Sakdiyah Ma'ruf: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: +{{Authority control}} |
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>") |
||
Baris 22:
== Kehidupan pribadi dan Pendidikan ==
Diyah dilahirkan dalam sebuah keluarga keturunan Hadrami-Arab di [[Pekalongan]], [[Jawa Tengah]].<ref name=jakar>{{cite web|last =Tampubolon|first =Hans David|title =The angry hijabi who finds solace in comedy |work =The Jakarta Post|date =Nov 4, 2014|url =http://www.thejakartapost.com/news/2014/11/04/the-angry-hijabi-who-finds-solace-comedy.html}}</ref>
Mengenai orang tuanya, dia menyatakan bahwa mereka "sangat konservatif" dalam banyak hal selama masa kecilnya. Diyah ditekankan "untuk menikah dengan salah satu sepupu jauhnya," seperti yang telah dilakukan ibunya.<ref name=jakar/>
Meskipun keluarganya sangat konservatif, orang tua Diyah mengizinkannya mengkonsumsi budaya Barat, seperti acara televisi [[Full House]], Roseanne, dan MTV.<ref name=jakar/>
Diyah meraih gelar sarjana jurusan Bahasa Inggris dari [[Universitas Gadjah Mada]] (UGM) di [[Yogyakarta]] pada tahun 2009. Skripsinya adalah tentang ''stand-up comedy''. Pada November 2014, ia menyelesaikan pendidikan S2 dan memperoleh gelar master di UGM.<ref name=jakar/>
== Karier ==
Sejak 2009, Diyah telah bekerja penuh sebagai seorang interpreter profesional dan penerjemah.<ref name=jakar/>
Salah satu acara televisi yang pernah Diyah ikuti adalah acara [[Stand Up Comedy Show]] dan kompetisi [[Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV]] pertama pada tahun 2011, di mana Diyah lolos melalui audisi di [[Yogyakarta]]. Kompetisi tersebut mencatatkan namanya sebagai komika wanita pertama sekaligus komika wanita berhijab pertama di [[Indonesia]]. Namun dalam kompetisi tersebut, Diyah hanya tampil satu kali dengan materinya yang masih kental dengan Islam dan Perempuan. Setelah itu, Diyah akhirnya harus mengundurkan diri karena alasan untuk lebih fokus melanjutkan pendidikannya, meskipun akhirnya Diyah kembali muncul di babak ''grand final'' yang mempertemukan [[Ryan Adriandhy]] dan [[Insan Nur Akbar]] tersebut.
Hans David Tampubolon menulis dalam '' The Jakarta Post '' pada November 2014 yang menyatakan "di tengah ''stand-up comedy'' Indonesia yang lumpuh dan membosankan," Diyah telah memulai apa yang bisa dianggap sebuah revolusi, penampilan panggungnya acapkali membuat orang mengernyitkan dahi karena ia suka secara terang-terangan mengangkatbmasalah yang sangat kontroversial yang biasanya dihindari oleh komika populer lain demi menjaga wajah mereka di layar televisi Anda. Tampubolon menyatakan bahwa dengan tampilan dan popularitas yang berkembang, Diyah bisa dengan mudah menjadi pelawak bintang utama di TV, tetapi karena tuntutan terus-menerus oleh produsen TV agar dia menyensor materinya sendiri, ia memilih untuk melakukan sebaliknya, menyampaikan pesan tanpa sensornya secara langsung (live) untuk melestarikan seninya.<ref name=jakar/>
Beberapa tokoh yang berpengaruh terhadap kiprah dirinya antara lain [[Sarah Silverman]], [[Tina Fey]], [[Margaret Cho]], [[Roseanne]], [[Ellen DeGeneres|Ellen]], [[Kathy Griffin]], [[Robin Williams]], [[Stephen Colbert]], [[Chris Rock]], [[Ricky Gervais]], dan [[Jerry Seinfeld]]. Komika favoritnya adalah [[Louis CK]] <ref name=beast/> Dia digambarkan sebagai komika yang memiliki "keceriaan dari Williams, kepahitan Louis dan seperti Cosby, dia tidak pernah menggunakan kata-kata atau bersumpah serapah dalam memberikan pesannya.<ref name=jakar/>
Kebanyakan materi komedinya adalah tentang ekstremisme Islam; dia telah mengeluh selama hampir satu dekade setelah pengenalan demokrasi, "Indonesia telah menyaksikan pertumbuhan yang signifikan dari kaum Muslim ekstremid yang tidak mentolerir wanita dan minoritas untuk berbicara.<ref name=huff/>
== Penghargaan ==
|