Semusim di Neraka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 26:
 
== Catatan penerjemah ==
''Une Saison en Enfer'' yang diterjemahkan ke dalam [[bahasa Indonesia]] menjadi ''Semusim di Neraka'' oleh An. Ismanto<ref name=":2">{{Cite web|url=http://www.jualbukusastra.com/2012/12/semusim-di-neraka-kumpulan-puisi-arthur.html|title=Semusim di Neraka, Kumpulan Puisi Arthur Rimbaud|last=Jualan Buku Sastra|first=|date=12 Desember 2012|website=Jualan Buku Sastra|access-date=22 Juni 2020}}</ref> adalah kumpulan puisi yang ditulis Rimbaud pada 1873 atau ketika dirinya berusia 19 tahun.<ref>{{Cite web|url=https://www.history.com/this-day-in-history/french-poet-arthur-rimbaud-is-born|title=French Poet Arthur Rimbaud is Born|last=History.com|first=|date=tanpa tanggal|website=A & E Television Networks|access-date=23 Juni 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://poets.org/poet/arthur-rimbaud|title=Arthur Rimbaud|last=Academy of American Poets|first=|date=tanpa tanggal|website=Academy of American Poets|access-date=22 Juni 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://graphicarts.princeton.edu/2014/11/29/a-season-in-hell/|title=A Season in Hell|last=Graphic Arts Collection|first=|date=29 November 2014|website=Graphic Arts Collection (Special Collections, Firestone Library, Pricenton University)|access-date=22 Juni 2020}}</ref> Kumpulan puisi itu terbit di Brussel, tetapi sebagian besar isinya menumpuk di gudang percetakan hingga 1901 karena Rimbaud tidak bisa membayar biaya cetak. Barulah pada [[1895]], [[Paul Verlaine]] yang menjadi pasangan [[homoseksual|sesama jenis]] Rimbaud, menerbitkan karya ini secara lengkap.''{{sfnp|Kurnia|2019||p=46|ps=}}''
 
[[Berkas:Carjat Arthur Rimbaud 1872 n2.jpg|jmpl|250x250px|Arthur Rimbaud, penulis antologi puisi ''Semusim di Neraka.''|al=|kiri]]
Puisi tersebut tiba-tiba merebut perhatian, tetapi sempat meredup begitu saja dan tidak ada yang bisa melacak keberadaannya. Pada [[1883]], karya itu terlacak kembali ketika seorang importir kopi Arab yang sedang menuju ke [[Marseille]] dengan kapal bercerita kepada kenalannya tentang salah satu anak buahnya yang pendiam, tetapi terampil bekerja ''—'' Rimbaud. Kenalan itu terperanjat karena mengingat dan mengenalnya sebagai penyair yang 12 tahun sebelumnya melakukan debut di [[Paris]]. Selanjutnya, ketika importir tersebut kembali ke kantornya di [[Aden]], dia ingin berbincang tentang sastra dengan Rimbaud, tetapi anak buahnya yang mantan penyair itu menolak dan mengatakan bahwa puisi-puisinya "absurd, menggelikan, dan menjijikan". Saat itu, Rimbaud sendiri memang telah meninggalkan diri dari puisi dan sastra tahun [[1874]], ketika usianya belum genap 20 tahun.<ref>{{Cite web|url=http://sarbikita.blogspot.com/2013/02/buku-semusim-di-neraka-karya-arthur.html|title=Buku Semusim di Neraka Karya Arthur Rimbaud|last=Jualan Buku Sastra|first=|date=3 Maret 2015|website=Jualan Buku Sastra|access-date=16 Juni 2020}}</ref> Dia lalu berkelana ke berbagai tempat dan meninggal dunia di Marseille pada [[10 November]] [[1891]], ketika berusia 37 tahun karena menderita sinovitis dan [[kanker]] di lutut kanannya.''{{sfnp|Rocher|Santosa|2013|p=124|ps=}}{{sfnp|Kurnia|2019||p=47|ps=}}{{sfnp|Robb|2001||p=440–441|ps=}}''
 
