Hak atas lingkungan hidup: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Faza Rahma (bicara | kontrib) Menambahkan gambar |
Faza Rahma (bicara | kontrib) k Menambah pranala |
||
Baris 4:
== Manusia dan Lingkungan ==
Menurut R.F Dasman, studi [[lingkungan hidup]] sangatlah penting. Dengan mempelajari [[lingkungan hidup]] seseorang bisa mendapatkan bekal antisipatif dan preventif untuk menjembatani [[hubungan]] antara [[manusia]] dan [[Lingkungan hidup|lingkungan]] hidup yang baik.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Rochmani|date=Januari 2015|title=Perlindungan Hak atas Lingkungan Hidup yang Baik dan Sehat di Era Globalisasi|url=https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mmh/article/view/11419/9675%20hlmn%2021|journal=Masalah-Masalah Hukum|volume=44|issue=1|pages=21}}</ref>
[[Manusia]] sebagai [[makhluk hidup]] yang bergantung pada [[lingkungan]] dapat memberikan dampak atau pengaruh serta mampu untuk mengubah keadaan lingkungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal yang diharapkan adalah interaksi antara manusia dengan lingkungannya dapat berjalan secara selaras dan seimbang tanpa adanya permasalahan lingkungan akibat pandangan yang salah dari manusia.<ref>{{Cite web|last=Rizkie Baroqah|first=Muhammad|date=Februari 2021|title=Hubungan Manusia Dan Lingkungan|url=https://www.researchgate.net/publication/348949392_HUBUNGAN_MANUSIA_DAN_LINGKUNGAN|website=Researchget.net|access-date=15 Juli 2021}}</ref>
== Ruang Lingkup dan Cakupan Hak atas Lingkungan Hidup ==
Baris 21:
== Sejarah Konferensi Internasional Lingkungan Hidup ==
[[Sejarah]] bermula dimana pesatnya penataan pembangunan yang dilakukan dari hampir semua negara setelah [[Perang Dunia II|perang dunia II]] berakhir. Hal ini mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap lingkungan sehingga menyebabkan kualitas dari lingkungan hidup saat itu terus menurun. Kondisi ini diungkapkan oleh [[Rachel Carson]] dalam karyanya sebuah buku berjudul Musim semi yang sepi (''Silent Spring'') yang membuka mata dunia mengenai isu-isu lingkungan yang terjadi.<ref name=":2">{{Cite web|last=Maulana Alam Kusuma|first=Tubagus|date=2015|title=KTT Bumi Dan Protokol Kyotto|url=https://www.academia.edu/20009852/SEJARAH_KTT_BUMI|website=www.academia.edu|access-date=20 Juli 2021}}</ref>
Tingkat kepedulian lingkungan yang semakin meluas memicu perhatian
=== Konferensi Stockholm ===
Pada tanggal 5 Juni 1972,
Dari konferensi [[Stockholm]] ini, polarisasi antara kubu pro lingkungan hidup (''[[Environmentalist]]'') dan pro pembangunan (''[[Developmentalisme|developmentalist]]'') semakin meningkat. Pencarian titik temu antara pembangunan dan pelestarian [[lingkungan hidup]] semakin diupayakan, sehingga berbagai pertemuan dan laporan penting terus diadakan.<ref name=":3" />
Salah satu laporan yang paling penting adalah laporan [[Bruntland]] (1987) yang merumuskan prinsip [[pembangunan berkelanjutan]] (''sustainable development'') dimana salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan [[pembangunan ekonomi]] dan [[Keadilan sosial|keadilan sosial.]]
==== Hasil konferensi Stockholm ====
|