Sistiserkosis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 31:
 
== Penyebab ==
[[Berkas:Taenia solium Life cycle (02).tif|jmpl|kiri|Daur hidup ''[[Taenia solium|T. solium]]'' yang menggambarkan terjadinya sistiserkosis]]
''Taenia'' merupakan genus [[cacing pita]] yang [[Daur hidup organisme|daur hidupnya]] memungkinkannya berpindah-pindah dari satu [[inang]] ke inang lainnya. Penderita sistiserkosis adalah inang perantara ''Taenia'', sementara inang definitifnya menderita [[taeniasis]]. Sistiserkosis terjadi saat inang menelan telur cacing atau proglotid gravid (segmen tubuh cacing yang telah matang dan dipenuhi telur) sehingga telur tersebut menetas dalam tubuh inang dan berubah menjadi larva yang disebut sistiserkus.<ref name=":0">{{Cite web|last=|first=|date=12 Juli 2019|title=Parasites: Cysticercosis Biology|url=https://www.cdc.gov/parasites/cysticercosis/biology.html|website=CDC|access-date=25 Juli 2021}}</ref>
 
Baris 36 ⟶ 37:
 
== Gejala klinis ==
[[Masa inkubasi]] penyakit ini beragam. Penderita sistiserkosis bisa saja tidak mengalami gejala klinis selama bertahun-tahun. Gejala sistiserkosis bervariasi, tergantung jumlah dan lokasi sistiserkus, yang dapat hidup di jaringan [[otot lurik]], [[otot jantung]], paru-paru, hati, [[Hipodermis|subkutan]], mukosa mulut, dan sistem saraf pusat.<ref name=":0" /> Di beberapa wilayah endemis seperti di Asia, [[Nodul (medis)|nodul]] (benjolan padat) dapat berkembang di bawah kulit.<ref name=":2">{{Cite web|title=Taeniasis/Cysticercosis Key Facts|url=https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/taeniasis-cysticercosis|website=WHO|access-date=25 Juli 2021}}</ref> Setelah beberapa bulan atau tahun, benjolan tersebut akan membengkak, menjadi lembek, mengalami radang, dan selanjutnya menghilang secara perlahan.<ref name=":1">{{Cite journal|last=García|first=Héctor H.|last2=Gonzalez|first2=Armando E|last3=Evans|first3=Carlton A.W.|last4=Gilman|first4=Robert H.|date=2003|title=Taenia solium cysticercosis|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3103219/|journal=The Lancet|volume=362|issue=9383|pages=547–556|doi=10.1016/S0140-6736(03)14117-7|pmc=PMC3103219|pmid=12932389}}</ref> Sementara itu, neurosistiserkosis menimbulkan gejala saraf, yang di negara-negara berkembang, merupakan salah satu penyebab utama [[epilepsi]].<ref name=":1" /> Kejang dan sakit kepala merupakan gejala yang sering dialami orang dengan neurosistiserkosis, yang kemudian dapat berujung pada [[strok]] dan kematian.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=14 April 2014|title=Parasites: Cysticercosis Disease|url=https://www.cdc.gov/parasites/cysticercosis/disease.html|website=CDC|access-date=25 Juli 2021}}</ref>
[[Berkas:Taenia solium Life cycle (02).tif|jmpl|kiri|Daur hidup ''[[Taenia solium|T. solium]]'' yang menggambarkan terjadinya sistiserkosis]]
[[Masa inkubasi]] penyakit ini beragam. Penderita sistiserkosis bisa saja tidak mengalami gejala klinis selama bertahun-tahun. Gejala sistiserkosis bervariasi, tergantung jumlah dan lokasi sistiserkus, yang dapat hidup di jaringan [[otot lurik]], [[otot jantung]], paru-paru, hati, [[Hipodermis|subkutan]], mukosa mulut, dan sistem saraf pusat.<ref name=":0" /> Di beberapa wilayah endemis seperti di Asia, [[Nodul (medis)|nodul]] (benjolan padat) dapat berkembang di bawah kulit.<ref>{{Cite web|title=Taeniasis/Cysticercosis Key Facts|url=https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/taeniasis-cysticercosis|website=WHO|access-date=25 Juli 2021}}</ref> Setelah beberapa bulan atau tahun, benjolan tersebut akan membengkak, menjadi lembek, mengalami radang, dan selanjutnya menghilang secara perlahan.<ref name=":1">{{Cite journal|last=García|first=Héctor H.|last2=Gonzalez|first2=Armando E|last3=Evans|first3=Carlton A.W.|last4=Gilman|first4=Robert H.|date=2003|title=Taenia solium cysticercosis|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3103219/|journal=The Lancet|volume=362|issue=9383|pages=547–556|doi=10.1016/S0140-6736(03)14117-7|pmc=PMC3103219|pmid=12932389}}</ref> Sementara itu, neurosistiserkosis menimbulkan gejala saraf, yang di negara-negara berkembang, merupakan salah satu penyebab utama [[epilepsi]].<ref name=":1" /> Kejang dan sakit kepala merupakan gejala yang sering dialami orang dengan neurosistiserkosis, yang kemudian dapat berujung pada [[strok]] dan kematian.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=14 April 2014|title=Parasites: Cysticercosis Disease|url=https://www.cdc.gov/parasites/cysticercosis/disease.html|website=CDC|access-date=25 Juli 2021}}</ref>
 