Dalam cetakan kedua terjemahan bahasa Indonesia ini, dilakukan beberapa penyuntingan untuk mengikuti perkembangan kaidah penulisan bahasa Indonesia, misalnya konteks "di mana" untuk terjemahan "where" diganti menjadi "tempat". Selain itu, penyuntingan lainnya adalah beberapa salah kaprah yang murni kesalahan penerjemah, seperti ejaan "zaman", "hafal", dan "apa pun".''{{sfnp|Rimbaud|2020||p=17|ps=}}'' Antologi ini sendiri merupakan terjemahan atas terjemahan. Teks bahasa aslinya dalam [[bahasa Prancis]] awalnya diterjemahkan ke dalam [[bahasa Inggris]] oleh Suzanne Bernard dan Andre Guyaux di ''Rimbaud Ouvres.{{sfnp|Rimbaud|2020||p=8|ps=}}'' Teks terjemahan bahasa Inggris ini kemudian diterbitkan di situs Mag4.net dengan judul ''A Season in Hell.''<ref>{{Cite web|url=http://www.mag4.net/Rimbaud/Poesie.html|title=Index des Poèmes|last=Mag4.net|first=|date=tanpa tanggal|website=Mag4.net|access-date=18 Juni 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.mag4.net/Rimbaud/poesies/Season.html|title=A Season in Hell|last=Mag4.net|first=|date=tanpa tanggal|website=Mag4.net|access-date=18 Juni 2020}}</ref> Selain puisi panjang ''Semusim di Neraka'', antologi terjemahan tersebut juga memuat puisi Rimbaud yang lain, yaitu ''Kapal Mabuk'' yang berbentuk [[soneta]] dan ''Masa Kanak'' yang berbentuk naratif, serta disertai biografi tentang dirinya untuk mempermudah pembaca mengenalinya. Buku ini barangkali adalah yang pertama dan satu-satunya di [[Indonesia]] yang memuat karya Rimbaud secara tunggal.<ref name''{{sfnp|Rimbaud|2020||p=":2" />8|ps=}}''
 
Ismanto berpendapat bahwa karya tersebut berbobot dari segi [[filsafat]] maupun [[sastra]].<ref>{{Cite web|url=http://fbs.uny.ac.id/berita/mps-diskusi-dua-buku-terjemahan.html|title=Malam Perjamuan Sastra (MPS): Diskusi Dua Buku Terjemahan|last=Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta|first=|date=8 Mei 2013|website=Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta|access-date=16 Juni 2020}}</ref> Dia mendekati karya ini pertama-tama sebagai sebuah karya [[prosa]] agar lebih mudah menyampaikan makna kebahasaan dalam bahasa Indonesia ''—'' dan menyisihkan sama sekali persoalan aspek kebahasaan. Menurutnya, isi di balik makna kebahasaan itu (meta-semantik atau meta-metafora), sebagaimana dalam semua puisi, tentu saja harus disusun sendiri oleh pembaca berdasarkan penafsiran atas makna kebahasaan itu sendiri.''{{sfnp|Rimbaud|2020||p=8|ps=}}'' Dia menambahkan bahwa penerjemahan atas karya ini akan lebih bagus jika dilakukan secara langsung dari teks bahasa Prancis. Paling tidak, selisih antara teks bahasa Prancis dan terjemahannya di dalam bahasa Indonesia tidak sebesar selisih antara teks bahasa Indonesia dengan teks bahasa Inggris yang telah lebih dahulu diterjemahkan dari teks bahasa Prancis.''{{sfnp|Rimbaud|2020||p=8–9|ps=}}''
Baris 37:
== Bentuk puisi ==
[[Berkas:Une saison en enfer - 01.jpg|jmpl|al=|250x250px|Halaman sampul ''Une Saison en Enfer'' cetakan pertama tahun 1873 dalam bahasa Prancis.|kiri]]
Antologi puisi ini adalah karya terakhir Rimbaud karena puisi-puisinya yang lain dalam ''Illuminations'' ditulis sebelum ''Semusim di Neraka,'' meskipun diterbitkan belakangan oleh Verlaine.''{{sfnp|Rimbaud|2020||p=6–7|ps=}}'' Antologi tersebut awalnya hendak diterbitkan sebagai buku untuk umum. Namun, dikarenakan kekurangan dana atau Rimbaud sendiri yang sudah meninggalkan puisi dan sastra, karyanya ini hanya tersimpan di gudang percetakan hingga 1901.''<ref name{{sfnp|Rimbaud|2020||p=":3" />6–7|ps=}}''
 
