Liwa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dedy Tisna Amijaya (bicara | kontrib)
Memperbaiki ketikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Dedy Tisna Amijaya (bicara | kontrib)
k Kondisi alam: menambahkan pranala rujukan
Baris 40:
 
== Kondisi alam ==
Terletak di pegunungan dengan hawa yang sejuk dan panorama yang indah seluas sekitar 3.300 hektare, Liwa adalah eksotisme bagi para pencinta alam. Liwa mencakup beberapa pekon (kelurahan) yang dikelilingi oleh hijaunya bukit-bukit. Dari kejauhan, kebiruan [[Gunung Pesagi]], gunung tertinggi di [[Lampung]] (23.262 mmdpl), menambah eloknya kota.
 
Sejak dulu, Liwa terkenal sebagai tempat pemukiman yang menyenangkan, aman, dan damai bagi semua orang. Orang [[Belanda]] pada masa Kolonial dahulu pun memanfaatkan kota ini sebagai tempat berlibur, beristirahat, dan bersantai.
 
Beberapa bangunan peninggalan Belanda sebetulnya utuh sebelum gempa tektonik berkekuatan 6,57 skalasekala Richter menghantam kota ini, [[15 Februari]] [[1994]]. Kini, beberapa peninggalan Belanda serta sejarah Sekala Brak masih dapat kita lihat seperti tangsi yang kini menjadi Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Balik Bukit peninggalan dan pesanggrahan[[Pesanggerahan (Sultan Sekala Brak]] "kini di jadikan Hotel Sindalapai)" peninggalan sejarah [[Sekala Brak]].
 
== Asal usul nama ==