Konsekuensialisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Saiful Arvandy (bicara | kontrib)
Merapikan tulisan
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor
Baris 1:
'''Konsekuensialisme''' adalah satu paham dari etika normatif yang menekankan bahwa [[kebenaran]] suatu tindakan haruslah dinilai dari akibat perbuatan tersebut.<ref>{{Cite book|last=Wahana|first=Paulus|date=2016|url=https://repository.usd.ac.id/7333/1/3.%20Filsafat%20Ilmu%20Pengetahuan%20%20(B-3).pdf|title=Filsafat Ilmu Pengetahuan|location=Yogyakarta|publisher=Pustaka Diamond|isbn=978-979-195-391-7|pages=38|url-status=live}}</ref> Dalam konsekuensialisme, tindakan yang dianggap benar adalah tindakan yang menghasilkan akibat keuntungan berupa kebaikan bagi masyarakat.<ref>{{Cite book|last=Hudha, A. M., Husamah, dan Rahardjanto, A.|date=2019|url=http://eprints.umm.ac.id/46884/7/Hudha%20Husamah%20Rahardjanto%20-%20Etika%20Lingkungan.pdf|title=Etika Lingkungan: Teori dan Praktik Pembelajarannya|location=Malang|publisher=Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang|isbn=978-979-796-384-2|pages=51|url-status=live}}</ref> Moral dalam konsekuensialisme didasari oleh pemilihan hasil perbuataan yang memberikan manfaat terbesar.<ref>{{Cite book|last=Nadriana|first=Lenny|date=2019|url=http://repository.usahid.ac.id/31/1/18.%20Buku%20Ahli%20Waris.pdf|title=Ahli Waris Pemegang Personal Garansi Dapat Pailit|location=Jakarta Selatan|publisher=Lembaga Studi Hukum Indonesia|isbn=978-602-53077-2-0|editor-last=Utomo|editor-first=Laksanto|pages=33-34|url-status=live}}</ref> Konsekuensialisme merupakan salah satu prinsip yang diterapkan dalam [[utilitarianisme]].<ref>{{Cite book|last=Syahbana, A. K., dan Adhitama, S.|date=2013|url=https://www.academia.edu/36489119/BAHAN_AJAR_ETIKA_DAN_PENGEMBANGAN_KEPRIBADIAN_PROGRAM_DIPLOMA_I_KEUANGAN_SPESIALISASI_KEPABEANAN_DAN_CUKAI|title=Bahan Ajar Etika dan Pengembangan Kepribadian|publisher=Sekolah Tinggi Akuntansi Negara|pages=13|url-status=live}}</ref> Selain itu, konsekuensialisme juga diterapkan dalam [[hedonisme]].<ref>{{Cite book|last=Ernita|date=2019|url=https://lp2m.umnaw.ac.id/file_data/artikel/BUKU%20FILSAFAT%20ILMU.pdf|title=Buku Ajar Filsafat Ilmu|location=Medan|publisher=Wal Ashri Publishing|isbn=978-602-8345-79-8|editor-last=Murthado|editor-first=Ali|pages=38|url-status=live}}</ref> Kata konsekuensialisme pertama kali dipakai pada tahun 1957 oleh [[Elizabeth Anscombe]].<ref>{{Cite journal|last=Fios|first=Frederikus|date=2012|title=Keadilan Hukum Jeremy Bentham dan Relevansinya bagi Praktik Hukum Kontemporer|url=https://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/download/3315/2698/8739|journal=Humaniora|volume=3|issue=1|pages=303}}</ref>
'''Konsekuensialisme''' adalah satu aliran dalam filsafat [[etika]] yang menekankan bahwa kebenaran suatu tindakan haruslah dinilai dari akibat (konsekuensi) perbuatan tersebut. Sehingga bagi penganut ideologi ini, tindakan yang benar secara moral adalah suatu tindakan yang menghasilkan akibat yang baik. Pandangan ini menolak bahwa benar-salah harus mengacu pada motif, intensi (niat), kewajiban, aturan moral, ataupun hukum.<ref>{{Cite web|title=Consequentialism {{!}} ethics|url=https://www.britannica.com/topic/consequentialism|website=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2020-08-21}}</ref><ref>{{Cite book|last=Sinnott-Armstrong|first=Walter|date=2019|url=https://plato.stanford.edu/archives/sum2019/entries/consequentialism/|title=The Stanford Encyclopedia of Philosophy|publisher=Metaphysics Research Lab, Stanford University|editor-last=Zalta|editor-first=Edward N.|edition=Summer 2019}}</ref> Ini yang menyebabkan konsekuensialisme seringkali dianggap sebagai pandangan yang berkebalikan dari [[Etika Deontologi|deontologi]] dan etika kewajiban. Bagi konsekuensialis, beberapa kasus pembunuhan bisa jadi benar secara moral, sedangkan dalam beberapa kasus, suatu tindakan kedermawanan yang tulus bisa saja menjadi suatu kesalahan moral.<ref>{{Cite web|title=Consequentialism {{!}} Encyclopedia.com|url=https://www.encyclopedia.com/science/encyclopedias-almanacs-transcripts-and-maps/consequentialism|website=www.encyclopedia.com|access-date=2020-08-21}}</ref>
 
