Puspa (kayu): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: +{{Taxonbar|from={{subst:#invoke:WikidataIB|getQid}}}}
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Baris 24:
'''Puspa''', '''seru''', atau '''medang gatal''' (''Schima wallichii'') adalah sejenis pohon penghasil kayu pertukangan berkualitas sedang. Pohon ini termasuk ke dalam keluarga [[teh]] (Theaceae), dan menyebar luas mulai dari [[Nepal]], melalui [[Asia Tenggara]], hingga ke [[Papua Nugini]]. Disebut medang gatal karena pohon ini memiliki lapisan semacam [[miang]] di bawah pepagannya, yang keluar berhamburan ketika digergaji dan menimbulkan rasa gatal di kulit. Nama spesiesnya diberikan untuk menghormati [[Nathaniel Wallich|N. Wallich]] (1786 – 1854), ahli botani berkebangsaan [[Denmark]] yang telah berjasa mengembangkan Kebun Raya [[Kalkuta]].
 
Pohon ini juga dikenal dengan aneka nama daerah, seperti ''simartolu'' ([[bahasa Batak|Bat.]]); ''medang miang'' ([[bahasa Minangkabau|Mink.]]); ''mĕdang sĕru, sĕru'' ([[Bangka|Bk.]]); ''kĕmĕtru'' ([[bahasa Lampung|Lamp.]]); ''huru batu, huru manuk, puspa'' ([[bahasa Komering|Lamp.]]); ''cikoru, cekru'' ([[bahasa Sunda|Sd.]]); ''puspa'' ([[bahasa Jawa|Jw.]]).<ref name="heyne">Heyne, K. 1987. ''Tumbuhan Berguna Indonesia'', jil. '''3''': 1367-1368. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. (sebagai ''Schima bancana'' Miq. dan ''Schima Noronhae'' Reinw.)</ref>. Di [[Kabupaten Ketapang|Ketapang]], [[Kalimantan Barat]], pohon ini dikenal dengan nama ''penaga''.
 
== Pengenalan ==
Baris 42:
=== Kayu pertukangan ===
[[Berkas:Schim_walli_101101-8254_W_lap.jpg|jmpl|kiri|180px|Kayu puspa]]
Puspa terutama dihargai karena kayunya yang bermutu baik sebagai bahan ramuan rumah. Kayu ini lebih cocok dipakai sebagai balok dan tiang-tiang rumah dan jembatan daripada dibuat menjadi papan, karena papan kayu puspa cenderung bengkok atau melenting.<ref name="heyne"/>. Kayu puspa sebaiknya digunakan di bawah atap, misalnya sebagai tiang dan balok penyangga, kusen-kusen pintu atau jendela, panil kayu, lantai rumah, perkakas dan perabotan rumah, peralatan pertanian, ramuan perahu (di bagian dalam dan terlindung), kotak dan peti pengemas. Kayu puspa juga baik untuk membuat kayu lapis, papan serat, dan –setelah diawetkan– untuk [[bantalan rel]] [[kereta api]].<ref name="icraf_1491"/>
 
==== Sifat-sifat kayu ====
Baris 55:
Puspa menghasilkan kayu bakar yang berkualitas baik; energi yang didapat dari kayu gubalnya sekitar 19.980 [[Joule|kJ]]/[[kilogram|kg]]. Kayu puspa juga baik untuk dijadikan [[pulp]] dan [[kertas]].<ref name="icraf_1491"/>
 
Pepagannya menghasilkan zat pewarna, [[tanin]] yang terkandung di dalamnya digunakan untuk menyamak [[kulit]].<ref name="icraf_1491"/>. Dipakai untuk [[tuba|menuba]] [[ikan]] di [[Jawa Barat]]; dilaporkan bahwa pepagan puspa mengandung semacam glikosida seperti [[saponin]].<ref name="heyne"/>.
 
Daunnya, di [[Nepal]], dimanfaatkan sebagai pakan ternak.<ref name="icraf_1491"/>. Mahkota bunganya dan buahnya, setelah dikeringkan, dimanfaatkan sebagai jamu dan dijual di pasar sebagai ''cangkok'' atau ''buah cangkok''.<ref name="heyne"/>. Ramuan yang bersifat [[astringensia]] ini digunakan untuk mengobati penyakit rahim dan [[histeria]].<ref name="icraf_1491"/>.
 
Di timur-laut [[India]], penanaman puspa dikombinasikan dengan [[kapulaga sabrang|kapulaga]] dalam suatu sistem [[wanatani]] untuk melindungi tanah dan air. Di negara ini, puspa juga digunakan sebagai pohon penaung di perkebunan [[kopi]]. Di [[Indonesia]], puspa digunakan sebagai pelindung di hutan tanaman [[tusam]] dan [[damar (pohon)|damar]]. Selain itu, puspa juga baik untuk reklamasi lahan dan [[reboisasi]] daerah tangkapan air.<ref name="icraf_1491"/>