[[File:Christological spectrum-o2p.svg|thumb|300px|Pandangan-pandangan Gereja di Timur pada spektrum kristologis abad ke-5 sampai abad ke-7 (biru muda)]]
{{Utama|Nestorianisme|Skisma Nestorian}}
[[Nestorianisme]] adalah doktrin [[kristologi]]s yang menitikberatkan perbedaan antara kodrat insani dan kodrat ilahi [[Yesus]]. Doktrin ini dinisbatkan kepada [[Nestorius]], [[Patriark Oikumenis Konstantinopel|Batrik Konstantinopel]] dari tahun 428 sampai tahun 431. Doktrin Nestorius merupakan puncak pencapaian mazhab filsafati yang dikembangkan para sarjana [[Perguruan Katekese Antiokhia]], teristimewa [[Teodorus dari Mopsuestia]], guru Nestorius. NestoriusKontroversi memicu kontroversitimbul ketika Nestorius secara terbuka menggugat pemberian gelar ''[[Theotokos|Teotokos]]'' (arti harfiahnya "Sang Pelahir Allah") kepada [[Maria|Maria, ibunda Yesus]],.{{sfn|Foltz|1999|p=63}} yangMenurut iaNestorius, anggapmenyebut Maria sebagai penyangkalan''Teotokos'' sama saja dengan terhadapmemungkiri kesejatian kodrat insani Kristus. Nestorius mengemukakan bahwa Yesus memiliki dua kodrat yang tidak benar-benar menyatu, yakni kodrat ilahi sebagaiselaku [[Logos]] dan kodrat insani sebagaiselaku Yesus, dan oleh karena itu mengusulkan gelar ''[[Kristotokos]]'' (arti harfiahnya "Sang Pelahir Kristus") yang ia anggap lebih pantas. Pernyataan-pernyataan nestorius menuai kritik dari rohaniwan-rohaniwan terkemuka lainnya, terutama [[Sirilus dari Aleksandria|Sirilus]], [[Patriark Aleksandria|Batrik Aleksandria]], salah seorang pemimpin sidang [[Konsili Efesus]] tahun 431 yang [[ajaran sesat|membidatkan]] Nestorius dan mencopotmemecatnya dari jabatan batriknyabatrik.{{sfn|Seleznyov|2010|p=165–190}}
Selepas tahun 431, para pejabat pemerintah Kekaisaran Romawi menindasberusaha melenyapkan paham Nestorianisme. Inilah alasan umat Kristen di Persia menyukai Nestorianisme,. danMenganut denganpaham demikianyang menghilangkanditentang pemerintah Romawi adalah cara untuk menghapus kecurigaan pemerintah Persia bahwa merekaumat Kristen di Persia adalah antek-antek Kekaisaran Romawi.<ref name=Britannica/><ref name=BritannicaNestorius>[http://www.britannica.com/EBchecked/topic/409867/Nestorius "Nestorius"]. ''Encyclopædia Britannica''. Temu balik tanggal 11 November 2018.</ref>
Tidak lama sesudah [[Konsili Kalsedon]] tahun 451, barulah Gereja di Timur merumuskan teologi yang berbeda dari Nestorianisme. Rumusan teologi yang berbeda ini pertama kali diadopsi di dalam [[Sinode Bet Lapat]] tahun 484., Teologi tersebutdan dikembangkan lebih lanjut pada permulaan abad ke-7, ketika Kekaisaran Persia Sasani berhasil mencaplokmendaulat daerah luas yang didiami umat Suryani Barat dari Kekaisaran Romawi. Banyak di antara merekaumat menganutSuryani Barat tersebut mengusung teologi [[miafisitisme|miafisit]] [[Gereja Ortodoks Oriental|Ortodoks Oriental]], yang disebut "Monofisitisme" ([[Eutikianisme]]) oleh lawan-lawan mereka, yakni pandangan teologi yang sangat bertolak