Nasi liwet: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hidayatsrf (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Hidayatsrf (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 24:
Lambat laun hidangan ini mulai memasyarakat, dan penjual nasi liwet pun banyak bermunculan. “Kalau yang pertama namanya Mbah Karto,” ungkap Nurwanto menjelaskan siapa generasi pertama yang menjual nasi liwet. Mbah Karto ini merupakan penduduk asli Desa Menuran dan diketahui mulai menjajakan nasi liwetnya di daerah Keprabon, Solo.
== Nasi
Kegiatan memasak [[nasi liwet]] dan makan bersama dengan alas [[daun pisang]] dalam tradisi [[Suku Sunda|masyarakat Sunda]] disebut ''Ngaliwet''.<ref>{{Cite book|date=2006|url=https://books.google.co.id/books?id=vo9uAAAAMAAJ&q=ngaliwet&dq=ngaliwet&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjq-bXZqPLuAhVRAXIKHVc8DXkQ6AEwAXoECAIQAw|title=Konferensi Internasional Budaya Sunda (KIBS): prosiding|publisher=Yayasan Kebudayaan Rancage|language=id}}</ref> Menu utamanya adalah Nasi Liwet Sunda yaitu nasi yang dimasak dengan menggunakan bumbu tambahan seperti bawang, daun salam, sereh dan garam, sehingga nasinya terasa lebih gurih. Untuk lauknya biasanya adalah ikan mas goreng atau bakar yang ditangkap langsung dari empang milik keluarga, yang ditemani menu wajib yaitu ikan asin, lalapan dan sambal terasi.<ref>{{Cite book|last=Aulia|first=Amar Ali|date=2021-02-11|url=https://books.google.co.id/books?id=GOEbEAAAQBAJ&pg=PA19&dq=ngaliwet&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjq-bXZqPLuAhVRAXIKHVc8DXkQ6AEwBHoECAUQAw#v=onepage&q=ngaliwet&f=false|title=Kembali Ke Desa Di Masa Pandemi|publisher=LP2M UIN SGD Bandung|isbn=978-623-6070-52-9|language=id}}</ref>
|