Tunku Abdul Rahman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 11:
|framestyle=border:none; padding:0;
|title=Daftar
|1=[[Tuanku Abdul Rahman|Abdul Rahman]] |2= [[Hisamuddin Alam Shah dari Selangor|Hisamuddin Alam Shah]] |3=[[Syed Putra dari Perlis|Syed Putra]] |4=[[Ismail Nasiruddin Shah dari Terengganu|Ismail Nasiruddin Shah]] |5=[[Abdul Halim dari Kedah|Abdul Halim]]
}}
|deputy = [[Abdul Razak Hussein]]
Baris 28:
|birth_date = {{tanggal lahir|1903|2|8}}
|birth_place = Istana Tia Tangga, [[Alor Star]], [[Kedah]], [[Siam]] (sekarang [[Thailand]])
|death_date = {{tanggal kematian dan umur|1990|12|6|1903|2|8|df=y}}<ref>{{cite web|url=https://majalah.tempo.co/amp/luar-negeri/20162/tunku-dari-kedah-ke-kedah|title=Tunku: Dari Kedah ke Kedah|publisher=[[Tempo.co]]|language=id|date=15 Desember 1990|access-date=31 Agustus 2021}}</ref>
|death_place = Rumah Sakit Kuala Lumpur, [[Kuala Lumpur]], [[Malaysia]]
|party = [[Organisasi Nasional Malaysia Bersatu|UMNO]] (1946–1988)
Baris 40:
}}
'''Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj ibni Almarhum Sultan Abdul Hamid Halim Shah''' ([[Abjad Jawi|Jawi]]: تونكو عبدالرحمن ڤوترا الحاج ابن المرحوم سلطان عبدالحميد حاليم شاه; {{lahirmati|[[Kedah]], [[Siam]]|8|2|1903|[[Kuala Lumpur]], [[Malaysia]]|6|12|1990}}) adalah negarawan asal [[Bangsa Malaysia|Malaysia]] yang merupakan [[Perdana Menteri Malaysia]] pertama sekaligus Bapak Proklamator atau Bapak Malaysia ({{lang-ms|Bapa Kemerdekaan dan Bapa Malaysia}}). Sebelum menjadi perdana menteri, ia merupakan [[Perdana Menteri Malaysia|Ketua Menteri Federasi Malaya]] dari 1955 sampai 1957. Pemberian gelar "Tunku" pada umumnya digunakan untuk [[gelar kehormatan Melayu]] pada keturunan raja arau sultan.<ref name="NYT_Obit">{{cite news|title=Tunku Abdul Rahman, 87, Dead; First Prime Minister of Malaysia|url=https://www.nytimes.com/1990/12/07/obituaries/tunku-abdul-rahman-87-dead-first-prime-minister-of-malaysia.html|access-date=25 Juni 2015|work=[[New York Times]]|date=7 Desember 1990}}</ref><ref name="Cheah_2002">{{cite book|last1=Cheah|first1=Boon Kheng|title=Malaysia: The Making of a Nation|date=2002|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|location=Singapura|isbn=9812301542|pages=109–110|chapter=The Tunku as "Founding Father of the Nation"}}</ref> Ia merupakan adik tiri dari [[Kesultanan Kedah|Sultan Kedah ke-27]], [[Badlishah dari Kedah|Sultan Badlishah]].
Di kabinet, ia juga menjabat sebagai [[Menteri Dalam Negeri Malaysia]] sejak 9 Agustus 1955 hingga 30 Agustus 1957, [[Menteri Luar Negeri Malaysia]] selama dua kali menjabat dari 31 Agustus 1957 sampai 2 Februari 1959 dan dari 1 September 1960 sampai 22 September 1970. Selain itu, ia juga menjadi [[Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia]] pertama dalam sejarah (1964–1966).
