Pendawa, Lebaksiu, Tegal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Winarno87 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Herryz (bicara | kontrib)
k Suntingan Winarno87 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Wagino Bot
Tag: Penggantian Pengembalian
Baris 1:
{{desa
'''Pendawa''' merupakan salah satu [[desa]] yang berada di kecamatan [[Lebaksiu, Tegal|Lebaksiu]], Kabupaten [[Kabupaten Tegal|Tegal]], provinsi [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
 
'''Pendawa''' pernah menjadi salah satu [[desa]] otonomi yang berada di [[Tegal]] Pada masa Pemerintahan [[Hindia Belanda]], dari 4 (empat) [[Desa]] otonomi [[Tegal]].Pada masa itu [[Hindia Belanda]] dibentuk sebagai hasil dari nasionalisasi koloni-koloni [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] (VOC).
 
|peta=
|nama=Pendawa
Baris 14 ⟶ 11:
|kepadatan=
}}
'''Pendawa''' merupakan salah satu [[desa]] yang berada di kecamatan [[Lebaksiu, Tegal|Lebaksiu]], Kabupaten [[Kabupaten Tegal|Tegal]], provinsi [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]
 
{{Lebaksiu, Tegal}}
Berikut ini adalah Informasi Arsip [[Desa]] Otonomi [[Tegal]] Pada Masa [[Hindia Belanda]] Tahun 1927.Dari '''REGENT TEGAL'''.
 
Penyelidikan otonomi dilakukan dengan berkonsultasi dengan pemerintah daerah
Pejabat administrasi diadakan di empat [[desa]] berikut yang berbeda jenis, yang bisa dianggap memberi gambaran lebih atau kurang mengembangkan masyarakat [[desa]] di kabupaten ini.
Pilihan [[desa]] untuk itu
penelitian otonomi.
 
I. "''Slawikoelon''", BAGIAN dari ibu kota kadipaten [[Slawi]],pusat populasi penting dengan pasar regional, dalam waktu dekat,dekat dengan [[Pabrik Gula Kemanglen]] dan Doekoehwringin.
Desa ini, pada tahun 1917 dengan lingkungan [[Desa]] [[Slawi]] wetan dan Pakembaran bersatu, memiliki kemerdekaan lamanya sendiri pada tahun 1927 dengan membelahnya pulih. Ini menghitung 3367 jiwa dimemiliki 66 sawahs komunal yang dibangun bagian permanen dan pengguna tetap, perbesar 60 membangun taman dan pekarangan
dalam kepemilikan individu secara turun-temurun. Ada sekolah [[desa]], yang juga miliknya ke dua [[desa]] tetangga yang disebutkan di atas.
 
ll. "''Tegalsari''", [[desa]] kota (sebagian nelayan, sebagian desa pertanian) di ibu kota [[Tegal]] (dalam kabupaten tersebut
teraad), yang terdiri dari bawahan (desas lama), terutama Pangan-
djaran, Pasengkongan, Todan, Bong dan Keteraberan. [[Desa]] ini berada di '
1917 dengan desas Pendjalan, Mangoendipoeran, Kratonlor dan Asemtiga disatukan menjadi satu desa kota besar, yaitu Redjosari, tetapi pada tahun 1926 dipulihkan dengan membelah kemerdekaan sebelumnya. Ini memiliki 4.545 jiwa dan memiliki 75 pembangunan sawah komunal dengan saham tetap dan penggunaan permanen
ceri selain 51 gedung taman dan pekarangan. Sawah disewa oleh [[Pabrik Gula Pagongan]]. Kecuali lembaga kredit [[desa]] (loembung dan [[desa]] bank) ada sekolah [[desa]] lain.
 
lll. "''Kedjambon''", sebagian kota [[desa]] dalam batas-batas wilayah
komune dan sebagian lagi dusun (desa lama) Karangdowo-wètan
menyangku t pertanian [[desa]], memiliki nomor 2642 jiwa dan yang dimilikinya
dari 39 konstruksi sawah dalam kepemilikan komunal dengan saham tetap sebagai tambahan 44 membangun kebun dan pekarangan. Sawah disewa oleh gula
Perusahaan Pagongan. Ada sekolah [[desa]], yang juga merupakan bagian dari lingkungan [[desa]] milik. Setelah bersekutu dengan Desas Karang pada tahun 1917
dawawetan, Slerok Langon dan Kemeduran ke kota besar [[desa]] Ka-
moeljan,Kedjabmon mendapatkan kembali kemerdekaannya pada tahun 1926, dengan tambahan Karangdawawètan.
 
IV. "''Pendawa''", sebuah [[desa]] pertanian di kabupaten [[Slawi]] dekat sarang jalan bagus dari [[Tegal]] kPa Banjoemas, sebanyak 2.395 jiwa, dan memil iki 128 jiwa sawahs konstruksi milik bersama dengan bagian tetap dan 63 kebun konstruksibdan mewarisi. [[Desa]] ini terdiri dari dusun (desas tua) ''Pendawa''' dan Saimbang. Dia menjalankan pasar dan memiliki sekolah [[desa]], bunga [[desa]] dan desabank.Dalam penyelidikan itu juga ada anggota dewan dan beberapa anggota
Rukun Tetangga hadir,sehingga informasi yang didapat bisa
diverifikasi dan ditambah.
 
