Anisakiasis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Baris 6:
<small>"Anisakis spp., Tipe I terdiri atas lima spesies (''Anisakis simplex sensu strico, A. simplex C, A. typical, A. ziphidorum''). Sedangkan Anisakis spp., Tipe II terdiri atas tiga spesies (''A. physeteris, A. brevispiculata, dan A. paggiae'').</small> <small>Perbedaan dari 2 tipe tersebut didasarkan pada ukuran ventrikulus dan keberadaan mukron pada ujung posterior. Anisakis Type I memiliki ventrikulus yang lebih panjang dan terdapat mukron pada ujung posterior. Sedangkan Anisakis Type II ventrikulus lebih pendek dan tidak memiliki mukron”</small> <ref>{{Cite journal|last=ZULFIKAR|first=NIM : 08C10432015|date=2013|title=IDENTIFIKASI ISI LAMBUNG IKAN TUNA (Thunnus alalunga) DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN UJONG BAROH, KABUPATEN ACEH BARAT|url=http://utu.ac.id/|language=en|publisher=Universitas Teuku Umar Meulaboh}}</ref>
 
Di Indonesia, spesies ''A. typica'' ditemukan pada Perairan Bali, Perairan Selat Makassar dan Perairan Laut Sawu.<ref name=":3">{{Cite journal|last=Cindy Soewarlan|first=Lady|date=2016-12|title=POTENSI ALERGI AKIBAT INFEKSI Anisakis typica PADA DAGING IKAN CAKALANG|url=http://dx.doi.org/10.6066/jtip.2016.27.2.200|journal=Jurnal Teknologi dan Industri Pangan|volume=27|issue=2|pages=200–207|doi=10.6066/jtip.2016.27.2.200|issn=1979-7788}}</ref>. Selain itu, ditemukan pula parasit anisakis pada ikan tongkol ''[[Tongkol lisong|Auxis rochei]]'' dan ikan layang ''[[Decapterus russelli]]'' di Perairan Sulawesi Barat.<ref name=":2" />.
 
== Penyebab ==
Anisakis berada dalam makanan laut, yaitu pada ikan-ikan yang menjadi inang perantara yang kemudian dikonsumsi (baik oleh manusia maupun hewan lain).<ref name=":4">{{Cite journal|last=Adawiyah|first=Robiatul|last2=Maryanti|first2=Esy|last3=E.Siagian|first3=Forman|date=2017-12-29|title=Anisakis sp. dan Alergi yang Diakibatkannya|url=http://dx.doi.org/10.26891/jik.v8i1.2014.38-45|journal=Jurnal Ilmu Kedokteran|volume=8|issue=1|pages=38|doi=10.26891/jik.v8i1.2014.38-45|issn=1978-662X}}</ref>. Ikan yang banyak dilaporkan terinfeksi oleh larva cacing ini adalah ikan laut yang ditangkap di daerah dekat pantai atau pesisir.<ref name=":5">{{Cite journal|last=Siagian|first=Forman Erwin|last2=Maryanti|first2=Esy|date=2021-01-07|title=Anisakiasis Pada Ikan Laut Di Indonesia: Prevalensi, Sebaran Dan Potensi Patogenitasnya Pada Manusia|url=http://jik.fk.unri.ac.id/index.php/jik/article/view/209|journal=Jurnal Ilmu Kedokteran|language=en-US|volume=14|issue=1|pages=11–23|doi=10.26891/JIK.v14i1.2020.11-23|issn=2715-4467}}</ref>. Infeksi parasit ini terjadi akibat mengonsumsi produk makanan laut mentah ataupun kurang matang (''undercooked'') dan biasanya menyerang dinding lambung atau usus manusia. Ikan yang rentan terinfeksi termasuk dalam golongan ikan karnivora yang memakan avertebrata seperti moluska, kopepoda, atau krustasea.<ref name=":0" /><ref name=":1" />. Namun, nilai derajat infeksi oleh Anisakis pada setiap ikan berbeda. Adapun beberapa faktor yang memengaruhi nilai insidensi dan derajat infeksi parasit dalam tubuh inang antara lain sistem imun ikan, ukuran ikan, kondisi perairan, musim, habitat ikan, jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad ikan.<ref name=":1" />
 
Alergi akibat anisakiasis ini banyak dilaporkan pada beberapa daerah yang preferensi konsumsi ikan dalam keadaan mentah lebih tinggi. Meskipun, beberapa penelitian mengatakan anisakiasis ini tidak dapat ditularkan antara manusia satu dengan yang lain. Selain itu, kemajuan teknologi dalam pengolahan pangan seperti pengalengan ikan dan semakin majunya sistem transportasi memungkinkan meluasnya penyebaran produk laut yang tercemar Anisakis. Beberapa peneliti mengatakan bahwa alergi akibat ''Anisakis sp''. dapat juga terjadi akibat kontak tanpa harus mengkonsumsi daging ikan yang tercemar. Selain itu, ikan hasil budidaya juga memiliki potensi terinfeksi ''Anisakis sp.''<ref name=":4" />
 
