Bahan tambahan pangan di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ' == BTP (Bahan Tambahan Pangan ) FOOD ADDVITES == BTP atau Bahan Tambahan Pangan sering disalah persepsikan oleh masyarakat. Banyak masyarakat yang menyangka bahwa BTP...' Tag: Mengosongkan sebagian besar isi |
k clean up |
||
Baris 1:
== BTP (Bahan Tambahan Pangan ) FOOD ADDVITES ==
BTP atau Bahan Tambahan Pangan sering disalah persepsikan oleh masyarakat. Banyak masyarakat yang menyangka bahwa BTP sangatlah membahayakan. Padahal tidak semua jenis BTP itu berbahaya, bahkan pada pangan tertentu memerlukan BTP agar tidak berbahaya.<ref>DetikHealth. 2013. BPOM.Pangan Tertentu Bisa Bahaya Jika Tanpa Bahan Tambahan Pangan</ref>
Berdasarkan Permenkes Nomor 033 Tahun 2012, BTP dibedakan menjadi BTP yang diizinkan dan BTP yang dilarang atau berbahaya untuk digunakan. Untuk BTP yang diizinkan, penggunaannya harus diberikan pada batasan dimana konsumen tidak menjadi keracunan dengan mengkonsumsi tambahan zat tersebut yang dikenal dengan istilah ambang penggunaan. Sementara untuk kategori BTP yang dilarang, penggunaan dengan dosis sekecil apapun tetap tidak diperbolehkan.
Ada beberapa faktor penyebab masyarakat masih menggunakan BTP berbahaya antara lain faktor ekonomi, pengetahuan dan penegakan hukum. Terdapat 3 jenis BTP berbahaya yang sering digunakan pada masyarakat diantaranya yaitu formalin, boraks dan Rhodamin B.<ref>Wahyudi, J. 2017. Mengenali Bahan Tambahan Pangan Berbahaya. Jurnal Litbang. 13 (1). hlm 3.</ref>
Baris 48 ⟶ 47:
== Golongan BTP dan Jumlahnya ==
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 033 Tahun 2012 tentang BTP atau Bahan Tambahan Pangan, terdapat 27 golongan BTP yang digunakan dalam pangan, sebagai berikut:
{| class="wikitable"
Baris 145 ⟶ 144:
* Formalin
Formalin adalah larutan 30-50% gas formaldehid (CH2O) yang sering dipakai dalam pengawetan mayat, disinfektan, antiseptic serta digunakan dalam industry plastik, anti busa, kertas, karpet, tekstil, bahan konstruksi, cat dan mebel (BPOM, 2004). Walaupun dilarang formalin banyak disalahgunakan pada bahan makanan seperti pengawetan ikan, tahu, mie dan bakso.
Mengkonsumsi formalin dalam dosis yang cukup tinggi dapat mengakibatkan efek langsung pada kesehatan terutama pada sistem syaraf dan sistem pencernaan dengan gejala kejang-kejang, muntah dan diare. Hal ini disebabkan oleh sifat formalin yang sangat reaktif terhadap lapisan lender pada saluran pernafasan dan pencernaan.<ref>Wahyudi, J. 2017. Mengenali Bahan Tambahan Pangan Berbahaya. Jurnal Litbang. 13 (1). hlm 7.</ref>
* Boraks
Boraks (Na2 B4 O7 10H2 O) dan asam borat (H3BO3) berupa serbuk kristal putih, tidak berbau dan larut dalam air. Boraks digunakan untuk deterjen, mengurangi kesadahan, dan antiseptik lemah. Boraks banyak disalahgunakan untuk ditambahkan pada makanan misalnya pada mie, kerupuk, makanan ringan, bakso, lontong, macaroni dengan tujuan memperbaiki warna, tekstur dan falvor.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks baik dengan dosis rendah maupun tinggi membahayakan bagi kesehatan. Konsumsi boraks pada dosis rendah tidak menimbulkan dampak secara langsung terhadap kesehatan, namun menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan dalam jangka panjang sebab boraks akan terakumulasi di organ hati, otak dan testis.<ref>Amir, S., Sirajuddin, S., Zakaria. 2014. Analisis Kandungan Boraks Pada Pangan Jajanan Anak di SDN Kompleks Lariangbangi Kota Makassar. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Makassar: Universitas Hasanuddin.</ref> Konsumsi boraks dengan dosis tinggi akan memberikan dampak langsung terhadap tubuh dengan gejala pusing, muntah, mencret dan kram perut. Bahkan boraks dapat menyebabkan kematian apabila dikonsumsi dengan dosis 5 gram oleh orang dewasa.<ref>Nurkholidah, M., Ilza & Jose, C. 2012. Analisis Kandungan Boraks Pada Jajanan Bakso Tusuk di Sekolah Dasar Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar. Jurnal Ilmu Lingkungan. 6 (2).</ref>
* Rhodamin B
Rhodamin B memiliki rumus molekul C28H31N2O3Cl dan berbentuk serbuk kristal bewarna kehijauan. Rhodamin B adalah pewarna sintesis yang dibuat dari metanlinilat dan dipanel alanin. Rhodamin B sering dipakai untuk mewarnai produk pangan seperti kerupuk, terasi, makanan ringan, manisan, kembang gula, sirup, cendol, minuman ringan, saos dan lain-lain. Makanan yang mengandung Rhodamin B biasanya lebih terang atau mencolok warnanya dan memiliki rasa agak pahit.
Mengkonsumi produk pangan yang mengandung Rhodamin B sangat berbahaya bagi kesehatan baik jangka pendek amupun jangka panjang. Mengkonsumsi Rhodamin B pada konsentrasi tertentu akan menyebabkan kerajunan dengan gejala terjadinya iritasi saluran pernafasan, kulit, mata, saluran pencernaan. Dalam jangka panjang, mengkonsumsi Rhodamin B dapat menyebabkan gangguan fungsi hati dan menyebabkan kanker.<ref>Lestina, I. B. et al. 2013. Analisis Kandungan Rhodamin B dan Pemanis Buatan (Sakarin) Pada Buah Semangka (Citrullus Lanatus) yang Dijual di Pasar Tradisional dan Pasar Moderen Kota Medan Tahun 2013. Lingkungan & Kesehatan kerja. 2(3).</ref>
== Aplikasi Ayo Cek BTP ==
|