Artha Graha Network: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: namun (di tengah kalimat) → tetapi
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.2
Baris 54:
Selain itu, tingkah bisnis Tomy juga seringkali menimbulkan kontroversi. Misalnya, pada akhir 1990-an Tomy terlibat sengketa dengan Hartono Setyawan (yang dianggap sebagai [[mucikari]] besar). Bermula pada 1996 ketika Hartono hendak membangun [[resort]] bernama [[Planet Bali]], tetapi kemudian proyek itu disita oleh pengadilan (dan diduga dibantu oleh preman-preman dan aparat militer yang dekat dengan Tomy) akibat Hartono dianggap menunggak hutangnya ke bank Tomy, Bank Artha Graha. Dalam beberapa gugatan, Hartono kemudian bisa memenangkan haknya, tetapi kemudian sampai sekarang tidak terdengar lagi. Lalu pada 1997, ketika Artha Graha mengakuisisi Bank Arta Prima, pemegang saham awal (dari grup [[Gunung Agung]]) dituduh telah dipaksa menyerahkan banknya tersebut kepada Bank Indonesia dan Tomy telah mendapat bantuan dana senilai Rp 1 miliar dari [[Bank Indonesia]] dan diizinkan membeli bank tersebut dengan harga murah. Lalu, ketika membangun SCBD, Tomy dituduh oleh beberapa pihak yang menuduhnya mengambil lahan tanpa kompensasi yang memadai.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=6-HUDwAAQBAJ&pg=PA16&dq=bank+artha+graha+tomy+1989&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwib6sTFw_LuAhVEfH0KHaBsA8wQ6AEwA3oECAYQAg Investigasi - "Mafia Bisnis" Tommy Winata]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=Ex2VAAAAMAAJ&q=tomy+winata+gunung+agung&dq=tomy+winata+gunung+agung&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj-l8fj3PLuAhXIAnIKHdAfD18Q6AEwBHoECAEQAg Pergulatan tanpa henti, Volume 3]</ref>
 
Memasuki tahun 2003, Tomy diberitakan oleh majalah ''[[Tempo (majalah)|Tempo]]'' bahwa ia seperti berada di belakang kebakaran [[Pasar Tanah Abang]] pada 2003, karena ia sudah mengajukan proposal renovasi pasar itu sebelum terjadinya kebakaran.<ref>[https://majalah.tempo.co/read/nasional/85648/ada-tomy-di-tenabang ADA TOMY DI 'TENABANG']</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=HPtkAAAAMAAJ&q=tomy+tanah+abang&dq=tomy+tanah+abang&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj0r5e95_LuAhXS8HMBHfBSBy0Q6AEwAHoECAMQAg Setengah abad pergulatan etika pers]</ref> Laporan yang ditulis oleh wartawan [[Bambang Harymurti]], Ahmad Taufik dan Teuku Iskandar Ali ini menimbulkan kontroversi dan Tomy sempat mempidanakan wartawan ''Tempo'' atas pencemaran nama baik.<ref>[https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol9099/ini-dia-saksisaksi-kasus-pidana-tomy-winata-vs-tempo/ Ini Dia, Saksi-Saksi Kasus Pidana Tomy Winata vs Tempo]</ref><ref>[https://news.detik.com/berita/d-181415/wartawan-tempo-dituntut-2-tahun Wartawan Tempo Dituntut 2 Tahun]</ref> Menurut [[aktivis]] [[George Junus Aditjondro]] juga, bahwa Artha Graha (dan Tomy) sebenarnya pada 2004 dibekingi oleh presiden SBY dan pada saat itu berusaha mencari untung dalam rekonstruksi pasca [[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004|gempa bumi di Aceh]] 2004 dan [[gempa bumi Sumatra 2005|gempa bumi Nias 2005]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=yofXCqhGW_8C&dq=korupsi+kepresidenan&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjzlN3B6vLuAhUEIbcAHagKAAAQ6AEwAHoECAYQAg Korupsi kepresidenan: reproduksi oligarki berkaki tiga : istana, tangsi, dan partai penguasa]</ref> Di tahun akhir 2000-an juga, ia dituduh melanggar hak [[masyarakat adat]] [[Papua]] lewat PT Kurnia Tama Sejahtera yang melakukan [[pembalakan liar]] di [[hutan]]-hutan Papua namun tidak memberi ganti rugi yang cukup.<ref>[{{Cite web |url=https://pusaka.or.id/2014/11/seramnya-bisnis-pembalakan-kayu-arta-graha-di-teluk-wondama/ |title=Seramnya Bisnis Pembalakan Kayu Arta Graha di Teluk Wondama] |access-date=2021-02-18 |archive-date=2021-01-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210123074732/https://pusaka.or.id/2014/11/seramnya-bisnis-pembalakan-kayu-arta-graha-di-teluk-wondama/ |dead-url=yes }}</ref>
 
Di awal 2010-an, nama Artha Graha menjadi kontroversi kembali setelah berusaha melakukan [[reklamasi]] Teluk Benoa, Bali yang mendapat penolakan dari masyarakat Bali. Dalam proyek ini, anak perusahaan Artha Graha bernama PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) merencanakan akan membangun resor, hotel, mal dan fasilitas mewah dengan alasan bahwa pantai di Teluk Benoa sudah tidak bisa lagi menghasilkan ikan. Dalam proyek senilai Rp 30 triliun ini, pihak TWBI berjanji akan mengembalikan dan merevitalisasi kawasan ini menjadi lebih baik. Namun, proyek yang sudah mulai direncanakan sejak 2012 ini dianggap bisa merusak lingkungan Teluk Benoa, dan juga pesisir [[Lombok]] [[NTB]] yang menjadi sumber pasir bagi proyek reklamasi.<ref>[https://tirto.id/menguruk-benoa-bKUN Menguruk Benoa]</ref> Tomy Winata berpendapat, sudah seharusnya proyek ini didukung karena untuk pariwisata Bali, berbasis ''green project'' dan bahkan ia menuduh ada "[[konspirasi]]" negara asing untuk menghambat kemajuan Bali.<reF>[https://www.antaranews.com/berita/490409/tomy-winata-pertanyakan-motif-penolakan-revitalisasi-benoa Tomy Winata pertanyakan motif penolakan revitalisasi Benoa]</ref> Namun, pada akhirnya Tomy menyatakan ia siap jika proyek ini dimoratorium.<Ref>[http://metrobali.com/ini-komentar-taipan-tomy-winata-soal-penolakan-reklamasi-teluk-benoa/ Ini Komentar Taipan Tomy Winata Soal...]</reF> Sampai sekarang, walaupun [[Menteri Kelautan dan Perikanan]] (yang lama), [[Susi Pudjiastuti]] sudah menghentikan proyek ini, tetapi dari pemerintah sendiri belum ada keputusan yang tegas apakah proyek ini akan berhenti akan tidak, sehingga bisa dikatakan bahwa proyek ini mandek sampai sekarang.<ref>[https://tirto.id/reklamasi-teluk-benoa-susi-vs-luhut-jokowi-yang-gagal-bersikap-ejET Reklamasi Teluk Benoa: Susi Vs Luhut & Jokowi yang Gagal Bersikap]</ref><ref>[https://regional.kompas.com/read/2020/01/27/10533631/warga-kembali-demo-sebut-teluk-benoa-belum-aman-dari-ancaman-reklamasi Warga Kembali Demo, Sebut Teluk Benoa Belum Aman dari Ancaman Reklamasi]</ref>