Melalui surat-suratnya yang ditujukan kepada [[Stella Zeehandelaar]], Kartini mengaku bahwa dia sudah mendengar bisikan perubahan jauh sebelum dia mengenal kata “emansipasi” dari teman-temannya yang berada di Eropa. Jiwa emansipasi sudah lebih dahulu dikenalnya daripada namanya. Dia hanya bisa memberi nama: perubahan. Hal itu menunjukkan bahwa gerakan feminisme telah mencapai taraf klimaks dan sukses dalam memperjuangkan harkat dan martabat kaum wanita.<ref>{{Cite web|last=Izad Minggu|first=Rohmatul|date=12 November 2017|title=Emansipasi|url=https://geotimes.id/opini/emansipasi/|website=Geotimes|access-date=1 Juli 2021}}</ref>
<blockquote>Ada bisikan-bisikan yang menekan hatiku, membuahkan kerinduan akan perubahan untuk sebuah masa. Bisikan itu tidak hanya datang dari luar, dari mereka yang sudah beradap, dari benua Eropa. namunNamun, sudah sejak ketika kata ‘emansipasi’"emansipasi" belum terdengar olehku, ketika kata itu belum punya arti bagiku, dan artikel-artikel dan buku-buku tentang hal itu masih jauh dari jangkauan, telah tumbuh dalam diriku kerinduan yang teramat kuat akan sebuah kebebasan dan kemerdekaan. Keadaan dan situasi di sekeliling sungguh mengiris hatiku, membawa kepedihan yang dalam.<ref name=":02" /></blockquote>
Jadi, Kartini menginginkan perubahan. Seluas mana dan secepat apa perubahan itu harus dilakukan ''–'' hal itu menjadi pemikirannya yang tidak pernah hentiberhenti.<ref>{{Cite Yangbook|last=Nurcholish|first=Ahmad|date=2018|title=Celoteh pasti,R.A. perubahanKartini: 232 Ujaran Bijak Sang Pejuang Emansipasi|location=Jakarta|publisher=Elex Media Komputindo|isbn=978-602-0455-99-0|pages=232|url-status=live}}</ref> Perubahan itu yang pasti harus mulaidimulai dari dirinya, daridan lingkungannya. IaDia siap mengambil risiko dalam perubahan itu. ObseiObsesinya Kartini pdakepada perubahan begitu kuat, sampaisehingga dia siap bersembunyi dalam perubahan itu ''–'' tidak perlu tampil. Dia juga terobsesi padakepada perubahan karena tanpanya dia akan terus menderita, ''–'' orang lain juga. Demikianlah kerinduannya akan perubahan bersifat sosial.<ref>{{Cite book|last=Safwan|first=Mardanas|last2=Kutoyo|first2=Sutrisno|date=2001|title=R.A. Kartini: Riwayat Hidup dan Perjuangannya|location=Jakarta|publisher=Mutiara Sumber Widya|isbn=978-979-9331-17-5|pages=45|url-status=live}}</ref> Isi perubahan itu kurang lebih inisebagai berikut.<ref name=":02" />
<blockquote>“perempuanWanita modern dan independen, yang melangkah dengan percaya diri dalam hidupnya, ceria dan kuat, antusias dan punya komitmen, bekerja tidak hanya untuk kepuasan dirinya, namuntetapi juga memberikan dirinya untuk masyarakat luas, bekerja untuk kebaikan sesamanya.”<ref name=":02" /></blockquote>
Itulah kurang lebih arah dari perubahan yang diimpikan oleh Kartini. Itulah arti emansipasi bagi seorang Kartinidirinya. Itulah ukuran yang baru yang dipakaidipakainya Kartini untukdalam menilai hidupnyakehidupannya dansendiri hidupmaupun orang lain. Perubahan itu kiranya juga sudah menjadi kehendak zaman. Informasi yang diterimanya dari berbagai penjuru dunia hanya menegaskan bahwa perubahan itu sudah menjadi tuntutan banyak orang.<ref name=":02" />
Perubahan itu kiranya juga sudah menjadi kehendak zaman Informasi yang ia terima dari pelbagai penjuru dunia hanya menegaskan bahwa perubahan itu sudah menjadi tuntutan banyak orang.
== Lihat pula ==
|