Baris 54:
Tunku mulai pendidikannya pada 1909 di sebuah sekolah dasar Melayu di Jalan Baru, Alor Setar. Biasa ber [[bahasa Thailand|bahasa Siam]] di rumah, ia belajar [[bahasa Melayu]] di sekolah itu. Seorang guru pula datang ke rumahnya untuk mengajar [[bahasa Inggris]]. Tunku kemudian pindah ke sebuah sekolah pemerintah bahasa Inggris yang kini disebut [[Kolej Sultan Abdul Hamid]]. Di sini, dia belajar di sekolah pada waktu siang dan membaca [[Al-Quran]] pada waktu petang.
Tunku Abdul Rahman Pernah Menjadi Ketua Malaysia dalam konfrontasi Indonesia Malaysia
== Kepemimpinan sebagai perdana menteri ==
Tunku Abdul Rahman mendominasi politik di [[Malaya]] (yang berganti nama menjadi [[Malaysia]] pada tahun 1963) dan memimpin [[Partai Aliansi (Malaysia)|Partai Perikatan]], serta Presiden [[Organisasi Nasional Melayu Bersatu]] (UMNO) pertama berhasil memenangkan [[Pemilihan umum Malaya 1959|pemilihan umum 1959]] dan [[Pemilihan umum Malaysia 1964|1964]]. Ia tidak hanya menjabat sebagai perdana menteri, tetapi juga sebagai [[Menteri Luar Negeri Malaysia]].
Terbentuknya Malaysia merupakan salah satu pencapaian terbesarnya. Pada 1961, ia berpidato di Asosiasi Koresponden Asing Asia Tenggara di Singapura dengan mengusulkan sebuah federasi dari negara-negara bagian, seperti [[Federasi Malaya]], [[Singapura di bawah pemerintahan Malaysia|Singapura]], [[Sabah]], [[Sarawak]], dan [[Brunei]]. Usulan ini berhasil diwujudkan setelah seluruh negara bagian (kecuali Brunei) secara resmi digabungkan pada 16 September 1963.
Akan tetapi, faktor rasial diperparah dengan masuknya Singapura yang meningkatkan proporsi [[Tionghoa-Malaysia|Tionghoa]] menjadi lebih dari 40%. UMNO dan [[Asosiasi Tionghoa Malaysia]] (MCA) merasa ragu akan kemungkinan [[Lee Kuan Yew]] dari [[Partai Tindakan Rakyat]] (PAP yang berideologi sosialis dan radikal) lebih populer di kalangan pemilih, sehingga Partai Perikatan membentuk partai untuk menantang kedudukan Lee disana, walaupun sebelumnya sepakat tidak akan melakukannya. Lee mencalonkan diri sebagai kandidat PAP di Malaya pada [[Pemilihan umum Malaysia 1964|pemilihan 1964]] dan memenangkan satu kursi di parlemen [[Dewan Rakyat Malaysia|Dewan Rakyat]]
Hal ini memicu Tunku untuk menuntut agar Singapura dikeluarkan secara permanen dari [[Federasi Malaysia]]. Perintah ini mengarah pada Perjanjian Kemerdekaan Singapura 1965 yang mencapai kemerdekaan Singapura dari Malaysia dalam satu langkah itu. Pada hari yang sama, 7 Agustus 1965, Tunku mengumumkan dalam [[Parlemen Malaysia]] di [[Kuala Lumpur]] bahwa mereka harus memberikan pilihan atas resolusi agar Singapura dikeluarkan dari federasi dan memisahkan diri, serta menjadikan Singapura sebagai negara yang merdeka pada 9 Agustus 1965.
Tunku mendirikan Organisasi Asia Tenggara (ASA) yang merupakan cikal bakal terbentuknya [[Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara]] (ASEAN) dengan beranggotakan Federasi Malaya, [[Thailand]], dan [[Filipina]] pada 1961.
