Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
ingat, penulisan jam dan menit yang benar adalah titik, BUKAN titik dua!
Baris 23:
Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (''Gunsei'') untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di ''Koningsplein'' (Medan Merdeka). Namun, kantor tersebut kosong.
 
Soekarno dan Hatta bersama [[Achmad Soebardjo]] kemudian ke kantor ''Bukanfu'', [[Maeda Tadashi|Laksamana Muda Maeda]], di Jalan Medan Merdeka Utara (rumah Maeda di Jalan Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat dan menjawab bahwa ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari tempat Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan PPKI pada pukul 10:.00 pagi tanggal 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No. 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.{{sfn|Inomata|1952|p=108}}
 
Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10:.00 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul.{{sfn|Inomata|1952|p=108}}
 
== Peristiwa Rengasdengklok ==
Baris 32:
Para pemuda pejuang, termasuk [[Chaerul Saleh]], [[Sukarni]], dan [[Wikana]] yang terbakar gelora kepahlawanannya setelah berdiskusi dengan [[Tan Malaka|Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka]]. Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, mereka bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, membawa Soekarno (bersama [[Fatmawati]] dan [[Guntur Soekarnoputra|Guntur]] yang baru berusia 9 bulan) serta Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai [[Peristiwa Rengasdengklok]]. Tujuannya adalah agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.<ref>{{cite web |url=https://www.selasar.com/jurnal/37576/16-Agustus-Menelisik-Memori-Bersejarah-Peristiwa-Rengasdengklok |title=16 Agustus: Menelisik Memori Bersejarah Peristiwa Rengasdengklok |date=16 Agustus 2017 |accessdate=17 Agustus 2019 |website=Selasar.com |first=Muhammad Iman |last=Abdurrahman |archive-date=2019-08-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190817151959/https://www.selasar.com/jurnal/37576/16-Agustus-Menelisik-Memori-Bersejarah-Peristiwa-Rengasdengklok |dead-url=yes }}</ref>
 
Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Achmad Soebardjo melakukan perundingan. Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta.<ref name="rengasdengklok">{{cite book |author=Her Suganda |authorlink= |title=Rengasdengklok - Revolusi dan Peristiwa |url=https://books.google.com/books?id=ft6UZaWOKU4C&pg=PA95 |accessdate=26 Mei 2013 |year=2009 |publisher=Kompas |location=Jakarta |isbn= 9787977094355 |pages=92–96}}</ref> Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu-buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang ke rumah masing-masing. Mengingat bahwa [[Hotel Des Indes]] (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10:.00 malam, maka tawaran Laksamana Muda [[Maeda Tadashi]] untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan [[Naskah Proklamasi|teks proklamasi]]) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.<ref>{{cite news |last1=Isnaeni |first1=Hendri F. |title=Begini Naskah Proklamasi Dirumuskan |url=https://historia.id/modern/articles/begini-naskah-proklamasi-dirumuskan-P3eXj |accessdate=13 Januari 2019 |work=historia.id |date=16 Agustus 2015}}</ref><ref name="auto1">{{Cite book|last=Anderson|first=Benedict|year=2006|title=Java in a time of revolution: occupation and resistance,1944-1946|location=Indonesia|publisher=Equinox Publishing|isbn=|pages=82}}</ref>
 
== Penyusunan naskah Proklamasi ==
Baris 168:
=== Peringatan detik-detik proklamasi ===
{{lihat pula|Hormat bendera}}
Peringatan detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka dipimpin oleh [[Presiden RI]] selaku Inspektur Upacara. Upacara dimulai sekitar pukul 10:.00 WIB untuk memperingati awal upacara Proklamasi tahun 1945. Seremoni peringatan biasanya disiarkan secara langsung oleh seluruh [[Daftar stasiun televisi di Indonesia|stasiun televisi nasional Indonesia]]. Acara-acara pada pagi hari termasuk: penembakan meriam dan sirene, pengibaran bendera [[Sang Saka Merah Putih]] (Bendera Indonesia), pembacaan naskah Proklamasi, dan lain sebagainya. Pada sore hari sekira pukul 17:.00 terdapat acara penurunan bendera Sang Saka Merah Putih.
 
=== Kewajiban mengibarkan bendera ===