== Sejarah ==
 
Pada Arsip masa Pemerintahan [[Hindia Belanda]] Tahun 1887 ''(Sumber Maps Underconstruction)'',[[Pendawa]] Adalah wilayah yang dikelilingi empat Pedukuhan,Dukuhwringin,Dukuhsalam,Dukuhlo,dan Dukuh Babakan,''(Universitaire Bibliotheken Leiden Published 1887)'',Pada era sebelumnya tercatat,Dalam salah satu arsip laporan [[Pabrik Gula Dukuhwringin]] Tahun 1857 Pendawa adalah wilayaha yang memepunyai lahan cukup luas untuk salah satu sumber pertanian tebu mengikuti wilayah distrik [[Slawi]].Dan disebutkan bahwa [[Pendawa]] mempunyai Bekel Bernama [[Wangsa prana]]/[[Wangsa Truna]],arsip tersebut menjelaskan tentang laporan perkebunan tebu untuk SF. Doekoehwringin). ''(Sumber Delpher)''
 
 
Dalam Catatan Urutan Kepala [[desa]] dan sejarah [[Desa]] [[Pendawa]], [[Wangsa prana]]/[[Wangsa Truna]] Adalah seorang pemimpin [[Desa]] [[Pendawa]] yang di sebut Bekel,Beliau adalah Putra Dari [[Raden Wirasari]],Salah satu Pasukan [[Kesultanan Mataram]] Pada masa Kepemimpinan ''Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Susuhunan Hamangkurat Agung''.
 
{| class="wikitable"
!No
!Kepala Desa
!Masa Jabatan
!Keterangan
|-
|1
|[[Raden Wirasari]]
|1676 - 1721
|prajurit [[Kesultanan mataram]].
|-
|2
|Raden [[Wangsa Prana]]/[[Wangsa Truna]].
|1731 - 1859
|Bekel
|-
|3
|Sujrat/Ranyu
|1859 - 1950
|Bekel
|
|-
|4
|Bajuri
|1950 - 1956
|Bekel.
|-
|5
|Saryat
|1956 - 1962
|Bekel
|-
|6
|Siryad
|1963 - 1974
|Bekel
|
|-
|7
|Suwardjo
|1975 - 1989
|Lurah.
|
|-
|8
|Sartono
|1999 - 2007
|Lurah.
|-
|9
|Suwarmo
|1956 - 1962
|Lurah
|-
|10
|Sartono
|2097 - 2011
|Lurah
|
|-
|11
|Darto
|12012 - 2018
|Lurah
|
|-
|12
|Suwito
|2019 - 2025
|Lurah
|-
 
== Sumber Referensi ==
 
Didalam catatan [[The Kartasura Dynasty]] [[GENEALO]],menyebutkan [[Wangsa prana]]/[[Wangsa Truna]] adalah Ayah dari [[Raden Ayu Gedhong]],Istri Kelima dari ''Sampeyan Dalam Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhanan Prabhu Sri Paku Buwana II,Sampeyan Dalam Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhanan Prabhu Sri Paku Buwana II Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid Ud-Din Panatagama.''
 
[[The Kartasura Dynasty]] [[GENEALO]]
 
1726-1742 and 1743-1749 H.H. Sampeyan Dalam ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhanan Prabhu Sri Paku Buwana II Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid ud-din Panatagama [Sunan Ngalavijana], Susuhanan of Mataram. b. at Kraton Kartasura, 8th December 1711, as Radin Mas Gusti Prabhu Suyasa, educ. privately. Appointed as Heir Apparent with the title of Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anum Amangku Negara Sudivya Rajaputra Narendra Mataram. Succeeded on the death of his father, 20th April 1726. Installed 2nd June 1726. Fled to Panaraga 30th June 1742. Restored with Dutch help after the taking of the Kraton of Kartasura, 24th December 1742. Moved his capital to Surakarta, 9th February 1746. Ceded his kingdom to the VOC, 11th December 1749. m. (first) at Kartasura, 10th June 1726, Radin Ayu Sukiya/Subiya/Kanjeng Ratu Mas/Kanjeng Ratu Kinchana (b. 1712; d. at Kartasura, 14th April 1738, bur. Imagiri), daughter of his uncle, Radin Mas Gusti Sasangka/Pangeran Adipati Purbaya/Gusti Panembaha Purbaya. m. (second) August 1726, Ratu Mas Virasmara (k. for infidelity, 15th January 1728), former wife of his father, H.H. Susuhanan Prabhu Amangku Rat IV, a lady of peranakan stock from Semarang. m. (third) a daughter of his uncle, Radin Mas Papak/Radin Natavira/Radin Dipataruna/Pangeran Arya Adipati Dipa Negara/Panembahan Eru Chakra Senapati Panatagama. m. (fourth) February 1732 (div. 1736) Radin Ayu Tambelek (m. second, 15th October 1736, Pangeran Arya Bumi Nata, who d. 1739, and m. third, November 1739, Pangeran Arya Tepasana), daughter of his uncle, Radin Mas Sudhama/Pangeran Arya Blitar. m. (fifth) Radin Ayu Gedhong, daughter of [[Wangsa Prana]]/[[Wangsa Truna]].
 
==Nama-Nama Pemimpin Desa Pendawa dari masa ke masa.==
 
 
{{Authority control}}