Pada [[Pemilihan umum Malaysia 1969|pemilihan umum 1969]], perolehan kursi mayoritas dari Partai Perikatan atau Aliansi mulai berkurang. Demonstrasi setelah pemilu memicu kerusuhan rasial 13 Mei di Kuala Lumpur. Beberapa pemimpin UMNO yang dipimpin oleh [[Abdul Razak Hussein]] mengkritik kepemimpinan Tunku selama peristiwa ini dan membentuk komite darurat, yaitu [[Majelis Gerakan Negara]] dengan tujuan mengambil alih kekuasaan dan menyatakan keadaan darurat.
Kekuasaannya sebagai perdana menteri semakin terguncang, hingga akhirnya pada 22 September 1970 ia terpaksa mengundurkan diri sebagai [[Perdana Menteri Malaysia]], kemudian menyerahkan jabatannya kepada Abdul Razak Hussein. Setelah itu, dirinya mengundurkan diri dari kursi kepresidenan UMNO pada Juni 1971, di tengah tentangan keras dari kelompok "Turki Muda" yang terdiri dari pemberontak partai, seperti [[Mahathir Mohamad]] dan [[Musa Hitam]].
== Kontribusi ==
Baris 60 ⟶ 75:
Setelah mengesahkan [[Islam]] sebagai salah satu agama di [[Federasi Malaya]] pada 1960, Tunku mendirikan Organisasi Kesejahteraan Islam (PERKIM), sebuah organisasi untuk membantu mualaf [[Muslim]] menyesuaikan diri dengan kehidupan baru sebagai seorang Muslim. Ia menjabat sebagai Presiden PERKIM hingga setahun sebelum wafatnya. Pada 1961, Malaysia menjadi tuan rumah pertama Kompetisi Membaca Al-Qur'an Internasional, sebuah kompetisi yang dikembangkan dari pemikiran Abdul Rahman ketika ia menyelenggarakan kompetisi tingkat negara bagian pertama di [[Kedah]] pada 1951.
Malaysia adalah salah satu pendiri Organisasi Konferensi Islam (OKI). Kantor pusatnya berada di [[Jeddah]], [[Arab Saudi]] dan didirikan bertepatan pada penyelenggaraan Konferensi Bangsa-Bangsa Islam di Kuala Lumpur pada 1969. Tunku menjabat sekretaris jenderal pertamanya sejak tahun 1970.
Pada kesempatan ulang tahunnya yang ke-80, ia menyatakan pada surat kabar [[The Star (Malaysia)|The Star]] edisi 9 Februari 1983 bahwa "negara ini (Malaysia) memiliki populasi multi-ras dengan berbagai keyakinan. Malaysia harus terus menjadi negara sekuler dengan Islam sebagai agama resmi". Dalam edisi yang sama, pernyataan Tunku didukung oleh [[Perdana Menteri Malaysia]] ke-3, [[Hussein Onn]], dengan menyatakan bahwa "bangsa masih dapat berfungsi sebagai negara sekuler dengan Islam sebagai agama resmi".<ref>Ooi, J. 2007. Merdeka... 50 years of Islamic State?. Available from: {{cite web |author=Jeff Ooi |title=Merdeka... 50 years of Islamic State? |date=19 Juli 2007 |website=Jeffooi.com |url=http://www.jeffooi.com/2007/07/merdeka_50_years_of_islamic_st.php |access-date=10 Juni 2011 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20110610122035/http://www.jeffooi.com/2007/07/merdeka_50_years_of_islamic_st.php |archive-date=10 Juni 2011}}.</ref>
Baris 76 ⟶ 91:
|title = [[Perdana Menteri Malaysia]]
|years = 1957–1970
|after = [[Abdul Razak Hussein]]
}}
{{s-ppo}}
{{kotak suksesi
|before = [[Onn Jaafar]]
|title = Presiden [[UMNO]]
|years = 1951–1971
|after = [[Abdul Razak Hussein]]
}}
|