: The Black Road - On the Front Line Of Aceh's War<!-- Bot generated title -->]</ref>
William Nessen pertama berkunjung ke Aceh pada tahun 2001 sebagai [[jurnalis cetak]]. Saat itu, Nessen tidak berencana membuat film namun membuat rekaman yang akan ia jual ke stasiun-stasiun televisi. Ia mulai bertemu [[Bambang Darmono|Jenderal Bambang Darmono]], komandan ABRI di Aceh. Setelah mendapat kepercayaan Jenderal Darmono, Nessen mudah memperoleh informasi dan merekam kejadian-kejadian yang sulit didapatkan jurnalis lain.<ref name=ausscreen /><ref name=sfgate>{{cite news|url=http://sfgate.com/cgi-bin/article.cgi?file=/c/a/2003/11/02/CM280194.DTL|title= ON THE RUN IN ACEH / With the guerrillas in Indonesia's westernmost province|work=[[San Francisco Chronicle]]|last=Nessen|first=William|date=2 November 2003|page=CM-8}}</ref> Ketika menjalani tugasnya, ia jatuh cinta dengan penerjemah kepercayaan ABRI, [[:en:
Nessen dan Marhaban akhirnya menikah di Aceh. Beberapa hari setelah pernikahannya, sahabat Nessen, seorang aktivis HAM, diculik dan dibunuh oleh pasukan keamanan Indonesia.<ref name=elecpics>{{Cite web |url=http://www.electricpictures.com.au/pages/credits/black.html |title=The Black Road<!-- Bot generated title --> |access-date=2013-04-24 |archive-date=2007-08-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070828210229/http://www.electricpictures.com.au/pages/credits/black.html |dead-url=yes }}</ref> Semakin jelas bagi Nessen bahwa gerakan kemerdekaan ini didukung oleh sebagian besar rakyat Aceh. Saat pengalaman pribadinya terus memengaruhinya, ia mulai mendukung [[Gerakan Aceh Merdeka]]. Ia sempat hidup bersama para pemberontak di garis depan dan bepergian secara rahasia antara Jenderal Darmono dan pasukan gerilya. Nessen menghabiskan lebih dari satu tahun bersama GAM sebelum militer menyadari gerak-geriknya. Ia diburu dan nyaris dibunuh oleh militer Indonesia yang menuduh Nessen sebagai [[spionase|mata-mata]]. Setelah diminta untuk berhenti membuat film di wilayah yang dikuasai pemberontak, Nessen kucing-kucingan dengan pihak berwenang selama beberapa minggu. Setelah berkali-kali mengalami peristiwa yang mengancam nyawa, ia menyerah ke militer dan ditahan selama 40 hari. Setelah itu, ia dideportasi ke [[Singapura]] dan dicekal dari Indonesia selama satu tahun. Larangan tersebut terus diperbarui setiap tahun sejak 2004.<ref>{{Cite web |url=http://www.rsf.org/article.php3?id_article=7417 |title=Reporters sans frontières - Indonesia<!-- Bot generated title --> |access-date=2003-12-31 |archive-date=2003-12-31 |archive-url=https://web.archive.org/web/20031231172508/http://www.rsf.org/article.php3?id_article=7417 |dead-url=no }}</ref><ref>{{cite news|url=http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/asia-pacific/3120217.stm|work=BBC News|title=US reporter in Aceh freed|date=3 August 2003|accessdate=25 May 2010}}</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.rsf.org/article.php3?id_article=17277 |title=Reporters sans frontières - Indonesia: Officials deny entry to US journalist who covered war in Aceh from rebels’ side<!-- Bot generated title --> |access-date=2006-05-12 |archive-date=2006-05-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20060512115002/http://www.rsf.org/article.php3?id_article=17277 |dead-url=no }}</ref>
|