Kitab-kitab '''deuterokanonikaDeuterokanonika'''{{efn|''Deuterokanonika'' secara [[harfiah]] berarti kriteria, aturan, atau asas kedua.}} ({{lang-en|deuterocanonical}}) adalah suatu istilah yang digunakan sejak abad ke-16 dalamdipakai [[Gereja Katolik Roma]] dan Gereja-Gereja [[KekristenanKristen Timur]] untuksejak mendeskripsikanabad berbagaike-16 sebagai sebutan bagi kitab-kitab dan bagian-bagian tertentu dari Kitab Suci [[Perjanjian Lama]] Kristen yang bukantidak merupakanmenjadi bagian dari [[Alkitab Ibrani]] saat ini. Istilah ini digunakan sebagaiuntuk pembedamembedakan dengankitab-kitab dan bagian-bagian tertentu tersebut dari kitab-kitab [[protokanonika]], yakni kitab-kitab yang terdapatmejadi dalambagian dari Alkitab Ibrani tersebut. Perbedaan ini sebelumnya menimbulkan perdebatan dalam [[Gereja perdana]] sehubungan dengan apakah kitab-kitab tersebut dapat digolongkan sebagai naskah-naskah [[Kanon Alkitab|kanonik]]. Istilah deuterokanonika digunakan sebagai suatu alasan kemudahan oleh [[Gereja Tewahedo Ortodoks Ethiopia]] dan Gereja lainnya untuk merujuk pada kitab-kitab Perjanjian Lama mereka yang bukan merupakan bagian dari [[Teks Masoret]].
Kitab-kitab deuterokanonik tersebutDeuterokanonika dianggap kanonik oleh kalangan [[Gereja Katolik|Katolik]], [[Gereja Ortodoks Timur]], [[Gereja Ortodoks Oriental]], dan [[Gereja daridi Timur]] (termasuk [[Gereja Asiria dari Timur|Gereja Asyur di Timur]]), tetapi tidak dianggap kanoniknonkanonik oleh kebanyakan kalangangereja dalam rumpun besar [[Protestanisme|Kristen Protestan]]. Kata ''deuterokanonika'' sendiri berasal dari [[bahasa Yunani]] yang kira-kira berarti "termasuk kanon kedua".
PenggunaanIstilah awal''deuterokanonika'' darimula-mula istilahdipakai tersebutuntuk membedakan [[kitab suci|kitab-kitab suci]] initersebut dari kitab-kitab yang dianggap ''[[apokrif|non-kanoniknonkanonik]]'', dan dari kitab yang dianggap ''[[protokanonik]]''., Namuntetapi beberapa versi [[Alkitab]] memasukkan naskahkitab-kitab yang berasal baik dari deuterokanonikaDeuterokanonika maupun kitab-kitab non-kanoniknonkanonik ke dalam satu bagian tertentutersendiri yang disebut "[[Apokrifa]]". Pengaturan demikiansemacam ini dapat menyebabkan terjadinya penyamaan keduadua istilah yang berbeda ("deuterokanonikdeuterokanonika" dan "apokrifapokrip"), karena istilah "deuterokanonikdeuterokanonika" tidak berarti "non-kanoniknonkanonik" (atau "apokrifapokrip").