Suku Karo: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
(ringkasan suntingan dihapus) Tag: Pengembalian manual Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Reverted to revision 18943505 by 27christian11 (talk) Tag: Pembatalan |
||
Baris 1:
{{refimprove}}
{{short description|Indonesian ethnic group}}
{{infobox ethnic group
|group = Orang Karo
|image = <table border=0 align="center" style="font-size:90%;">
<tr>
Baris 42 ⟶ 41:
</tr>
</table>
|population = ± 1.
|poptime =
|region1 = '''[[Sumatra Utara]]'''
|pop1 = ?
|region2 = {{nbsp|7}}[[Kabupaten Karo]]
|pop2 = ?
|region3 = {{nbsp|7}}[[Kabupaten Deli Serdang]]
|pop3 = ?
|region4 = {{nbsp|7}}[[Kabupaten Langkat]]
|pop4 = ?
|region5 = {{nbsp|7}}[[Kabupaten Dairi]]
|pop5 = ?
|region6 = {{nbsp|7}}[[Kabupaten Simalungun]]
|pop6 = ?
|region7 = {{nbsp|7}}[[Kota Medan]]
|pop7 = ?
|region8 = {{nbsp|7}}[[Kota Binjai]]
|pop8 = ?
|region9 = '''[[Aceh]]'''
|pop9 = ?
|region10 = {{nbsp|7}}[[Kabupaten Aceh Tenggara]]
|pop10 = ?
|langs = [[Bahasa Karo|Karo]], [[bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Batak Simalungun|Simalungun]], [[Bahasa Batak Toba|Toba]], [[Bahasa Batak Pakpak|Pakpak]]
|rels = {{hlist|[[Kristen Protestan]]<ref>{{Cite journal|last=Ginting|first=Ray Brema|date=2016|title=Kristen di Dataran Tinggi Karo Tahun 1890-1906|url=http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/17540|journal=Kristen di Dataran Tinggi Karo Tahun 1890-1906|language=id|publisher=Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)}}</ref>|[[Islam]]<ref>{{Cite journal|last=Ginting|first=Dewi|date=2012-08-08|title=SEJARAH BERKEMBANGNYA AGAMA ISLAM DI TANAH KARO SUMATERA UTARA PADA TAHUN 1980- 2010|url=http://digilib.unimed.ac.id/17575/|journal=Ginting, Dewi (2012) SEJARAH BERKEMBANGNYA AGAMA ISLAM DI TANAH KARO SUMATERA UTARA PADA TAHUN 1980- 2010. Undergraduate thesis, UNIMED.|language=id|publisher=UNIMED}}</ref>|[[Kristen Katolik]]<ref>{{Cite web|first=Ranika Br Ginting|date=Oktober 2014|title=Katolik di Tanah Karo: Kabanjahe, 1942-1970an|url=https://jurnal.ugm.ac.id/lembaran-sejarah/article/view/23810|website=jurnal.ugm.ac.id|publisher=Jurnal Lembaran Sejarah, Vol. 11, No. 2, Oktober 2014 {{!}} Mahasiswa S1 Jurusan Sejarah Universitas Gadjah Mada|access-date=}}</ref>|[[Agama Buddha|Buddha]]<ref>{{Cite journal|last=Rasmamana|first=Edi Putra|date=2016-09-03|title=PENYEBARAN AGAMA BUDDHA PADA MASYARAKAT KARO DI KABUPATEN LANGKAT|url=http://digilib.unimed.ac.id/20042/|journal=Rasmamana, Edi Putra (2016) PENYEBARAN AGAMA BUDDHA PADA MASYARAKAT KARO DI KABUPATEN LANGKAT. Undergraduate thesis, UNIMED.|language=id|publisher=UNIMED}}</ref>|[[Pemena]]<ref>{{cite book|title=Voice of Nature, Volumes 85-95|year=1990|publisher=Yayasan Indonesia Hijau|page=45}}</ref>|[[Hindu]]|Lainnya
}}
|related = {{hlist|[[Suku Alas|Alas]]|[[Suku Singkil|Singkil]]|[[Suku Gayo|Gayo]]|[[Suku
}}
'''
== Sejarah & etimologi ==
Suku Karo adalah suku yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten Aceh Tenggara. Suku ini memiliki bahasa yang disebut Bahasa Karo dan memiliki salam khas yaitu ''Mejuah-juah''. Adapun Rumah adat Suku Karo atau yang dikenal dengan nama [[Siwaluh
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM De bekende Karo-Batak schaker Si Narser met zijn vrouw Karolanden Noord-Sumatra TMnr 10005391.jpg|thumb|upright|Seorang Wanita Karo mengenakan kain (''Gatip Ampar'') di atas bahunya dan anting-anting (''padung perak''), dan seorang Pria Karo kemungkinan mengenakan ''Julu Berjongkit'' atau ''Ragi Santik'' sebagai penutup pinggul. Foto diambil di salah satu desa di Kabupaten Karo, sekitar tahun 1914-1919.]]
