Literalisme biblis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 12:
{{see also|Kanon Alkitab|Deuterokanonika}}
[[File:Origen.jpg|thumb|right|[[Origenes]], gambar imajinatif karya [[André Thévet]]]]
Penghargaan yang tinggi terhadap pustaka-pustaka keagamaan di dalam tadisi-tadisi [[Yahudi-Kristen]] tampaknya berkaitan dengan proses [[Perkembangan kanon Alkitab Ibrani|kanonisasi]] [[Alkitab Ibrani]] yang berlangsung beberapa abad lamanya, kira-kira sejak tahun 200 SM sampai tahun 200 M. Dalam tradisi Yahudi, perkataan-perkataan tersurat yang dijunjung tinggi itu adalah saluran langsung menuju [[filsafat budi|budi]] Allah, dan [[Yudaisme Rabinik|mazhab-mazhab Yahudi Rabani]] terkemudian mendorong tumbuhnya kesarjanaan penunjang untuk mendampingi agama yang berkesastraan itu.<ref>McDonald & Sanders, penyunting, ''The Canon Debate'', halaman 4.</ref> Demikian pula [[Kanon Alkitab
Karena sudah terbiasa membaca dan menafsirkan [[sastra Yunani Kuno|susastra Helenistis]], [[Bapa Gereja]] [[Origenes]] (184-253 M) mengajarkan bahwa beberapa bagian Alkitab wajib ditafsirkan secara tidak-harfiah. Berkenaan dengan riwayat penciptaan di dalam [[Kitab Kejadian]], Origenes mengemukakan di dalam risalahnya bahwa "siapakah yang sedemikian bodoh sehingga percaya bahwa Allah ... menata sebuah firdaus di Eden, di sebelah timur, lalu menumbuhkan di dalamnya sebatang pohon hayat yang kasat mata lagi dapat diraba ... [dan] barang siapa yang mencicipi buah pohon itu dengan gigi jasmaninya niscaya beroleh kehidupan kekal?"<!-- He also believed that such [[hermeneutics]] should be applied to the gospel accounts as well.<ref>{{cite book|last1=MacCulloch|first1=Diarmaid|title=Christianity: The First Three Thousand Years |url=https://books.google.com/books?id=7x4m20TRYzQC&pg=PT148 |date=2009|publisher=Viking Penguin|location=New York|isbn=978-0-670-02126-0|page=151}}</ref>
|