== Diagnosis ==
Sistiserkosis dapat didiagnosis dengan melakukan biopsi pada benjolan di kulit. Sementara itu, infeksi pada otak dilihat dengan melakukan pemindaian [[tomografi terkomputasi]] (CT) atau [[pencitraan resonansi magnetik]] (MRI). Temuan [[eosinofil]] di [[cairan serebrospinal]] merupakan salah satu indikator neurosistiserkosis.
 
== Pencegahan dan Pengobatanpengobatan ==
Infeksi dapat dicegah dengan menerapkan [[sanitasi]], seperti mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan membersihkan sayur dan buah sebelum dikonsumsi.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=24 Juni 2014|title=Parasites: Cysticercosis Prevention & Control|url=https://www.cdc.gov/parasites/cysticercosis/prevent.html|website=CDC|access-date=25 Juli 2021}}</ref> Sejumlah kasus sistiserkosis tidak perlu diobati.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=14 April 2014|title=Parasites: Cysticercosis Treatment|url=https://www.cdc.gov/parasites/cysticercosis/treatment.html|website=CDC|access-date=25 Juli 2021}}</ref> Pada neurosistiserkosis, pemberian [[praziquantel]] dan/atau [[albendazol]], serta terapi suportif dengan kortikosteroid dan obat antikejang dapat digunakan. Terkadang diperlukan pembedahan untuk mengangkat [[kista]] yang ditimbulkan sistiserkus.<ref name=":2" />
Infeksi dapat dicegah secara efektif dengan kebersihan pribadi dan[[sanitasi]].<!-- <ref name=WHO2013/> --> Termasuk: memasak daging babi sampai matang,[[toilet]] layak dan peningkatan akses ke air bersih.<!-- <ref name=WHO2013/> --> Mengobati orang dengan taeniasis adalah penting guna mencegah penularan.<ref name="WHO2013">{{cite web|date=February 2013|title=Taeniasis/Cysticercosis Fact sheet N°376|url=http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs376/en/|work=World Health Organization|accessdate=18 March 2014}}</ref> Pengobatan penyakit yang tidak memengaruhi sistem saraf mungkin tidak diperlukan.<ref name=Garcia03/> Pengobatan pada orang dengan neurocysticercosis bisa dengan [[praziquantel]] atau [[albendazole]].<!-- <ref name=WHO2013/> --> Obat-obatan ini mungkin harus dikonsumsi secara jangka panjang.<!-- <ref name=WHO2013/> --> [[Steroid]], sebagai anti radang selama pengobatan, dan [[pengobatan anti kejang]] mungkin juga diperlukan.<!-- <ref name=WHO2013/> --> Terkadang diperlukan tindakan operasi untuk mengangkat sista.<ref name=WHO2013/>
 