== Wilayah Karo ==
{{multiple image
| align = right
| direction = vertical
| width = 200
| header = [[Siwaluh Jabu|Rumah adat ''Karo Siwaluh Jabu'']]
| image1 = COLLECTIE TROPENMUSEUM Het wooncomplex van Pa Mbelga met schedelhuis (geriten) en duiventil te Kabandjahe TMnr 60038147.jpg
| caption1 = Rumah adat ''Karo Siwaluh Jabu'' tempo dulu di [[Kabanjahe, Karo|Kabanjahe]]
| image2 = Batak Karo House at Dokan Village (01).jpg
| caption2 = Rumah adat ''Karo Siwaluh Jabu'' di [[Dokan, Merek, Karo|Desa Dokan]]
}}
Sering terjadi kekeliruan dalam percakapan sehari-hari dimana wilayah Karo hanya diidentikkan dengan Kabupaten Karo. Padahal, ''Taneh Karo'' jauh lebih luas daripada Kabupaten Karo karena meliputi:
=== Kabupaten Karo ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM 'Karolanden. Si Garang Garang links een bamboe dakladder op den achtergrond de Sinaboeng.' TMnr 10017210.jpg|jmpl|200px|(Tanah Karo 1917).]]
Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Tanah Karo. Kota yang terkenal dengan di wilayah ini adalah Berastagi dan Kabanjahe. Berastagi merupakan salah satu kota turis di Sumatera Utara yang sangat terkenal dengan produk pertaniannya yang unggul. Salah satunya adalah buah jeruk dan produk minuman yang terkenal yaitu sebagai penghasil ''Markisa Jus'' yang terkenal hingga seluruh nusantara.
Mayoritas suku Karo bermukim di daerah pegunungan ini, tepatnya di daerah [[Gunung Sinabung]] dan [[Gunung Sibayak]] yang sering disebut sebagai atau "[[Taneh Karo]] Simalem".
Banyak keunikan-keunikan terdapat pada masyarakat Karo, baik dari geografis, alam, maupun bentuk masakan. Masakan Karo, salah satu yang unik adalah ''trites''. Trites ini disajikan pada saat pesta budaya, seperti pesta pernikahan, pesta memasuki rumah baru, dan pesta tahunan yang dinamakan -kerja tahun-.
Trites ini bahannya diambil dari isi lambung sapi/kerbau, yang belum dikeluarkan sebagai kotoran. Bahan inilah yang diolah sedemikian rupa dicampur dengan bahan rempah-rempah sehingga aroma tajam pada isi lambung berkurang dan dapat dinikmati. Masakan ini merupakan makanan istimewa yang di suguhkan kepada yang dihormati.
=== Kota Medan ===
Pendiri kota Medan adalah seorang putra Karo yaitu [[Guru Patimpus Sembiring Pelawi]]. Sebagian sejarawan dan pemerhati budaya juga memercayai bahwa asal mula nama Kota Medan berasal dari [[Bahasa Karo]], ''madan'' yang berarti "obat". Namun pendapat ini masih menjadi pro dan kontra karena terdapat beberapa versi mengenai asal mula nama Medan.
=== Kota Binjai ===
Kota Binjai merupakan daerah yang memiliki interaksi paling kuat dengan [[Medan|Kota Medan]] disebabkan oleh jaraknya yang relatif sangat dekat dari Kota Medan sebagai ibukota Provinsi [[Sumatra Utara]]. Nama "Binjai" juga dipercaya berasal dari gabungan kedua kosakata [[Bahasa Karo]], ''ben'' dan ''i-jei'' yang artinya "bermalam di sini". Hal tersebut kemudian diucapkan "Binjei" dan menjadi "Binjai" hingga sekarang.
