Brantaksekarjati, Welahan, Jepara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 2 as dead.) #IABot (v2.0.8
Gosminkagawa (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 41:
Dahulu Desa [[Brantak]] dan Desa [[Sekarjati]] merupakan desa sendiri-sendiri, yaitu sebelum menjadi desa secara administrasi resmi. Karena daerah dua desa tersebut terlalu kecil, maka [[Brantak]] dan [[Sekarjati]] di gabung menjadi satu desa resmi secara [[administratif]], Oleh sebab itu namanya digabung menjadi Desa [[Brantaksekarjati]].
 
Di desa ini dulu adalah pusat agama Islam di wilayah [[Kerajaan Kalinyamat]] pada abad ke-17 yang diasuh oleh [[Mbah KH Saleh]] keturunan [[Sunan Bayat]] Klaten bertempat di [[Sekarjati Modenan]]. Beliau menjadi [[Mubaligh]] di [[Kerajaan Kalinyamat]] dan menetap untuk menyebarkan agama Islam di [[Sekarjati Modenan]] dengan meminta izin [[Mbah Suro Menggolo]] selaku tuan rumah di tanah Sekarjati kala itu. Beliau mampu menahan gangguan penjajah [[Hindia-Belanda]] yang selalu mengganggu pengajiannya dan warga sekitar dengan kesaktiannya sehingga penyebaran Islam di [[Sekarjati Modenan]] dapat berjalan dengan lancar. Hingga Akhir hayatnya beliau meninggal di [[Sekarjati Modenan]] dan penyebaran agama Islam di teruskan oleh anaknya yaitu [[KH Naim]].
 
Di [[Sekarjati]] dulu pula tempat persembunyian [[Presiden Soeharto]] (presiden RI ke 2) saat masa perang kemerdekaan. Beliau menyembunyikan nama aslinya dari masyarakat sekitar dengan nama samaran [[Rudi Harto]]. Saat itu beliau tertembak di lengan kanannya saat masa [[perang kemerdekaan]] di daerah [[kaliboom]] lalu di sembunyikan dirumah bapak [[-Mawardi]](Petinggi Sekarjati) dan dirawat [[H Solikhan]](anak moden Sekarjati) kala itu. Setelah beliau sembuh kembali melanjutkan pertempuran melewati desa [[Pelang]] untuk melakukan [[gerilya]] kembali untuk merebut kemerdekaan.