Wayang sadat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 23:
 
* Iman Kepada Nabi
Percaya kepada nabi dalam pertunjukan Wayang Sadat lakon Ki Ageng Pengging, dimunculkan dalam ''[[jineman]]'' (rangkaian akhir dari sulukan jejer pertama). Syair ''jineman'' dalam ''sulukan'' diambil dari syair [[selawatan]]. Syair selawatan ini juga dipakai dalam bagian akhir ''sulukan pathet sanga wantah''. Berikut ini kutipan syair selawatan: ''“Laillah“Lailahaillallah haillallah, Laillah haillallah, Muhammadar rasullullah, Muhammadar rasullullahmuhammadarrasulullah.”'' Makna yang tersirat di dalam syair salawatan itu adalah mengagungkan nabi, khususnya Nabi Muhammad SAW. Dalam ajaran Islam, membaca selawatan itu bermaksud untuk mengagungkan nama Allah dan Nabi Muhammad SAW. Ajaran itu terdapat dalam Al-Quran [[Surah Al-Ahzab|Surah Al Ahzab]] ayat 44 dan 56 yang artinya: “Menyatakan bahwa Dialah yang memberi rahmat (salawat) kepadamu dan malaikat-Nya (44). (memohonkan ampunan untukmu), supaya dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya yang terang (56)”.<ref>{{Cite book|title=Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran|last=Shihab|first=Quraish|date=2006|publisher=Lentera Hati|isbn=978-979-9048-08-0|location=Jakarta|pages=71|url-status=live}}</ref>
Dalam ayat di atas digunakan kata salawat. Ucapan salawat itu berasal dari Allah SWT dan malaikatnya. Orang-orang beriman dianjurkan untuk bersalawat kepada Nabi. Ucapan salawat dari malaikat berarti permohonan ampun untuk Nabi Muhammad SAW walaupun Nabi SAW terbebas dari dosa-dosa. Demikian juga orang-orang yang beriman mengucapkan salawat untuk Nabi sebagai penghormatan kepada Nabi.<ref>{{Cite book|title=Dakwah Islam dalam Wayang Sadat Lakon Ki Ageng Pengging|last=Murtana|first=I Nyoman|date=2011|publisher=ISI Press|isbn=978-602-8755-33-7|location=Surakarta|pages=67|url-status=live}}</ref>