=== Kabupaten Langkat ===
Suku Karo di Langkat mendiami daerah hulu, seperti [[Bahorok, Langkat|Bahorok]], [[Kutambaru, Langkat|Kutambaru]], [[Sei Bingai, Langkat|Sei Bingai]], [[Kuala, Langkat|Kuala]], [[Salapian, Langkat|Salapian]], dan sebagian [[Selesai, Langkat|Selesai]], [[Batang Serangan, Langkat|Batang Serangan]], dan [[Sirapit, Langkat|Serapit]]. Teluk Aru yang berada di Langkat Hilir juga pernah menjadi pusat pemerintahan [[Kerajaan Aru]], kerajaan bercorak Karo-Melayu yang dimana menjadi leluhur dari raja dan sultan Melayu Sumatera Timur.
=== Kabupaten Dairi ===
Wilayah Kabupaten Dairi pada umumnya subur dengan kemakmuran masyarakatnya melalui perkebunan kopinya yang berkualitas. Sebagian Kabupaten Dairi yang merupakan bagian Taneh Karo:
* Kecamatan [[Tanah Pinem, Dairi|Taneh Pinem]]
* Kecamatan [[Tigalingga, Dairi|Tigalingga]]
* Kecamatan [[Gunung Sitember, Dairi|Gunung Sitember]]
=== Kabupaten Aceh Tenggara ===
Taneh Karo di Kabupaten Aceh Tenggara meliputi:
Baris 183 ⟶ 121:
=== Kabupaten Deli Serdang ===
* Kecamatan [[Tanjung Morawa, Deli Serdang|Tanjung Morawa]]
* Kecamatan [[Sinembah Tanjung Muda Hulu, Deli Serdang|Sinembah Tanjung Muda Hulu]]
Baris 196 ⟶ 133:
=== Kabupaten Simalungun ===
* Kecamatan [[Dolok Silau, Simalungun|Dolok Silau]]
* Kecamatan [[Pamatang Silima Huta, Simalungun|Pamatang Silimahuta]]
* Kecamatan [[Silimakuta, Simalungun|Silimakuta]]
== Marga ==
{{main|Merga Karo}}
Suku Karo memiliki sistem kemasyarakatan atau [[adat]] yang dikenal dengan nama ''merga silima'', ''tutur siwaluh'', dan ''[[rakut sitelu]]''. Merga disebut untuk [[laki-laki]], sedangkan untuk [[perempuan]] disebut ''beru''. ''Merga'' atau ''beru'' ini disandang di belakang nama seseorang. ''Merga'' dalam masyarakat Karo terdiri dari lima kelompok utama (marga inti/pokok), yang disebut dengan ''merga silima''. Kelima merga tersebut adalah:
<center>
{| class="wikitable" style="border: none; background: none;"
! colspan="1" rowspan="2" style="border: none; background: none;"|[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Model van een huis van een aanzienlijke familie TMnr 137-16.jpg|none|link=|75px]]
! colspan="5"| Marga Utama ''(merga silima)''
|-
! [[Ginting]] !! [[Karo-karo]] !! [[Perangin-angin]] !! [[Sembiring]] !! [[Tarigan]]
|-
! rowspan="
| Ajartambun || [[Karo-Karo Barus|Barus]] || [[Perangin-angin Bangun|Bangun
|-
| Babo || [[Karo-Karo Bukit|Bukit]] || [[Benjerang]] || [[Bunuhaji
|-
|
|-
|
|-
| Garamata || [[Kacaribu]] || [[Perangin-angin Laksa|Laksa]] || [[Depari]] || Jampang
|-
| Jandibata || [[Karosekali
|-
| Jawak || [[Kemit]] || [[Mano]] || [[Sembiring Keling|Keling]] || [[Purba
|-
| [[
|-
| [[Munthe|Munte]] || [[Karo-Karo Manik|
|-
| Pase || [[Paroka]] || [[Penggarus
|-
| [[Saragih|Seragih]] || [[Karo-Karo Purba|
|-
|
|-
| Sugihen || [[Sinubulan
|-
| Sinusinga || [[Sinuhaji
|-
| Tumangger || [[Sinukaban]] || [[Sinurat]] || [[Pelawi]] || Tua
|-
|
|-
| {{sdash}} || [[Sinuraya]] || [[Perangin-angin Tanjung|Tanjung]] || [[Sinulaki]] ||
|-
| {{sdash}} || [[Sitepu]] || [[Ulunjandi]] || [[Sinupayung]] ||
|-
