Peristiwa 2 September 1985: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Lusia19 (bicara | kontrib)
Tokoh-Tokoh Penting: menambahkan tokoh-tokoh penting, memperbaiki ejaan, menambahkan pranala dalam
Lusia19 (bicara | kontrib)
Baris 7:
Pada September 1984, sejumlah tokoh masyarakat Riau mengadakan pertemuan [[rahasia]] di Hotel Aryaduta, kamar 104 untuk membahas pemimpin Riau kedepannya yang terdiri dari H. Mohammad Akil, dr. Muzni Tambusai, Drs. H. Samad Thaha, Drs. Baharudin Yusuf, Drs. H. Abdul Rivaie Rachman, Ir. Firdaus Malik, dan Dr. H. Muchtar Ludi, MA. Hasil dari pertemuan rahasia tersebut yakni sepucuk surat yang ditujukan kepada Presiden Soeharto. Terdapat lima hal yang dimuat dalam lampiran surat tersebut, yang membahas mengenai Gubernur Imam Munandar selama menjabat sebagai gubernur Riau. Sebagai bentuk mewujudkan aspirasi masyarakat Riau agar putra daerah pun dapat ikut serta dalam pengisian jabatan di institusi pemerintahan daerah, Ismail Suko ditetapkan sebagai calon gubernur Riau periode 1985-1990.
 
Pada tanggal 31 Agustus 1985, diadakan pertemuan dimalam hari dirumah Mohammad Adnan yang merupakan anggota F-KP H untuk mengatur strategi memenagkanmemenangkan Ismail Suko dalam pemilihan. Pada tanggal 2 September 1985, para anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah|DPRD]] Tingkat I Riau mulai mengambil posisi masing-masing beserta tokoh masyarakat Riau lainnya untuk melaukan pemilihan gubernur. Calon gubernur tersebut terdiri dari tiga orang calon, antara lain nomor urut 1 Imam Munandar, nomor urut 2 Ismail Suko, dan nomor urut 3 Abd. Rachman Hamid. Dengan hasil akhir penghitungan suara 17:1:19, dimana Ismail Suko yang terpilih untuk menjadi gubernur Riau periode 1985-1990. Sehingga terwujudlah impian masyarakat Riau, putra terbaik Riau yakni Ismail Suko menjadi gubernur Riau periode 1985-1990. Dalam hal ini, tidak lepas dari peran Thamrin Nasution "panglima lapangan" dalam memenangkan pemilihan gubernur saat itu.
 
== Tokoh-Tokoh Penting ==