Sinetron ini menceritakan tentang keseharian dalam kegiatan [[birokrasi]] yang ada di sebuah kelurahan bernama ''Kampung Bengek''. Biasanya kantor kelurahan menjadi latar utama, dimanadi mana warga Kampung Bengek bisa melapor maupunatau menyampaikan keluhan tentang apa saja, terutama kepada [[RT]] ([[Bolot]]) yang nantinya akan disampaikan kepada [[lurah]] ([[Sanan]]), yangdan nantinyakemudian akan dilakukan tindakan untuk mengatasi berbagai permasalahan dan bisayang juga kepadadibantu oleh para [[Hansip]] ([[Malih]], [[Nur Tompel]], [[H. Bodong]]) yang sedang ditugaskan, apabila RT dan lurah sedang tidak ada di kantor.
Namun, [[RT]]([[Bolot]]) memiliki gangguan pendengaran atau [[ketulian| ''budeg'']] sehingga seringkali tidak ''nyambung'' apabila diajak bicara, baik itu pada lurah ataubeserta para hansipnya, maupun warga yang melapor. Hal itu cukup membuat kesal dan membuat lawan bicara RT Bolot harus berbicara dengan nada keras supaya RT Bolot mendengar apa yang dia bicarakan, walaupun kadangkala sering tidak digubris oleh RT Bolot yang tentunya mengundang gelak tawa penonton dan diiringi alunan suara musik [[kendhang | gendang]] khas [[lenong]] [[suku Betawi|Betawi]].