Ahasyweros I dari Persia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 40:
Catatan dialog antara [[Sokrates]] dan [[Alkibiades]] menggambarkan pendidikan dan pendidikan khas pangeran Persia. Mereka dibesarkan oleh para kasim. Saat mencapai usia 7 tahun, mereka belajar berkuda dan berburu; pada usia 14, mereka diajar oleh empat guru keturunan bangsawan, yang mengajari mereka bagaimana menjadi "bijaksana, adil, berhati-hati, dan berani."{{sfn|Stoneman|2015|p=27}} Pangeran Persia juga diajari tentang dasar-dasar agama Zoroastrian, untuk jujur, menahan diri, dan berani.{{sfn|Stoneman|2015|p=27}} Dialog lebih lanjut menambahkan bahwa "ketakutan, bagi orang Persia, sama dengan perbudakan."{{sfn|Stoneman|2015|p=27}} Pada usia 16 atau 17 tahun, mereka memulai "dinas nasional" mereka selama 10 tahun, termasuk berlatih memanah dan lembing, bersaing memperebutkan hadiah, dan berburu.{{sfn|Stoneman|2015|p=28}} Setelah itu mereka bertugas di militer selama sekitar 25 tahun dan kemudian diangkat ke status penatua dan penasihat kaisar.{{sfn|Stoneman|2015|p=28}}
 
Catatan tentang pendidikan di kalangan elit Persia ini didukung oleh penggambaran dari [[Xenophon]] tentang pangeran Akhemeniyah abad ke-5 SM, Koresy Muda, yang sangat dikenalnya dengan baik.{{sfn|Stoneman|2015|p=28}} Stoneman berpendapat bahwa ini adalah jenis asuhan dan pendidikan yang diberikan pada Xerxes.{{sfn|Stoneman|2015|p=29}} Tidak diketahui apakah Xerxes pernah belajar membaca atau menulis, lantaran bangsa Persia lebih menyukai sejarah lisan daripada sastra tertulis.{{sfn|Stoneman|2015|p=29}} Stoneman berpendapat bahwa pengasuhan dan pendidikan Xerxes mungkin tidak jauh berbeda dengan para raja diraja Iran di kemudian hari, seperti [[Abbas I dari Persia|Abbas Agung]], Raja Diraja Iran dari Dinasti Safawi yang berkuasa pada abad ke-17 M.{{sfn|Stoneman|2015|p=29}} Mulai dari 498 SM, Xerxes tinggal di istana kerajaan Babil.{{sfn|Dandamayev|1989|p=183}}
 
=== Naik takhta ===
Sementara Darius sedang mempersiapkan perang lain melawan Yunani, sebuah pemberontakan terjadi di Mesir pada tahun 486 SM karena pajak yang tinggi dan deportasi para pengrajin untuk membangun istana kerajaan di Susan dan Parsa. Di bawah hukum Persia, kaisar diharuskan memilih penerus sebelum melakukan ekspedisi berbahaya. Ketika Darius memutuskan untuk pergi (487–486 SM), dia (Darius) menyiapkan makamnya di Naqsy-e Rustam (lima kilometer dari istananya di Parsa) dan menunjuk Xerxes, putra sulungnya oleh Atosa, sebagai penggantinya. Namun, Darius tidak dapat memimpin kampanye karena kesehatannya yang menurun dan meninggal pada Oktober 486 SM pada usia 64 tahun.{{sfn|Dandamayev|1989|pp=178–179}}
 
Artobazan kemudian mengklaim takhta lantaran statusnya sebagai putra sulung Darius. Xerxes menyatakan bahwa dirinya lebih pantas atas takhta lantaran ibunya, Atosa, adalah [[Koresy Agung]] yang merupakan pendiri Kekaisaran Akhemeniyah. Klaim Xerxes juga didukung oleh seorang raja Sparta di pengasingan yang hadir di Iran pada saat itu, Raja [[Demaratos]] dari keluarga Eurypontid, yang juga berpendapat bahwa putra tertua tidak secara otomatis berarti mereka memiliki klaim atas takhta, karena hukum bangsa Sparta menyatakan bahwa putra pertama yang lahir saat ayahnya berkuasa adalah pewaris takhta.<ref>[[Herodotos]] 7.1–5</ref> Beberapa sarjana modern juga melihat keputusan yang tidak biasa dari Darius untuk memberikan takhta kepada Xerxes sebagai hasil dari pertimbangannya akan kedudukan khusus yang dinikmati Koresy Agung dan putrinya, Atosa, di kalangan bangsa Persia.<ref>[[#refshabani-xerxes|R. Shabani]] Bab I, hlm. 15</ref> Artobazan lahir saat Darius masih berstatus bawahan atau belum naik takhta, sementara Xerxes adalah putra tertua yang lahir saat Darius berkuasa. Di sisi lain, ibu Artobazan adalah orang biasa sementara ibu Xerxes adalah putri pendiri kekaisaran.<ref>[[#ref|Olmstead: The history of Persian empire]]</ref>
 
Xerxes dimahkotai dan menggantikan ayahnya pada Oktober–Desember 486 SM<ref name=chi-v2>[[#refchi-v2google|''The Cambridge History of Iran'' vol. 2]]. hlm. 509.</ref> ketika ia berusia sekitar 36 tahun.{{sfn|Dandamayev|1989|p=180}} Peralihan kekuasaan ke Xerxes cenderung lancar, sebagiannya lantaran pengaruh besar dari Atosa,<ref name=atossa-EI>Schmitt, R., "[[#refatossa-EI|Atossa]]" dalam ''Encyclopaedia Iranica''.</ref> dan jalannya untuk naik takhta tidak mendapat penentangan berarti oleh siapa pun, baik di istana, dalam keluarga Akhemeniyah, atau di antara negara bawahan.<ref>[[#refcah-vv|''The Cambridge Ancient History'' vol. V]] hlm. 72.</ref>
 
== Perang Pertama dengan Yunani ==
Baris 89 ⟶ 96:
* A.T. Olmstead, 1948. ''History of the Persian Empire'' (University of Chicago Press) pp.&nbsp;214ff.
* {{cite book | last = Briant | first = Pierre | title = From Cyrus to Alexander: A History of the Persian Empire | year = 2002 | publisher = Eisenbrauns | pages = 1–1196 | isbn = 9781575061207 | url = https://books.google.com/books?id=lxQ9W6F1oSYC&q=false }}
* {{Cite book|last=Dandamayev|first=Muhammad A.|url=https://books.google.com/books?id=ms30qA6nyMsC&q=shamash-eriba&pg=PA185|title=A Political History of the Achaemenid Empire|publisher=BRILL|year=1989|isbn=978-9004091726|author-link=Muhammad Dandamayev}}
* Farrokh, Kaveh (2007). ''Shadows in the Desert: Ancient Persia at War''. Osprey Publishing. ISBN 1-84603-108-7.
* Herodotus, ''The Persian Wars''. Translated by George Rawlinson, Introduction by Francis R.B. Godolphin (1942 edition)