belakang dengan Nestorianisme. Kebijakan Gereja di Timur ini mendapatkan dukungan dari Syah [[Khosrau II]] dan Syahbanu [[Syirin]]. Terinspirasi ketokohanKetokohan [[Teodorus dari Mopsuestia]], menginspirasi [[Babai Agung]] (551−628) untuk menjabarkan doktrin-doktrin, teristimewaGereja di dalamTimur karyasecara tulisnya,tertulis. Doktrin-doktrin di dalam ''Kitab Persatuan'', yang ditulis Babai Agung menjadi [[kristologi]] normatif Gereja di Timur. Babai Agung menegaskan bahwa kedua ''qnome'' (istilah [[bahasa Suryani|Suryani]], bentuk jamak dari ''qnoma'', tidak benar-benar berpadanan dengan istilah Yunani φύσις, ''fisis'', οὐσία, ''usia'', maupun ὑπόστασις, ''hipostasis''){{sfn|Kuhn|2019|p=130}} Kristus tidak bercampur tetapi kekal manunggal di dalam ''parsopa'' ({{lang-el|πρόσωπον}}, ''[[prosopon]]'', "persona") Kristus yang satu. Seperti yang juga terjadi pada istilah Yunani φύσις (''[[fisis]]'') dan ὐπόστασις (''[[hipostasis]]''), istilah-istilah Suryani tersebut kadang-kadang dimaknai lain dari maksud sebenarnya, terutama istilah "dua ''qnome''" yang ditafsirkan secara keliru sebagai "dua individu".{{sfn|Brock|1999|p=286−287}}{{sfn|Wood|2013|p=136}}<ref>[https://books.google.com/books?id=5hPODAAAQBAJ&pg=PT18&dq=qnome+babai&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwia-771hoHeAhXMFsAKHRzVA3wQ6AEILTAB#v=onepage&q=qnome%20babai&f=false Hilarion Alfeyev, ''The Spiritual World Of Isaac The Syrian'' (Liturgical Press 2016)]</ref>{{sfn|Brock|2006|p=174}} Sebelum itu, Gereja di Timur menerima ungkapan-ungkapan yang cukup luwes, kendati masih di dalam batas-batas teologi [[diofisit]], tetapi sejak sinode Babai Agung tahun 612 yang mengundangkan rumusan "dua ''qnome'' di dalam Kristus", terbentuklah perbedaan kristologis yang paripurna di antara Gereja di Timur dan Gereja-Gereja [[Kristen Kalsedon|Kalsedon]] di "Barat".{{sfn|Meyendorff|1989}}{{sfn|Baum|Winkler|2003|p=28-29}}{{sfn|Payne|2009|p=398-399}}
Keabsahan penisbatan Nestorianisme kepada [[Nestorius]], tokoh yang dihormati Gereja di Timur sebagai [[santo]], dipertanyakan.{{sfn|Bethune-Baker|1908|p=82-100}}{{sfn|Brock|1996|p=23–35}} David Wilmshurst berpendapat bahwa berabad-abad lamanya "kata 'Nestorian' digunakan baik sebagai istilah yang melecehkan oleh pihak-pihak yang tidak sejalan dengan teologi Suryani Timur maupun sebagai istilah kebanggaan oleh banyak pihak yang membela teologi Suryani Timur [...] dan sebagai istilah deskriptif yang netral dan dirasa tepat oleh pihak-pihak lain. Sekarang ini istilah tersebut pada umumnya dirasakan mengandung stigma tertentu".{{sfn|Wilmshurst|2000|p=4}} Sebastian P. Brock mengemukakan bahwa "keterkaitan Gereja di Timur dengan Nestorius sesungguhnya renggang, dan tindakan terus-menerus menyebut Gereja itu sebagai Gereja 'Nestorian', dari kaca mata sejarah, benar-benar menyesatkan dan tidak tepat, selain merupakan sebutan yang sangat menistakan dan tindakan yang menyalahi adab ekumene".{{sfn|Brock|2006|p=14}}
|