== EpidemiologiPersebaran ==
CacingSistiserkosis pitaada babidi sangatseluruh umumdunia, tetapi kasusnya lebih banyak dilaporkan di Asia,[[kawasan Afrikaperdesaan]] di Subnegara-Saharanegara berkembang di Afrika, Asia, dan [[Amerika Latin.<ref]] name=Garcia03>{{citedengan journalpopulasi |author=Garcíababi HH,yang Gonzaleztinggi AE,dan Evanspenerapan CA,[[higiene]] Gilmanyang RHkurang.<ref>{{Cite web|titlelast=''Taenia solium'' cysticercosis |journalfirst=Lancet |volumedate=36217 April 2014|issuetitle=9383Parsites: Cysticercosis Epidemiology & Risk Factors|pagesurl=547–56 https://www.cdc.gov/parasites/cysticercosis/epi.html|website=CDC|access-date=August25 2003Juli |pmid2021}}</ref><ref name=12932389"WHO2013">{{cite web|pmcdate=3103219February 2013|doititle=10.1016Taeniasis/S0140-6736(03)14117-7Cysticercosis Fact sheet N°376|url=http://linkinghubwww.elsevierwho.comint/retrievemediacentre/piifactsheets/S0140-6736(03)14117-7fs376/en/|work=World Health Organization|accessdate=18 March 2014}}</ref> Di beberapa area diyakini bila lebih dari 25% masyarakatnya telah terinfeksi.<ref name="Garcia03">{{cite journal|author=García HH, Gonzalez AE, Evans CA, Gilman RH|date=August 2003|title=''Taenia solium'' cysticercosis|url=http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0140-6736(03)14117-7|journal=Lancet|volume=362|issue=9383|pages=547–56|doi=10.1016/S0140-6736(03)14117-7|pmc=3103219|pmid=12932389}}</ref> Di negara maju hal ini sangat jarang terjadi.<ref name=Bob2014/> Cacing ini menyebabkan 1.200 kematian di seluruh dunia pada tahun 2010, lebih dari 700 jiwa pada tahun 1990.<ref name=Loz2012>{{cite journal |author=Lozano R, Naghavi M, Foreman K, ''et al.'' |title=Global and regional mortality from 235 causes of death for 20 age groups in 1990 and 2010: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2010 |journal=Lancet |volume=380 |issue=9859 |pages=2095–128 |date=December 2012 |pmid=23245604 |doi=10.1016/S0140-6736(12)61728-0 |url=http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0140-6736(12)61728-0}}</ref> Cysticercosis juga memengaruhi babi dan sapi namun jarang yang menunjukkan gejalanya karena sebagian besar tidak berumur panjang.<ref name=WHO2013/> Penyakit ini muncul di manusia sejak dulu.<ref name=Bob2014>{{cite journal |author=Bobes RJ, Fragoso G, Fleury A, ''et al.'' |title=Evolution, molecular epidemiology and perspectives on the research of taeniid parasites with special emphasis on ''Taeniasolium'' |journal=Infect. Genet.Evol. |volume=23 |pages=150–60 |date=April 2014 |pmid=24560729 |doi=10.1016/j.meegid.2014.02.005 |url=http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1567-1348(14)00053-7}}</ref> Ini adalah salah satu [[penyakit tropis yang diabaikan]].<ref>{{cite web|title=Neglected Tropical Diseases|url=http://www.cdc.gov/globalhealth/ntd/diseases/index.html|website=cdc.gov|accessdate=28 November 2014|date=June 6, 2011}}</ref>
 
== Penyebaran di= Indonesia ===
Di [[Kabupaten]] [[Jayawijaya]] [[Papua]], [[Indonesia]] ditemukan 66,3% (106 orang dari 160 responden) positif menderita taeniasis solium/sistiserkosis selulosae dari [[babi]] <ref name="Simanjuntak">{{cite web|last=Simanjuntak|first=Gindo Mangara|authorlink=|year=|title=Studi Taeniasis/Cysticercosis di Kabupaten Jayawijaya Propinsi Irian Jaya|url=http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/abstrak/Gindo.pdf|work=|publisher=Badan Litbang Kesehatan.|format=Pdf|archiveurl=|archivedate=|accessdate=2010-05-13|quote=|coauthors=|accessyear=}}{{Pranala mati|date=Mei 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}</ref>. Sementara 28,3% orang adalah penderita sistiserkosis yang dapat dilihat dan diraba benjolannya di bawah [[kulit]].<ref name=Simanjuntak/> Sebanyak 18,6% (30 orang) di antaranya adalah penderita sistiserkosis selulosae yang menunjukkan gejala [[epilepsi]].<ref name=Simanjuntak/> Dari 257 [[pasien]] yang menderita luka bakar di Papua, sebanyak 82,8% menderita epilepsi akibat adanya sistiserkosis pada otak.<ref name=Simanjuntak/>