== Metode berpikir ==
Kata konsekuensialisme pertama kali dipakai oleh [[Elizabeth Anscombe|G. E. M. Anscombe]] dalam esainya, ''Modern Moral Philosophy''. Salah satu jenis konsekuensialisme paling populer adalah [[utilitarianisme]], yang dipelopori oleh [[Jeremy Bentham]] dan [[John Stuart Mill]].
Dalam konsekuensialisme, suatu [[Tindakan sosial|tindakan]] dilakukan tidak hanya berkaitan dengan akibat dari tindakan tersebut. Akibat dari suatu tindakan terlebih dahulu harus dipilih berdasarkan tingkat kebaikannya. Suatu tindakan umumnya dapat menghasilkan beberapa akibat yang sama-sama berharga, sehingga perlu diadakan pemilihan akibat yang paling berharga untuk dikerjakan.<ref>{{Cite book|last=Susilawati|first=Samsul|date=2020|url=http://repository.uin-malang.ac.id/5549/1/Pembelajaran%20Moral%20dan%20Desain%20Pembelajaran%20Moral.pdf|title=Pembelajaran Moral dan Desain Pembelajaran Moral|location=Yogyakarta|publisher=Pustaka Egaliter|isbn=978-623-92918-1-5|editor-last=Chakim|editor-first=Abdulloh|pages=9|url-status=live}}</ref>
 
== Pengaruh pemikiran ==
 
=== Hak kekayaan intelektual ===
Pandangan konsekuensialisme dan [[etika deontologis]] mulai digunakan kepada hak kekayaan intelektual karena sulitnya justifikasi hak kepemilikan atas benda sebagai bagian darinya. Perlindungan tidak memperoleh jaminan jika hanya didasari oleh landasan hukum dan konstitusional. Karenanya, diperlukan landasan perlindungan lain yang sifatnya independen dan berlaku sebagai suatu aturan. Pemikiran ini berkembang di dalam [[yurisprudensi]] [[Amerika Serikat]].<ref>{{Cite book|last=Thalib, A., dan Muchlisin|date=2018|url=https://repository.uir.ac.id/1526/1/Hak%20Kekayaan%20Intelektual%20Final%20%20%20140218.pdf|title=Hak Kekayaan Intelektual Indonesia|location=Depok|publisher=Rajawali Pers|isbn=978-602-425-445-2|pages=40|url-status=live}}</ref>
 
=== Utilitarianisme ===
Prinsip konsekuensialisme merupakan bagian dari etika deontologis dari [[utilitarianisme]]. Ini disebabkan pandangannya yang menetapkan bahwa kualitas etis suatu perbuatan ditentukan oleh konsekuensi perbuatannya dan bukan karena perbuatan itu sendiri. Perbuatan baik hanya dinilai sebagai kebaikan ketika menghasilkan manfaat paling besar. Sementara itu, perbuatan baik yang tidak menghasilkan manfaat apapun tidak dianggap termasuk sebagai kebaikan.<ref>{{Cite book|last=Madung|first=Otto Gusti|date=2013|url=http://repository.stfkledalero.ac.id/188/1/Filsafat%20Politik-1.pdf|title=Filsafat Politik: Negara Dalam Bentangan Diskursus Filosofis|location=Flores|publisher=Ledalero|isbn=978-979-9447-04-3|pages=21|url-status=live}}</ref> Konsekuensialisme juga berkaitan dengan kajian teleologi pada utilitarianisme yang menilai tindakan berdasarkan kepada tujuan. Sistem teleologi juga menilai tindakan berdasarkan konsekuensinya. Salah satu tokoh pemikir utilitarianisme ini ialah Jeremy Betham.<ref>{{Cite journal|last=Latipulhayat|first=Atip|date=2015|title=Khazanah Jeremy Bentham|url=http://journal.unpad.ac.id/pjih/article/download/7342/3375|journal=Padjadjaran: Jurnal Ilmu Hukum|volume=2|issue=2|pages=415}}</ref>
 
== Referensi ==