| {{sdash}} || [[Surbakti]] || [[Uwir]] || [[Tekang]] ||
|-
| {{sdash}} || [[Torong]] ||
|-
| {{sdash}} || [[Karo-Karo Ujung|
|}
</center>
Kelima marga Karo tersebut mempunyai sub-marga masing-masing, dimana setiap orang Karo mempunyai salah satu dari merga tersebut
== Falsafah kemasyarakatan ==
[[File:Batak Karo Wedding.jpg|thumb|upright|Pasangan pengantin pria & wanita menikah dengan pakaian adat Karo lengkap dengan ([[Uis Gara|uis]]) & tudung karo untuk perempuan, serta bekabuluh untuk lelaki]]
Hal lain yang penting dalam susunan masyarakat Karo adalah ''rakut sitelu'', yang artinya secara metaforik adalah Tungku Nan Tiga, yang berarti Ikatan yang Tiga. Arti ''rakut sitelu'' tersebut adalah ''Sangkep Nggeluh'' (Kelengkapan Hidup) bagi orang Karo. Kelengkapan yang dimaksud adalah lembaga sosial yang terdapat dalam masyarakat Karo yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu :
# ''Kalimbubu''
# ''Anak Beru''
Baris 282 ⟶ 205:
* Sembuyak adalah keluarga satu [[galur]] keturunan merga atau keluarga inti.
Orang Karo mempunyai salam khas yaitu ''Mejuah-juah'' atau lengkapnya adalah ''mejuah-juah kita kerina'' yang memiliki arti sehat-sehat kita semua, baik-baik kita semua, kedamaian, kesehatan, kebaikan untuk kita semua
{{clear}}
== Sistem kekerabatan ==
[[File:Batak Karo Wedding Selendang.jpg|thumb|upright|Kedua mempelai dari suku Karo berbusana adat Karo]]
''Tutur Siwaluh'' adalah konsep kekerabatan masyarakat Karo, yang berhubungan dengan penuturan, yaitu terdiri dari delapan golongan:
# Puang Kalimbubu
# Kalimbubu
Baris 298 ⟶ 220:
# Anak Beru Menteri
Dalam pelaksanaan upacara adat, ''Tutur Siwaluh'' ini masih dapat dibagi lagi dalam kelompok-kelompok lebih khusus sesuai dengan keperluan dalam pelaksanaan upacara yang dilaksanakan, yaitu sebagai berikut :
# Puang Kalimbubu adalah kalimbubu dari kalimbubu seseorang
# Kalimbubu adalah kelompok pemberi istri kepada keluarga tertentu. Kalimbubu ini dapat dikelompokkan lagi menjadi :
Baris 313 ⟶ 235:
# Anak Beru Menteri, yaitu anak berunya si anak beru. Asal kata Menteri adalah dari kata Minteri yang berarti meluruskan. Jadi anak beru minteri mempunyai pengertian yang lebih luas sebagai petunjuk, mengawasi serta membantu tugas kalimbubu-nya dalam suatu kewajiban dalam upacara adat. Ada pula yang disebut Anak Beru Singkuri, yaitu anak beru-nya si Anak Beru Menteri. Anak beru ini mempersiapkan hidangan dalam konteks upacara adat.
== Bahasa dan Aksara ==
{{artikel|Bahasa Karo|Surat Batak}}
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Bamboe tabaks- en wichelkoker met Bataks schrift TMnr 512-4.jpg|thumb|upright|Ukiran dari sebuah tulisan ratapan Karo (Bilang-bilang) menggunakan aksara Karo pada media bambu]]
Bahasa Karo merupakan [[rumpun bahasa Austronesia|bahasa Austronesia]] dan digolongkan dalam [[Rumpun bahasa Batak|Rumpun Bahasa Batak Utara]]<ref>https://petabahasa.kemdikbud.go.id/provinsi.php?idp=Sumatra%20Utara</ref> yang utamanya dituturkan oleh masyarakat Karo di wilayah [[Kabupaten Karo]], [[Langkat]], [[Deli Serdang]], [[Dairi]], dan [[Kota Medan]].
