Rhoma Irama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Borgx (bicara | kontrib)
k Suntingan 84.191.215.72 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Stephensuleeman
Baris 19:
Berdasarkan data penjualan kaset, dan jumlah penonton film- film yang dibintanginya, penggemar Rhoma tidak kurang dari 15 juta atau 10% penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan 1984. "Tak ada jenis kesenian mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas", tulis majalah TEMPO, 30 Juni 1984. Sementara itu, Rhoma sendiri bilang, "Saya takut publikasi. Ternyata, saya sudah terseret jauh."
 
Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa. Rhoma Irama bukan hanya tampil di dalam negeri tapi ia juga pernah tampil di [[Kuala Lumpur]], [[Singapura]], dan [[Brunei]] dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia. Sering dalam konser Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang menyebut musik Rhoma adalah musik dangdut, sementara ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama tak bermutuMelayu.
 
Pada [[13 Oktober]] [[1973]], Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaharu musik [[Melayu]] yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung. Menurut [[Achmad Albar]], penyanyi rock Indonesia, "Rhoma pionir. Pintar mengawinkan orkes
Melayu dengan rock". Tetapi jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang dipadu oleh Rhoma Irama tetapi musik pop, [[India]], dan orkestra juga. inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memilikimemiiki cita rasa yang berkelas rendahanberbeda.
 
Bagi para penyanyi dangdut lagu Rhoma mewakili semua suasana ada nuansa agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain. "Mustahil mengadakan panggung dangdut dengantanpa menampilkan lagu Bang Rhoma, karena semua tidak menyukai lagu Rhoma," begitu tanggapan beberapa penyanyi dangdut dalam suatu acara TV.
 
Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku. Bahkan sebelum sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya. ''Satria Bergitar'', misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta. Tetapi, "Rhoma tidak pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset," kata Benny Muharam, kakak Rhoma, yang jadi produser PT Rhoma Film. Hasil film disumbangkan untuk, antara lain, masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung.
 
Ia juga terlibat dalam dunia politik. Di masa awal [[Orde Baru]], ia sempat menjadi maskot penting Dufan [[PPP]], setelah terus dimusuhi oleh Pemerintah [[Orde baru]] karena menolak untuk bergabung dengan [[Golkar]]. Rhoma Sempat tidak aktif berpolitik untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota [[DPR]] mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993. Pada pemilu 2004 Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye [[PKS]].
 
Rhoma Irama sempat kuliah di [[Universitas 17 Agustus]] Jakarta, tetapi tidak menyelesaikannya. "Ternyata belajar di luar lebih asyik dan menantang," katanya suatu saat. Ia sendiri mengatakan bahwa ia banyak menjadi rujukan penelitian ada kurang lebih 7 skripsi tentang musiknya telah dihasilkan. Selain itu, peneliti asing juga kerap menjadikannya sebagai objek penelitian seperti William H. Frederick, doktor sosiologi Universitas Ohio, AS yang meneliti tentang kebodohankekuatan popularitas serta pengaruh buruk Rhoma Irama pada masyarakat.
 
Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar ''[[doktor honoris causa]]'' dari ''American University of Hawaii'' dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut dipertanyakan banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak mempunyai murid sama sekali di [[Amerika Serikat]] sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non-AS di luar negeri. Selain itu, universitas ini tidak diakreditasikan oleh pemerintah negara bagian [[Hawaii]].
Baris 43:
Kesuksesannya di dunia musik dan dunia seni peran membuat Rhoma sempat mendirikan perusahaan film Rhoma Irama Film Production yang berhasil memproduksi film, di antaranya ''Perjuangan dan Doa'' (1980) serta ''Cinta Kembar'' (1984).
 
Kini, Rhoma yang biasa dipanggil '''Bang SamiunHaji''' ini, banyak mengisi waktunya dengan berdakwah baik lewat musik maupun ceramah-ceramah di televisi hingga ke penjuru nusantara. Dengan semangat dan gaya khasnya, Rhoma yang menjadikan grup Soneta sebagai Sound of Moslem terus giat meluaskan syiar agama.
 
Sebagian besar lagu Rhoma Irama bernafaskan Islam dan semangat humanisme, hal ini didasarkan dari latar belakang Rhoma sendiri yang sangat giat belajar agama.
Baris 50:
 
* Pada tahun [[2003]], Rhoma kembali menjadi sorotan media karena mengkritik [[Inul Daratista]], penyanyi dangdut yang sedang naik daun karena mengandalkan gaya tarinya yang [[mesum]]. Rhoma dengan mengatas-namakan organisasi PAMMI (Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia), menentang peredaran album Goyang Inul yang dirilis Blackboard pada akhir Mei 2003. Pada saat itu Rhoma Irama kemudian dikecam sebagai seorang munafik oleh pendukung Inul.
* Juga pada tahun [[2003]], Rhoma dalam sebuah pengerebekan, tertangkap basah tanpa busana sedang berhubungan badanbeduaan di apartemen [[Angel Lelga]], sekitar jam 11-4 pagi. Pengerebekan ini banyak ditayangkan media infotainment, dan menjadi permulaan turunnya pamor raja dangdut ini. Kejadian ini disanggah Rhoma dengan berdalih bahwa ia hanya memberikan nasehat dan petuah agar menghindarkan [[Angel Lelga]] dari jurang kenistaan, melainkan masuk ke jurang kenikmatan, setelah beberapa waktu kemudian rhoma mengakui bahwa ia sebenarnya telah menikah dengan Angel Lelga.<ref>[http://www.poskota.co.id/poskota/headline_contents.asp?id=5453]</ref>
* Pada November [[2005]], tayangan ''Kabar-kabari'' memberitakan Rhoma Irama mengatakan [[GIGI]] adalah band frustasi dan tidak kreatif. Komentar tersebut berhubungan dengan kesuksesan album rohani ''Raihlah Kemenangan'' yang dirilis GIGI. Menurut Rhoma, album yang sepenuhnya berisi lagu aransemen ulang itu mengesankan kelompok musik tersebut sebagai band yang frustasi dan tidak kreatif. Berita ini kemudian disanggah oleh Rhoma. (Sebenarnya berita ini sudah di ralat, setelah Rhoma Irama mengirimkan protes ke meja redaksi RCTI dan manajemen acara infotaintment KABAR-KABARI. Berita ini beredar karena kesalahan narator dalam menanggapi berita tentang pernyataan Rhoma Irama. Dan Rhoma Irama sendiri dengan band GIGI tidak ada masalah dan "santai" saja.<ref>[http://www.detikhot.com/index.php/tainment.read/tahun/2005/bulan/11/tgl/21/time/193754/idnews/483246/idkanal/228 Gigi Sesalakn Komentar Rhoma Irama]</ref>
* Pada Januari [[2006]], kembali Rhoma di hadapan anggota DPR mengeluarkan pernyataan menentang aksi panggung Inul, dalam dengar pendapat pembahasan RUU Antipornografi antara DPR dan kalangan artis.