Sebelum ''Semusim di Neraka'', Rimbaud memang pernah menulis karya yang gayanya mirip dan kemudian dikumpulkan dalam antologi ''Illuminations'' dan ''Phrases''. Kalimat-kalimatnya disusun seperti [[prosa]], tetapi memberikan efek pembacaan seperti puisi, misalnya intensifikasi pencerapan panca indra. Namun jauh sebelumnya, dia telah menulis sajak-sajak "konvensional", baik yang berbentuk kuatrin maupun soneta.''{{sfnp|Rimbaud|2020||p=7|ps=}}'' Dia menulis puisi sejak kecil, tetapi catatan karier pertamanya dimulai ketika berumur 13 tahun, yaitu ketika dia mengirimkan puisi berjumlah 16 baris dan berbahasa Latin kepada [[Napoleon Bonaparte]]. Ada catatan bahwa Napoleon menerima puisi tersebut, tetapi hilang ''—'' masyarakat tidak dapat mengetahui isinya.<ref name=":6">{{Cite web|url=https://indoprogress.com/2013/09/remeh-temeh-rimbaud/|title=Remeh-Temeh Rimbaud|last=Normanda|first=Nosa|date=5 September 2013|website=Indo Progress|access-date=22 Juni 2020}}</ref>
Baris 47:
== Tema ==
 
Bagi Rimbaud sendiri, puisi tersebut merupakan kesimpulan dari pencariannya.<ref name=":3">{{Cite web|url=http://www.jualbukusastra.com/2020/03/semusim-di-neraka-kumpulan-puisi-arthur.html|title=Semusim di Neraka Kumpulan Puisi Arthur Rimbaud|last=Jualan Buku Sastra|first=|date=28 Maret 2020|website=Jualan Buku Sastra|access-date=22 Juni 2020}}</ref> Puisinya itu mengalir dengan plot [[metafora]]-[[alegori]] dan berisi [[sarkasme]] maupun otokritik terhadap dirinya sendiri serta lingkungan sosialnya.<ref>{{Cite web|last=Indonesiana.id|first=|date=27 April 2019|title=Arthur Rimbaud|url=https://www.indonesiana.id/read/108155/arthur-rimbaud|website=Indonesiana.id|access-date=23 Juni 2020}}</ref>''{{sfnp|Miller|1962||p=119|ps=}}'' Puisinya dapat bertahan lama juga disebabkan karena kebeliaan usianya dalam membuat sarkasme.''{{sfnp|Fowlie|1966||p=44|ps=}}'' Sarkasme kepada bangsa dan dirinya sendiri menjadi semacam "cambukan" agar seseorang bisa yakin menatap masa depan. Hal tersebut merupakan semacam kebiasaan psikologis bahwa seseorang yang diejek oleh orang lain biasanya akan lebih bersemangat lagi untuk memperbaiki kehidupannya ''—'' dia akan bangkit dan berjuang serta membuktikan jika ejekan itu tidak benar.<ref name=":4">{{Cite web|url=https://www.poetryfoundation.org/poets/arthur-rimbaud|title=Arthur Rimbaud|last=Poetry Foundation|first=|date=tanpa tanggal|website=Poetry Foundation|access-date=22 Juni 2020}}</ref>''{{sfnp|Fowlie|1966||p=44–45|ps=}}''
 
Sarkasme ini dapat dilihat dalam salah satu penggal puisinya berikut:''{{sfnp|Rimbaud|2020||p=28|ps=}}''<blockquote>''Aku betul sadar bahwa aku selalu berasal dari ras inferior. Aku tak paham pemberontakan. Rasku tak pernah bangkit, kecuali untuk menjarah: seperti serigala mencabik-cabik hewan buas yang tak dibunuhnya.{{sfnp|Rimbaud|2020||p=28|ps=}}''</blockquote>
Baris 68:
Hingga kini, puisi-puisi Rimbaud, termasuk ''Semusim di Neraka'' telah dikenal oleh masyarakat luas. Puisi-puisinya juga mengantarkannya "kembali" ke [[Indonesia]]. Dia dikenal publik Indonesia paling tidak sejak [[1970-an]], yaitu ketika [[Wing Kardjo]] menerbitkan buku terjemahan sajak Prancis-nya. Dalam buku tersebut, diterjemahkan pula puisi Rimbaud yang berjudul ''Impian Musim Dingin'', sebuah puisi erotis yang disusun dalam bentuk soneta. Pengaruh perpuisiannya dalam karya sastra Indonesia yang paling kentara adalah di dalam sajak ''Pahlawan Tak Dikenal'' karya Toto Sudarto Bachtiar. Perbandingan sajak itu dapat dilihat dengan ''The Sleeper in the Valley'' karya Rimbaud.''{{sfnp|Rimbaud|2020||p=13|ps=}}''
 