Aksara yang digunakan oleh Suku Karo adalah Aksara Karo yang merupakan varian dari Aksara Batak. Aksara ini adalah aksara kuno yang dipergunakan oleh masyarakat Karo, akan tetapi pada saat ini penggunaannya sangat terbatas bahkan hampir tidak pernah digunakan lagi.
{{clear}}
Baris 651 ⟶ 247:
=== Nama-nama bulan ===
Adapun nama-nama bulan dan binatang atau benda apa yang bersamaan dengan bulan bersangkutan adalah sebagai berikut:
* Bulan ''Sipaka sada'' merupakan bulan [[kambing]]
* Bulan ''Sipaka dua'' merupakan bulan [[lembu]]
Baris 668 ⟶ 262:
=== Nama-nama hari ===
Nama-nama hari pada [[suku Karo]] apabila diperhatikan banyak miripnya dengan kata-kata [[bahasa Sanskerta]]. Setiap hari dari [[tanggal]] itu mempunyai makna atau pengertian tertentu. Oleh karena itu apabila seseorang hendak merencanakan sesuatu, misalnya keberangkatan ke tempat jauh, [[berperang]] ke medan laga, memasuki rumah baru dan berbagai kegiatan lainnya. selalu dilihat harinya yang dianggap paling cocok. Di sinilah besarnya peranan "[[guru]] si beloh niktik wari" (dukun/orang tua yang pintar melihat hari dan bulan yang baik dan serasi), yang dengan perhitungannya secara saksama, ia menyarankan agar suatu acara yang direncanakan dilakukan pada hari X.
Adapun nama yang 30 dalam satu bulan adalah sebagai berikut:
{{Col|2}}
# ''Aditia''<!-- adalah hari/wari medalit, mehuli mena, ngumbung, arih-arih (runggu)-->
# ''Suma''<!-- adalah hari/wari sidua nahe, manusia ras manuk, wari kurang mehuli, ngkuruk lubang lamehuli, mehuli erburu, niding, ngkawil, njala.-->
Baris 707 ⟶ 299:
== Budaya/kesenian Karo ==
[[Berkas:Museum Pusaka Karo (Berastagi).jpg|thumb|upright|Museum Pusaka Karo di [[Berastagi, Karo|Kota Berastagi]]]]
Suku Karo mempunyai beberapa kebudayaan tradisional, kesenian/seni (sastra) di antaranya [[tari tradisional]]:
{{Div col|3}}
* [[Piso Surit]]
* [[Tari Lima Serangkai]]
*
* Tari
* Tari
* Tari Ndurung
* Tari
* Tari
* Tari
*
* Pantun
* Petatah petitih
Baris 726 ⟶ 319:
* Senandung/nandung (dendang)
* Gendang
* Guro
* Gurindam
* Anding-andingen
* Kuan
* Bilang-
* Cakap Lumat
* Dengang Duka
* Gundala Gundala
* Tari sambut/tari penyambutan/tari persembahan (
{{Div col end}}
=== Seni Bela diri (Silat Karo) ===
Seni bela diri orang karo merupakan [[Silat Karo]] yang dalam Bahasa Karo disebut ''ndikar''. Kata tersebut mulai jarang digunakan masyarakat Karo sehingga kini asing terdengar. Masyarakat Karo
Kata ''ndikar'' untuk penamaan bela diri/silat dalam Bahasa Karo kadang kerap disamakan dengan kata ''Pandikar''. Kata ''ndikar'' hanya untuk menyebut silat/bela diri, sedangkan ''pandikar'' merupakan seseorang yang mempunyai ilmu bela diri yang tinggi atau bisa juga orang yang mendalami ilmu bela diri dan memiliki ilmu bela diri.
Baris 753 ⟶ 347:
=== Seni Tari ===
[[Berkas:Tari-Seni-Landek.jpg|jmpl|Pasangan Karo menari]]
Tari dalam bahasa Karo disebut
Tarian berkaitan adat misalnya memasuki rumah baru, pesta perkawinan, upacara kematian dan lain-lain. Tarian berkaitan dengan ritus dan religi biasa dipimpin oleh guru (dukun). Misalnya Tari Mulih-mulih, Tari Tungkat, Erpangir Ku Lau, Tari Baka, Tari Begu Deleng, Tari Muncang, dan lain-lain.
