Masjid Darul Falah Cikoneng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Masjid di Banten menggunakan HotCat
Sumini 77 (bicara | kontrib)
merapikan susunan kalimat
Baris 1:
'''Masjid Darul Falah Cikoneng''' terletak di [[Desa]] [[Cikoneng, Anyar, Serang|Cikoneng]], [[Kecamatan]] [[Anyar, Serang|Anyar]], [[Kabupaten Serang]], [[Provinsi]] [[Banten]], [[Indonesia]].<ref name=":0" /> Masjid Darul Falah Cikoneng merupakan salah satu bangunan bersejarah yang berkaitan dengan islamisasi di Banten oleh para utusan dari [[Kerajaan Tulang Bawang]] di [[Lampung]]. Pembangunan masjid ini diperkirakan berlangsung selama masa pemerintahan [[Sultan]] [[Kesultanan Banten]] yang pertama, yaitu [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Maulana Hasanuddin]] (1552-1570).<ref name=":1" /> Pembangunan ulang masjid selesai pada tahun 1930 [[Masehi]]. [[Lahan]] masjid ini merupakan [[wakaf]] dari [[penduduk]] setempat. Luas lahannya adalah 400 [[meter persegi]], sedangkan luas bangunan masjid hanya 260 meter persegi. Masjid Darul Falah dapat menampung [[jemaah]] sebanyak 200 orang.<ref name=":0">{{Cite web|title=Sistem Informasi Masjid|url=https://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/99679/|website=simas.kemenag.go.id|access-date=13 Juli 2021}}</ref> Masjid ini diperkirakan dibangun pada abad ke-16 Masehi. Nama Cikoneng berasal dari [[bahasa Sunda]] yang berarti "air yang berwarna kuning". [[Masyarakat]] menamakan masjid dan [[desa]] demikian karena air yang mengalir dari Bukit Kadu Dago selalu terlihat berwarna [[kuning]]. Masyarakat setempat meyakini bahwa pendirian masjid dilakukan oleh 40 utusan dari [[Kerajaan Tulang Bawang]] di [[Lampung]] yang menyebarkan [[Islam]] ke Banten. Pembangunan masjid ini diperkirakan berlangsung selama masa pemerintahan [[Sultan]] [[Kesultanan Banten]] yang pertama, yaitu  [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Maulana Hasanuddin]] (1552-1570). [[Ragam hias]] di dalam masjid ada tiga jenis yang masing-masing mewakili [[budaya]] dan masa pengerjaannya, yaitu ragam hias Islam, [[Eropa]] dan perpaduan budaya Lampung. Ragam hias Islam diwakili dengan adanya [[kaligrafi]]. Ragam hias Eropa tampak dalam bentuk tiang, sedangkan ragam hias lampung berupa hiasan sieger. Ruangan di dalam Masjid Darul Falah Cikoneng terbagi menjadi ruang utama, [[serambi]] dan tempat [[wudu]]. Tinggi [[pondasi]] masjid berada 1,5 [[meter]] di atas [[permukaan tanah]] jalan. Masjid Darul Falah mempunyai [[jendela]] dan [[pintu]] asli yang berbentuk lengkung tanpa kusen. Setelah [[perombakan]], bentuk pintu dan jendela diubah menjadi [[segi empat]] dengan kusen. Ada tiga jendela di ruang utama dan serambi yang masing-masing di sisi kiri dan kanan. Sekeliling masjid juga ditambahi [[pagar]] untuk keamanan. Bagian [[atap]] terpisah pada masing-masing ruangan. Ketinggian atap di ruang utama dan serambi lebih tinggi dibandingkan tempat wudu. Atap ruang utama dan serambi pada awalnya tidak memiliki [[Langit-langit|plafon]], tetapi kemudian ditambahkan. Struktur atap pada ruang utama dan serambi pada awalnya dipisahkan oleh talang air. Awalnya Masjid Darul Falah berbentuk [[pendopo]] tetapi diubah kemudian menjadi ruang tertutup. Lantai lama di ruang utama telah diganti dengan lantai teras warna merah, sedangkan lantai serambi diganti dengan [[ubin]].<ref name=":1">{{Cite web|title=Masjid “Daarul Falah” Cikoneng - Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya|url=http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015112200478/masjid-daarul-falah-cikoneng|website=cagarbudaya.kemdikbud.go.id|access-date=13 Juli 2021}}</ref>
 
== Referensi ==