Rimbaud sendiri memang pernah berada di [[Indonesia]] (saat itu masih bernama [[Hindia Belanda]]), tepatnya di [[Kota Salatiga]].''{{sfnp|Rohman|2020||p=116|ps=}}{{sfnp|Mason|2003||p=17–22|ps=}}'' Dia berusia 22 tahun ketika mendaftarkan diri sebagai serdadu ''[[Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger]]'' (KNIL), yang akan dikirim ke Hindia Belanda pada [[18 Mei]] [[1876]].<ref name=":0">{{Cite web|last=Matanasi|first=Petrik|date=10 November 2019|title=Arthur Rimbaud, Penyair Prancis yang Jadi Desertir KNIL di Jawa|url=https://tirto.id/arthur-rimbaud-penyair-perancis-yang-jadi-desertir-knil-di-jawa-djMo|website=Tirto.id|access-date=22 Juni 2020}}</ref>''{{sfnp|Dorleans|2006||p=474|ps=}}'' DalamJean Rocher dan Iwan Santosa dalam buku ''Sejarah Kecil Indonesia-Prancis 1800–2000'', Jean Rocher dan Iwan Santosa turut membahas mengenai perjalanan Rimbaud di [[Jawa]]. Keduanya menjelaskan bahwa durasinya ketika berada di Indonesia sangat pendek karena dia melakukan [[desersi]]. Pada 2 Agustus 1876, dia dan para serdadu tiba di [[Kota Semarang|Semarang]], tetapi mereka kemudian melarikan diri dengan kereta api karena melihat kekejaman [[kolonialisme]].''{{sfnp|Rocher|Santosa|2013|p=123|ps=}}'' Mereka lantas tiba di Stasiun Tuntang (saat itu Jenderal Janssens telah menandatangani kapitulasi dari pasukan Prancis-Belanda kepada jenderal Inggris bernama Auchmuty) dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.''{{sfnp|Rohman|2020||p=116|ps=}}'' Mereka dapat memasuki barak di Kota Salatiga dalam waktu dua jam dan akhirnya singgah di [[Rumah Dinas Wali Kota Salatiga]].''{{sfnp|Rocher|Santosa|2013|p=123|ps=}}'' Pada 15 Agustus 1876, dia tidak hadir dalam apel pagi dan dinyatakan hilang pada 30 Agustus 1876.<ref name=":0" /> Dia diam-diam kabur dengan memakai pakaian biasa supaya tidak mudah dikenali dan meninggalkan seragamnya di tangsi Salatiga.''{{sfnp|Rocher|Santosa|2013|p=124|ps=}}'' Dia lantas berjalan kaki dari Salatiga ke Semarang yang berjarak sekitar 48 kilometer. Tak ada catatan yang menjelaskan secara detail caranya bisa kembali ke [[Eropa]].<ref>{{Cite web|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/131676992/adakah-hubungan-antara-salatiga-arthur-rimbaud-dan-soekarno?page=all|title=Adakah Hubungan Antara Salatiga, Arthur Rimbaud, dan Soekarno?|last=Thamrin|first=Mahandis Yoanata|date=5 April 2019|website=National Geographic Indonesia|access-date=22 Juni 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://internasional.kompas.com/read/2012/04/29/09453966/Gila-gilaan.Orang.Hutan.Arthur.Rimbaud.di.Jawa?page=all|title=Gila-gilaan Orang Hutan: Arthur Rimbaud di Jawa|last=Patnistik|first=Egidius|date=29 April 2012|website=Kompas|access-date=23 Juni 2020}}</ref> Namun satu hal yang pasti, demi menghindari aparat [[Belanda]], mau tidak mau dia harus naik kapal non-Belanda.<ref name=":0" /> Setidaknya, menjelang tahun baru 1877 atau tanggal 31 Desember 1876, dia sudah berada di rumah keluarganya, yaitu di Charleville-Mézières.<ref>{{Cite web|last=Iqbal|first=Muhammad|date=22 Maret 2020|title=Desersi Sang Penyair Arthur Rimbaud|url=https://historead.co.id/desersi-sang-penyair-arthur-rimbaud/|website=Historead|access-date=23 Juni 2020}}</ref>''{{sfnp|Dorleans|2006||p=478|ps=}}''
<!--
== Penggalan awal puisi ==