Baris 770 ⟶ 364:
== Kegiatan kebudayaan & adat-istiadat ==
* [[Merdang Merdem
*
* [[Mengket Rumah Mbaru]] - Pesta perayaan memasuki rumah (adat
*
* Cawir
* Ndilo Udan - Memanggil hujan.
* Rebu-rebu - Mirip dengan pesta ''"kerja tahun"''.
* Ngumbung - Hari jeda "aron" (kumpulan pekerja di desa).
* [[Erpangir Ku Lau]] - Penyucian diri (untuk membuang sial).
*
*
*
* Manok Sangkepi
* [[Mbaba Belo Selambar]] (MBS) - rangkaian ritus [[Pernikahan adat Karo]]
*
== Kuliner Khas Karo ==
=== Makanan ===
[[Berkas:BPK Gintingta Tigapanah.jpg|thumb|upright|Rumah makan Babi Panggang Karo di [[Tigapanah, Karo|Kecamatan Tigapanah]]]]
Kuliner Karo sangat banyak ragamnya, salah satunya yang terkenal ialah [[Babi panggang Karo]] atau kerapkali disingkat sebagai BPK. BPK adalah makanan yang diproduksi dengan cara dipanggang dan diberi bumbu rempah-rempah yang khas, bumbu ini dinamakan ''Tuba'' atau juga bisa disebut [[Andaliman|andaliman]]. Umumnya orang Karo yang menjual BPK di warung makan ataupun restoran, namun tidak jarang juga ditemukan orang non-Karo yang juga menjual hidangan tersebut seperti orang Toba, Nias, dan lain lain.
Kuliner Karo lainnya meliputi: ''Kidu-kidu'', ''Manuk Getah'', [[Arsik|''Arsik Nurung Mas'']], ''Cimpa'', ''Unung-unung'', ''Cincang Bohan'', ''Pagit-pagit'', ''Trites'', ''Gule Kuta-kuta'' (gulai ayam kampung)
=== Minuman ===
Selain makanan, minuman khas Karo pun banyak macam ragamnya. Minuman yang terkenal adalah ''Susu Kitik'' yaitu teh susu telur khas Karo. Minuman ini umumnya disajikan di warung kopi di daerah Karo
{{clear}}
Baris 804 ⟶ 397:
Beberapa lagu yang berasal dari Daerah Karo adalah:
* Piso Surit
* Mbiring Manggis
Baris 817 ⟶ 409:
== Keyakinan (agama) ==
[[Berkas:Desa Perteguhen, Simpang Empat, Karo.jpg||thumb|upright|Gereja GBKP dan [[Masjid]] yang berhadapan di [[Perteguhen, Simpang Empat, Karo|Desa Perteguhen]] ]]
Mayoritas orang Karo memeluk [[agama]] [[Kristen]] sekitar 70% (mayoritas [[Protestan]] 55% dan 15% [[Katolik]]), dan [[Islam]]
Sebagian kecil
Umumnya pemeluk agama [[pemena]] (agama awal & agama asli Karo) berada di desa yang berada di dekat atau di kaki gunung Sinabung.
Pemeluk [[Agama asli Nusantara|agama tradisional]]/kepercayaan lama lainnya dapat ditemui di pedalaman dan mereka nyaris punah. Agama Lainnya pun terutama [[agama Buddha]] dapat ditemui di perkotaan namun jumlahnya sangat sedikit.
=== Gereja yang didominasi suku Karo ===
[[Berkas:GBKP Rg. Kabanjahe Kota, Klasis Kabanjahe 01.jpg||thumb|upright|Gereja GBKP Kota [[Kabanjahe, Karo|Kabanjahe]]]]
* [[Gereja Batak Karo Protestan|Gereja Batak dan Karo Protestan]] (GBKP) ''(Paling dominan)''
* [[Gereja Injili Karo Indonesia]] ([[GIKI]])
{{clear}}
== Tokoh-tokoh Karo ==
{{artikel|Daftar tokoh Karo}}
* [[Guru Patimpus Sembiring Pelawi]]
* [[Djamin Ginting]]
Baris 851 ⟶ 440:
== Galeri ==
<gallery>
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ngenkal het omwerken van de grond met puntige stokken Karo-landen TMnr 10010952.jpg|Petani Karo
|