== Patofisiologi Penyakit ==
Telur parasit ditularkan dengan feses dari inang definitif (mamalia laut) ke lingkungan laut tempat mereka menetas dan berkembang menjadi tahap ke-2 larva parasit (embrio). L2 yang berenang bebas dan tertelan oleh krustasea akan menjadi dewasa dengan bentuk larva L3. Krustasea yang terinfeksi dapat termakan oleh ikan seperti ''rockfish'', ''herring'', ikan kembung, salmon dan ikan teri atau cumi-cumi. Mamalia laut seperti lumba-lumba dan anjing laut dapat terinfeksi karena memakan inang perantara yang terinfeksi tersebut. Pada manusia, cacing dapat bermigrasi dari saluran pencernaan dan tertanam di mukosa saluran cerna.<ref name=":0" /> Pada manusia, larva akan mati dan menimbulkan peradangan, menyebabkan alergi, dan menyumbat usus.<ref name=":6">{{Cite web|last=Dewi|first=K|date=2018|title=Mengenal Gejala Infeksi Anisakis Simplex yang Ada pada Makarel Kaleng|url=http://lipi.go.id/lipimedia/Mengenal-Gejala-Infeksi-Anisakis-Simplex-yang-Ada-pada-Makarel-Kaleng/20325|website=Lipi.go.id|access-date=28 Mei 2021}}</ref>. [[Tropomiosin|Tropomyosin]] diduga menjadi alergen yang paling berpotensi dan menimbulkan respons alergi yang kuat karena struktur molekulernya. Waktu kelangsungan hidup Anisakis pada manusia sangat pendek dan biasanya akan terusir atau dihancurkan dalam beberapa hari atau minggu.<ref name=":0" />. Respons imun akibat anisakiasis meliputi respons imun bawaan dan adaptif (Th2, IL-4, IL-5) serta terjadi [[eosinofilia]].<ref name=":4" /> Kemudian, respon imun tersebut menghasilkan kadar IgE tinggi yang berperan dalam proses ''antibody dependent cell mediated cytotoxicity'' serta proteksi atopik. Terdapat penilitian mengenani mikrohabitat anisakiasis, khususnya ''A. typica'' menunjukkan bahwa sebagian besar parasit ditemukan pada dinding bagian luar usus, sebagian kecil ditemukan pada hati dan tidak ditemukan parasit pada otot dan jantung.<ref name=":2" />
 
== Gejala dan Dampak ==
Baris 24:
Anisakis sering ditemukan di organ dalam/viscera dan otot ikan. Diagnosis umumnya dibuat dengan endoskopi, radiografi, atau pembedahan<ref name=":7" /> dan untuk melakukan identifikasi spesies diperlukan analisis molekuler, yaitu dengan [[Polymerase Chain Reaction Restriction Fragment Length Polimorfism|PCR-RFLP]] dan/atau PCR-sekuensing. Namun, ada juga beberapa spesies larva L3 yang dapat dibedakan secara morfologi yaitu berdasarkan panjang mucronnya saja<ref name=":2" />
 
Infeksi Anisakis dapat menurunkan mutu gizi pangan. Terdapat penelitian yang menemukan bahwa konsentrasi protein daging ikan yang tidak terinfeksi lebih tinggi dari daging yang terinfeksi. Perbedaan ini diperkirakan disebabkan oleh sejumlah protein pada ikan yang terinfeksi menjadi berkurang akibat efek [https://www.idspecialists.sg/layanan-kami/jenis-infeksi/infeksi-parasitik/?lang=ms parasitik] pada ikan .<ref name=":3" />. Untuk perawatan anisakiasis mungkin memerlukan pengangkatan cacing dari tubuh dengan endoskopi atau pembedahan. Pengangkatan larva hidup secara endoskopik dari dinding saluran cerna dikenal sebagai pengobatan medis untuk cacing Anisakis tipe akut. Namun, hingga saat ini belum ada pengobatan farmakologis yang efektif untuk membunuh larva setelah dikonsumsi. Satu-satunya perlindungan terhadap ''Anisakis spp.'' adalah penyimpanan beku dan pengolahan makanan laut dengan benar.<ref name=":7" />.
 
== Pencegahan ==
[[Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat|FDA]] merekomendasikan hal berikut untuk persiapan atau penyimpanan makanan laut untuk membunuh parasit:<ref name=":7" /><ref>{{Cite web|last=Prevention|first=CDC-Centers for Disease Control and|date=2020-11-25|title=CDC - Anisakiasis|url=https://www.cdc.gov/parasites/anisakiasis/index.html|website=www.cdc.gov|language=en-us|access-date=2021-06-22}}</ref>:
 
'''Memasak (Seafood pada umumnya)''':
Baris 41:
c)    Pada -31°F (-35°C) atau lebih rendah hingga solid dan disimpan pada -4°F (-20°C) atau lebih rendah selama 24 jam.
 
Tidak seperti bakteri, jamur, dan virus, sebagian besar parasit mudah dihancurkan dengan menahan bahan mentah atau produk jadi pada suhu beku untuk jangka waktu tertentu. Selain itu, terdapat metode persiapan lain seperti:<ref name=":7" />:
 
1.     Penggaraman/ Marinasi
Baris 63:
Sebelumnya, hanya hidrogen peroksida yang dipercaya pengaruhnya terhadap ''Anisakis spp''. Namun, beberapa penelitian telah melaporkan efek signifikan tumbuhan terestrial yang digunakan dalam berbagai produk alami termasuk minyak esensial terhadap inaktivasi larva L3 ''Anisakis spp''.
 
Meskipun larva telah keluar dari tubuh ikan melalui proses alamiah selama berada di perairan ataupun telah dibersihkan dari tubuh ikan pada saat proses penanganan, peluang alergi tetap ada. Meskipun demikian, spesifitas respons antibodi setiap individu berbeda antara individu satu dengan individu lain. Selain dari proses pengolahan dan persiapan oleh konsumen, ketentuan barang impor juga sebaiknya diperketat.<ref name=":5" />.
 
== Referensi ==