Sejarah hak asasi manusia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
rujukan sama
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Subbagian dengan huruf tebal)
Baris 82:
# KRIS, Pasal 36 – Pasal 40<ref name=":12" />.
 
=== '''Periode 1950-1959''' ===
Pada massa ini, perkembangan tentang [[Hak asasi manusia|Hak Asasi Manusia]] dipengaruhi oleh [[sistem pemerintahan]] [[Indonesia]] yang berubah<ref name=":2">{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2020-02-12|title=Demokrasi Indonesia Periode Parlementer (1949-1959) Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/12/173000969/demokrasi-indonesia-periode-parlementer-1949-1959|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2021-06-07}}</ref>. Pada periode ini, [[sistem politik]] [[Indonesia]] dipengaruhi oleh [[Liberalisme|sistem liberalisme]] dan [[Parlemen Eropa|parlementer]]<ref name=":2" />, dengan diberlakukannya [[Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia|UUDS]] sejak 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959<ref name=":2" />. Aktualisasi [[Hak asasi manusia|Hak Asasi Manusia]] pada periode ini, di antaranya:
 
Baris 97:
* [[Konvensi]] tentang [[Politik|hak politik]] perempuan yang berisi tentang hak perempuan tanpa [[diskriminasi]] dan hak perempuan untuk mendapatkan jabatan publik<ref name=":12" />.
 
=== '''Periode 1959-1966''' ===
Sejak diberlakukannya [[Dekret Presiden 5 Juli 1959|Dekrit Presiden 5 Juli 1959]], oleh [[Presiden Soekarno]]<ref name=":3">{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2020-02-12|title=Demokrasi Indonesia Periode Demokrasi Terpimpin (1959-1965) Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/12/183000469/demokrasi-indonesia-periode-demokrasi-terpimpin-1959-1965|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2021-06-07}}</ref>, [[Pemerintah|sistem pemerintahan]] menjadi [[demokrasi terpimpin]].<ref name=":3" /> Hal ini berdampak kepada [[sistem politik]] yang berada di bawah kendali [[Presiden]] sepenuhnya.<ref name=":3" /> Oleh karena itu, kebebasan untuk berpendapatm berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pikiran dengan tulisan sangat dibatasi.<ref name=":3" />
 
Baris 110:
Beberapa kasus tentang pelanggaran [[Hak asasi manusia|HAM]] pada masa [[Orde Baru]] di antaranya kasus [[Tanjung Priok (disambiguasi)|Tanjung Priok]], [[Kedungombo|Kedungombu]], [[Lampung]], dan [[Aceh]]<ref name=":12" />. Meskipun terjadi beberapa pelanggaran [[Hak asasi manusia|HAM]] yang dilakukan oleh Pemerintah, masih banyak [[masyarakat]] yang peduli dengan [[Hak asasi manusia|HAM]]<ref name=":12" />. Desakan [[masyarakat]] tersebut membuat pemerintah luluh dan sepakat mendirikan [[Komisi Nasional Hak Asasi Manusia]] (Komnas HAM)<ref name=":12" />. Tujuan dari organisasi ini yaitu, untuk menyelidiki dan memantau pelaksanaan HAM<ref name=":12" />, memberikan pendapat, pertimbangan<ref name=":12" />, dan sarana kepada pemerintah terkait pelaksanaan [[Hak asasi manusia|HAM]]<ref name=":12" />.
 
=== '''Periode 1966 – 1998''' ===
Kejadian pemberontakan [[Gerakan 30 September|G30S/PKI]] tanggal 30 September 1966, membawa [[Indonesia]] pada masa kelam<ref name=":4">{{Cite web|last=Chairunnisa|first=Ninis|date=2018-09-30|title=Jalan Panjang Mencari Keadilan Korban HAM Pasca G30S 1965|url=https://nasional.tempo.co/read/1131618/jalan-panjang-mencari-keadilan-korban-ham-pasca-g30s-1965|website=Tempo|language=en|access-date=2021-06-07}}</ref>. Pada masa ini, [[Hak asasi manusia|Hak Asasi Manusia]] diaggap sebagai produk pemikiran dari Barat (asing)<ref name=":4" />. Fokus utama pada periode ini adalah pembangunan untuk [[Indonesia]], namun [[Hak asasi manusia|Hak Asasi Manusia]] dianggap sebagai penghambat untuk pembangunan<ref name=":4" />.