Partai Ummat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HZ.PUTRA (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan VisualEditor
HZ.PUTRA (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan
Baris 61:
 
Bentuk PERISAI TAUHID merupakan simbol sebagai pancaran autentik dari kalimah “syahadah”, kalimah “thayyibah”, serta kalimah pembebasan. Bentuk ini juga memberi arti tameng dalam budaya dan peradaban nusantara yang berfungsi sebagai alat pertahanan, perlindungan, perjuangan diri dari senjata tajam yang mengantam baik dari serangan tombak, anak panah ataupun pedang untuk mencapai suatu tujuan yang positif dalam etika kebaikan melawan kezaliman dan menegakkan keadilan melawan dalam kebersamaan, kekeluargaan, kolektifitas, tolong-menolong dan bahu-membahu.
 
 
Warna HITAM memiliki arti filosofi yaitu mengambarkan warna alam sebagai berkah dari Tuhan Yang Maha Esa yang menjadikan sumber segalanya di muka bumi ini, dan juga memberi arti ketegasan, keteguhan, dan ketabahan dalam melaksanakan tugas dan amanah.
 
Bentuk BINTANG memberi arti sebuah cahaya  (untuk cahaya langit, cahaya bumi, dan cahaya kerohanian) yang dipancarkan dan dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT) kepada umat manusia dan juga menerangi dasar negara yang lima sesuai yang tertera dalam UUD 1945 alienia keempat. Bintang dalam arti pentagram memiliki lima sudut yang bisa ditarik garis dari satu titik ke satu titik lainnya lain membentuk bintang, dan bentuk empat sudut didalamnya yang tersusun searah jarum jam sehingga membentuk bintang, dalam Islam memiliki arti rukun Islam dan waktu shalat fardhu, sehingga bintang arti mencerminkan jati diri yang religius.
 
Dalam bentuk empat sudut masing-masing itu terbagi dua bagian menjadi bentuk tiga sudut yang memberi arti dalam Islam adalah tiga bacaan dalam sujud (“Subhaana Robbiyal A’laa” Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi, “Subhanna Robbiyal A’laa Wa Bihamdih” Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi, dan memujilah aku kepada-Nya, “Subhaanakallahuma Robbanaa Wa Bihamdika Allahummaghfir Lii” Maha Suci Engkau Ya Allah, Wahai Rabb kami, dan dengan memuji-Mu Ya Allah, berilah ampunan untukku).
Dalam bentuk empat sudut masing-masing itu terbagi dua bagian menjadi bentuk tiga sudut yang memberi arti dalam Islam adalah tiga bacaan dalam sujud (“Subhaana Robbiyal A’laa” Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi, “Subhanna Robbiyal A’laa Wa Bihamdih” Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi, dan memujilah aku kepada-Nya, “Subhaanakallahuma Robbanaa Wa Bihamdika Allahummaghfir Lii” Maha Suci Engkau Ya Allah, Wahai Rabb kami, dan dengan memuji-Mu Ya Allah, berilah ampunan untukku).
 
 
 
Dalam bentuk empat sudut masing-masing itu terbagi dua bagian menjadi bentuk tiga sudut yang memberi arti dalam Islam adalah tiga bacaan dalam sujud (“Subhaana Robbiyal A’laa” Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi, “Subhanna Robbiyal A’laa Wa Bihamdih” Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi, dan memujilah aku kepada-Nya, “Subhaanakallahuma Robbanaa Wa Bihamdika Allahummaghfir Lii” Maha Suci Engkau Ya Allah, Wahai Rabb kami, dan dengan memuji-Mu Ya Allah, berilah ampunan untukku).