Sejarah Lampung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jaya CFJ 99 (bicara | kontrib)
k Prasejarah: menambahkan ringkasan rujukan pemerintah
Jaya CFJ 99 (bicara | kontrib)
k Prasejarah: menambahkan ringkasan rujukan pemerintah
Baris 21:
[[Pangeran Alprinse Syah Pernong|Suku-suku Lampung]] berjuang melawan penjajahan kala itu. Pada tahun 1942, kekuasaan belanda jatuh ketangan jepang. Ketika jepang menyerah kepada sekutu, Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 <ref>https://kompaspedia.kompas.id/baca/profil/daerah/provinsi-lampung</ref>. Dalam catatan sejarah masyarakat adat Tradisi Gaukang Tubajeng yang berarti pesta besar orang Bajeng adalah upacara kemerdekaan sebagai simbol perlawanan terhadap penjajahan, Bendera Merah Putih dan [[Kerajaan Gowa|bendera Bajeng]] dikibarkan pada tanggal 14 Agustus 1945 tiga hari sebelum merah putih berkibar di Pegangsaan Timur Jakarta Proklamasi RI 17 Agustus 1945, Peristiwa ini menyimpan nilai historis Sebab Kerajaan Bajeng satu satunya kerajaan yang melakukan pengibaran bendera Merah Putih sebelum proklamasi 17 Agustus 1945 <ref>https://radarcom.id/2019/08/16/melihat-perjalanan-pangeran-alprinse-syah-pernong-menjadi-tamu-kehormatan-kerajaan-gowa-sulsel/</ref>.
 
Sedangkan bagi [[Suku Lampung]], Islam adalah satu kesatuan dengan Adat Lampung yang tak bisa dipisahkan. Berdirinya Kepaksian didahului oleh Kemaharajaan [[Majapahit]]. [[Kepaksian Sekala Brak]] adalah sebuah kerajaan yang berlandaskan nilai-nilai agama Islam. <ref>https://tirto.id/mengenal-kerajaan-sekala-brak-sebagai-leluhur-lampung-czon</ref><ref>https://m.lampost.co/berita-sekala-brak-menjawab-sejarah.html</ref><ref>http://bebasluas.blogspot.com/2012/07/kerajaan-skala-brak-di-lampung.html</ref>. Awal masuknya [[Penyebaran Islam]] ke Indonesia tidak bersamaan, Kedatangan [[Islam di Indonesia]] melalui pesisir pantai utara sumatra pada abad ke-7 sampai dengan abad ke-8, pada abad ke-12 suku-suku Muslim menumbuhkan Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara seperti kita ketahui islam masuk ke jawa pada saat dikuburkannya Fatimah binti Maimun di Laren Gersik bersamaan kedatangan Islam ke belahan Indonesia bangian timur ke maluku juga tidak dapat terpisahkan dari kegiatan prdagangan pada abad ke-14 Masehi sedangkan islam masuk ke banjarmasin pada tahun 1550 Masehi, adapun di pulau sulawesi masuknya Islam pada abad 15 Masehi. Perkembangan Islam secara struktural atau secara birokrasi di awali dengan masuk Islamnya para raja-raja yang kemudian di ikuti oleh suku-suku lainnya, perpindahan para penguasa ini mempasilitasi percepatan perkembangan Islam secara kuantitatif, bahkan dengan masuknya Islam dalam kelompok bangsawan dan raja, pada akhirnya mereka akan memahami dan mendalami Islam dalam komunitasnya dan ini awal munculnya sosok Sultan yang menjadi Ulama. Hingga sampai akhir abad 16 tidak terjadi kemunduran dalam hal penyebaran Islam melalui Kerajaan-Kerajaan, hal ini dibuktikan di tanah Lampung hingga saat ini kelompok beragamakan Islam yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan kelompok yang tidak beragamakan Islam, bahkan untuyang diberagamakan tanahIslam di Lampung, itu sendiriMuslim 95,48% beragamakanper IslamKota/Kabupaten di Provinsi Lampung.
 
Pada hari Jum'at tanggal 3 September 1971 Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung Sutiyoso bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I Lampung A.R Siregar menetapkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor I tahun 1971 tentang bentuk Lambang Daerah Provinsi Lampung menjelaskan tentang isi dan arti Lambang Daerah Provinsi Lampung, Bunga melur (melati 4 bunga, setiap bunga mempunyai 4 daun bunga yang berkelompok lima) dengan pengertian Kuntum Bunga melambangkan 4 Kepaksian asal Sekala Brak yang terdiri dari 4 paksi (Kepaksian) 4 (empat) pemegang pucuk tertinggi didalam Adat terdiri dari Umpu Pernong, Umpu Nyerupa, Umpu Pejalan di Way, Umpu Belunguh dengan pusat titik kebesaran Sultan Sekala Brak Umpu Pernong Gelar Sultan Ratu Buay Pernong berada di Kepaksian Pernong, Umpu Nyerupa berada di Kepaksian Nyerupa, Umpu Bejalan di Way berada di Kepaksian Bejalan di Way, Umpu Belunguh berada di Kepaksian Belunguh, ke-4 Umpu ini adalah putra-putra dari pada Sultan Sekala Brak Umpu Ngegalang Paksi Gelar Sultan Ratu Ngegalang Paksi, Kelompok Daun Bunga Setelah berkembang dan tersebarnya masyarakat di seluruh daerah Lampung, maka terbinalah 5 daerah Keratuan yang masing-masing dipimpin oleh Ratu di Belalau, Ratu Darah Puti, Ratu di Pungung, Ratu Pemanggilan, Ratu di Puncak Daun Bunga Sekala yang terdapat pada Puncak Lengkungan Siger atas dimana ujungnya mengenai tiang payung agung. Bunga sekala itu menjulang dari 4 daun kembangnya (dari bawah) yang mengandung arti Menjulang dari 4 daun bunga Semua Jurai yang berasal dari sekala Brak yang dilambangkan oleh Paksi Pak Sekala Brak (Kepaksian Sekala Brak) mempunyai filsafat hidup Bunga Sekala berdaun Lima melambangkan bahwa Filsafat Pi’il Pesenggiri itu bertemali 5 serta mempunyai Siger lekuk tujuh melambangkan pedoman hidup suku-suku Lampung bertemali 7. Hingga sampai Jaman sekarang apa bila Kerajaan Sekala Brak muncul maka muka seluruh komunitas masyarakat yang dulu mempunyai keterkaitan dengan Kepaksian Sekala Brak muncul, untuk menegakkan Payung dari pada Sekala Brak.