Mukjizat Muhammad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: diseberang → di seberang (WP:BAHASA)
Baris 161:
* [[Batu]],<ref>Jabar bin Samurah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad {{saw}} bersabda, “Saya bisa mengenal batu-batu yang biasa mengucapkan salam kepadaku, bahkan ketika saya belum menjadi rasul. Bahkan sekarangpun saya bisa mengenalinya.” (Hadits riwayat Muslim dalam Kitab Shohih Muslim (1782)).</ref> pohon dan gunung<ref>Ucapan salam dari pohon dan batu. Ali bin Abu Thalib meriwayatkan, "Saya sedang bersama nabi {{saw}} di Mekkah. Setiap gunung dan pohon yang dilewatinya mengucapkan, 'As-Salaamu 'alayka yaa rasulallah' (Semoga keselamatan selalu menyertaimu, wahai rasulallah),'" (Hadits Muslim dalam Misykat). 300 Mukjizat Muhammad {{saw}} oleh Badr A Zimbadani.</ref> memberi salam kepada Muhammad.<ref>Ibnu Ishaq berkata bahwa Abdul Malik bin Ubaidillah bin Abu Sufyan bin Al-Ala' bin Jariyah Ats-Tsaqafi berkata kepadaku dan ia mendengar dari beberapa orang berilmu," Jika rasulullah {{saw}} - ketika Allah berkehendak memuliakannya dan memberikan kenabian kepadanya- ingin keluar untuk buang hajat, dia pergi ke tempat yang jauh hingga rumah-rumah tidak terlihat olehnya dan berhenti di syi'ab (jalan di antara dua bukit) Makkah, dan lembah-lembahnya. Setiap kali dia berjalan melewati batu dan pohon, pasti keduanya berkata, 'As-Salaamu Alaika ya rasulullah.' Rasulullah {{saw}} menoleh ke sekitarnya; kanan, kin, dan belakang, namun tidak melihat apa-apa kecuali pohon dan batu. Itulah yang terjadi pada rasulullah {{saw}} dalam jangka waktu tertentu; bermimpi dan mendengar salam hingga Jibril datang kepada dia dengan membawa kemuliaan dari Allah ketika dia berada di Gua Hira' pada bulan Ramadhan." Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam. Jilid 1: 196.</ref>
* Batu kerikil bertasbih ditelapak tangan Muhammad.<ref>Dari Abu Dzar ia berkata, "Saya pernah hadir dalam sebuah pertemuan disisi nabi {{saw}}. Saya melihat beberapa batu kerikil yang dipegang dia mengucapkan tasbih. Saat itu di antara kami ada Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Mereka semua yang hadir dipertemuan itu mendengar tasbih benda tersebut. Kemudian batu-batu kerikil itu oleh nabi {{saw}} diserahkan kepada Abu Bakar yang dapat didengar oleh semua orang yang hadir dipertemuan itu. Ketika diberikan lagi kepada dia kerikil itupun masih tasbih ditangan dia, kemudian dia menyerahkan kepada Umar dan batu kerikil itu pun mengucapkan tasbih ditangannya yang bisa didengar oleh semua orang yang hadir dipertemuan. Kemudian nabi {{saw}} menyerahkan kepada Utsman dan ia pun mengucapkan tasbih ditangannya. Tetapi ketika oleh nabi batu kerikil itu diserahkan kepada kamu, ia tidak mau bertasbih bersama seorang pun di antara kami. (Diriwayatkan oleh Thabrani dalam buku haditsnya ''Al-Mu'jamul Ausath'' nomor 1244 dan oleh Abu Nu'man dalam ''Dalaa'ilun Nubuwwah'' I/404).</ref>
* Memanggil batu agar menyeberangi sungai dan mengapung, menuju kearah Muhammad dan [[Ikrimah bin Abu Jahal]].<ref>Ikrimah bin Abu Jahal ra. Dia berkata, "Jika kamu memang benar seorang nabi, maka panggilah batu yang ada diseberangdi seberang itu agar berenang dan tidak tenggelam." Lalu nabi mengisyaratkan tangannya dan batu itu pun terlepas dari tempatnya dan mengapung di atas air hingga sampai kepada nabi {{saw}}. Begitu menyaksikan itu Ikrimah bersaksia atas kerasulannya, nabi berkata kepadanya, "Ini cukup bagimu." Ikrimah berkata, "Batu itu kembali lagi hingga tempatnya semula."</ref>
* [[Berhala|Berhala-berhala]] runtuh dengan hanya ditunjuk oleh Muhammad.<ref>Diriwayatkan daripada Abdullah bin Mas'ud katanya: Ketika nabi {{saw}} memasuki Mekah terdapat sebanyak tiga ratus enam puluh buah berhala di persekitaran Kaabah. Lalu nabi {{saw}} meruntuhkannya dengan menggunakan tongkat yang berada di tangannya seraya bersabda: Bermaksud: Telah datang kebenaran dan musnahlah kebatilan karena sesungguhnya kebatilan itu, adalah sesuatu yang pasti musnah. Bermaksud: Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan bermula dan tidak akan berulang. Ibnu Abu Umar menambah: Peristiwa itu terjadi pada masa pembukaan Kota Mekah. (Sahih Bukhari, kitab Jihad).</ref>
* Memberinya sebatang kayu yang berubah menjadi pedang kepada [[Ukasyah bin Mihsan]], ketika pedangnya telah patah dalam sebuah pertempuran.