Temu lawak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pinerineks (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Baris 18:
| binomial_authority = [[Roxb.]]
}}
'''Temu lawak''' (serapan dari [[bahasa Jawa]], [[Tata nama biologi|nama ilmiah]]: ''Curcuma zanthorrhiza'') adalah tumbuhan obat yang tergolong dalam suku temu-temuan ([[Zingiberaceae]]).<ref name="Mahendra"> Mahendra, B: “13 Jenis Tanaman Obat Ampuh”, halaman 95. Penebar Swadaya, 2005</ref>. Ia berasal dari [[Indonesia]], khususnya Pulau [[Jawa]], kemudian menyebar ke beberapa tempat di kawasan wilayah [[biogeografi]] [[Malesia]]. Saat ini, sebagian besar budidaya temu lawak berada di [[Indonesia]], [[Malaysia]], [[Thailand]], dan [[Filipina]]<ref name="Rukmana">Rukmana, R: “Temu-Temuan”, halaman 14. Kanisius, 2004</ref> tanaman ini selain di [[Asia Tenggara]] dapat ditemui pula di [[China]], [[Indochina]], [[Barbados]], [[India]], [[Jepang]], [[Korea]], [[Amerika Serikat]] dan beberapa negara [[Eropa]].<br />
 
Tanaman ini di wilayah [[Jawa Barat]] (Sunda) dikenal sebagai '''koneng gede''', sedangkan di [[Pulau Madura|Madura]] disebut '''temu labak'''.<ref name="Mahendra"/> Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 [[meter]] di atas permukaan laut dan berhabitat di hutan tropis.<ref name="Rukmana"/>. Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur.<ref name="Hidayat">Hidayat, S. dan Tim Flona: “Khasiat Tumbuhan Berdasar Warna, Bentuk, Rasa, Aroma, dan Sifat”, halaman 105. PT Samindra Utama, 2008</ref>.
 
== Ciri Morfologi ==
[[Terna]] berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari satu meter, tetapi kurang dari dua meter. Batang semu merupakan bagian dari [[pelepah daun]] yang tegak dan saling bertumpang tindih,<ref name="Tim Penulis Martha Tilaar Innovation Center"> Tim Penulis Martha Tilaar Innovation Center: “Budidaya Secara Organik Tanaman Obat Rimpang”, halaman 79. Penebar Swadaya, 2002</ref>, warnanya hijau atau coklat gelap. [[Rimpang]] terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berukuran besar, bercabang-cabang, dan berwarna cokelat kemerahan, kuning tua atau berwarna hijau gelap. Tiap tunas dari rimpang membentuk daun 2 – 9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang daun 31 – 84 cm dan lebar 10 – 18 cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43 – 80 cm, pada setiap helaian dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun agak panjang. Bunganya berwarna kuning tua, berbentuk unik dan bergerombol yakni perbungaan [[lateral]],<ref name="Mahendra"/>. tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang tangkai 9 – 23 cm dan lebar 4 – 6 cm, berdaun pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8 – 13 mm, mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5 cm, helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang 1,25 – 2cm dan lebar satu cm, sedangkan daging rimpangnya berwarna jingga tua atau kecokelatan, beraroma tajam yang menyengat dan rasanya pahit.<ref name="Tim Penulis Martha Tilaar Innovation Center"/>.
 
== Sentra penanaman ==
Baris 29:
 
== Aspek Budidaya ==
Bibit diperoleh dari perbanyakan secara vegetatif yaitu anakan yang tumbuh dari rimpang tua yang berumur 9 bulan atau lebih, kemudian bibit tersebut ditunaskan terlebih dahulu di tempat yang lembap dan gelap selama 2 − 3 minggu sebelum ditanam.<ref name="Mahendra" />. Cara lain untuk mendapatkan bibit adalah dengan memotong rimpang tua yang baru dipanen dan sudah memiliki tunas (setiap potongan terdiri dari 2-3 mata tunas), kemudian dikeringkan dengan cara dijemur selama 4 − 6 hari.<ref name="Rukmana" />. Temu lawak sebaiknya ditanam pada awal musim hujan agar rimpang yang dihasilkan besar, sebaiknya tanaman juga diberi naungan.<ref name="Mahendra" />.
 
Lahan penanaman diolah dengan [[cangkul]] sedalam 25 − 30 [[sentimeter|cm]], kemudian dibuat bedengan berukuran 3 − 4 [[meter|m]] dengan panjang sesuai dengan ukuran lahan, untuk mempermudah drainase agar rimpang tidak tergenang dan membusuk.<ref name="Syukur, C. dan Hernani"> Syukur, C. dan Hernani: "Budi Daya Tanaman Obat Komersial", halaman 117-118. PT Penebar Swadaya, 2002</ref>. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 20 cm × 20 cm × 20 cm dengan jarak tanam 100 cm × 75 cm, pada setiap lubang tanam dimasukkan 2 − 3 kg pupuk kandang.<ref name="Mahendra" />. Penanaman bibit dapat pula dilakukan pada alur tanam/ rorak sepanjang bedengan, kemudian pupuk kandang ditaburkan di sepanjang alur tanam, kemudian masukkan rimpang bibit sedalam 7.5-10 [[sentimeter]] dengan mata tunas menghadap ke atas.<ref name="Syukur, C. dan Hernani" />.
Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiangan [[gulma]] sebanyak 2 − 5 kali, tergantung dari pertumbuhan [[gulma]], sedangkan pembumbunan tanah dilakukan bila terdapat banyak rimpang yang tumbuh menyembul dari tanah.<ref name="Mahendra" />. Waktu panen yang paling baik untuk temu lawak yaitu pada umur 11 − 12 bulan karena hasilnya lebih banyak dan kualitas lebih baik daripada temu lawak yang dipanen pada umur 7 − 8 bulan.<ref name="Syukur, C. dan Hernani" />. Pemanenan dilakukan dengan cara menggali atau membongkar tanah disekitar rimpang dengan menggunakan garpu atau [[cangkul]].<ref name="Mahendra" />.
 
=== Pertumbuhan ===
Baris 79:
Kandungan utama rimpang temu lawak adalah [[protein]], [[karbohidrat]], dan [[minyak atsiri]] yang terdiri atas [[kamfer]], [[glukosida]], [[turmerol]], dan [[kurkumin]].<ref name="Rukmana"/> [[Kurkumin]] bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu).
 
Temu lawak memiliki efek farmakologi yaitu hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, antiinflamasi (antiradang), ''laxative'' (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi.<ref name="Mahendra"/>. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan [[Air susu ibu|ASI]], dan membersihkan darah.<ref name="Rukmana"/>
 
== Referensi ==