Wangsa Medici: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 64:
Keluarga Medici juga menuai keuntungan dari usaha tambang [[Potassium alum|alum]] di [[Tolfa]] pada 1461. Alum sangat diperlukan sebagai bahan [[penguat warna]] dalam kegiatan pewarnaan bahan sandang tertentu, dan digunakan secara ekstensif di Firenze, kota tempat produksi tekstil menjadi industri pokok. Sebelum keluarga Medici merambah usaha pertambangan alum, satu-satunya eksportir alum adalah Turki. Para konsumen di Eropa terpaksa membeli alum dari bangsa Turki sampai ditemukannya cadangan alum dalam jumlah besar di Tolfa. [[Paus Pius II]] menganugerahkan hak monopoli penambangan alum di Tolfa kepada keluarga Medici, sehingga keluarga Medici menjadi produsen utama alum di Eropa.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=gHtQBAAAQBAJ&q=Pius+II+granted+the+Medici+family+a+monopoly+on+the+mining+there%2C+making+them+the+primary+producers+of+alum+in+Europe.&pg=PT46|title=The Renaissance: All That Matters|last=Halvorson|first=Michael|date=2014|publisher=Hodder & Stoughton|isbn=9781444192964|language=en}}</ref>
{{Quote box|quote=Di tengah suasana genting yang mencengkam kota kita, tidak ada lagi waktu untuk bermusyawarah. Yang harus dilakukan adalah segera bertindak... Sudah saya putuskan, dengan persetujuan anda sekalian, untuk selekasnya bertolak ke Napoli, lantaran yakin bahwa sayalah orang yang menjadi sasaran utama sepak terjang musuh-musuh kita, sehingga mungkin saja penyerahan diri saya ke dalam tangan mereka boleh menjadi sarana pemulih perdamaian demi kepentingan saudara-saudara sesama warga. Di antara anda sekalian, sayalah yang menyandang lebih banyak kehormatan maupun tanggung jawab daripada yang disandang tiap-tiap warga dewasa ini, oleh karena itu saya jualah yang lebih berkewajiban daripada semua warga lain untuk berbakti kepada negara, bahkan sampai titik darah penghabisan. Dengan niat inilah saya kini berangkat. Mungkin Allah menghendaki agar perang yang berpangkal dari tumpahan darah adik saya dan darah saya ini, harus diakhiri dengan segala daya dan upaya. Sudah terhajat di dalam hati, kiranya dengan hidup maupun ajal saya, dengan malang maupun untung di badan, bolehlah saya bersumbangsih bagi kemaslahatan kota kita... Saya berangkat dengan penuh harapan, seraya berdoa kepada Allah agar sudi melimpahkan rahmat-Nya kepada saya untuk menunaikan tugas yang setiap saat patut dilaksanakan tiap-tiap warga dengan penuh kesiapsediaan
| width = 75%
| align = center
|