Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rzkyyy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi
Austronesier (bicara | kontrib)
Rv LTA; kemudian "poor editing", misalnya: apa dimaksud dgn "dipeluk oleh rata-rata suku di Indonesia"? 87% bukan "hampir seluruh warga Indonesia"; "suku" pakai huruf kecil kecuali dalam judul halaman; perubahan angka tanpa sumber; dll
Tag: Pengembalian manual
Baris 11:
[[Sejarah Indonesia]] banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting sejak abad ke-7, yaitu sejak berdirinya [[Kerajaan Sriwijaya]], sebuah kemaharajaan Hindu-Buddha yang berpusat di [[Palembang]]. Kerajaan Sriwijaya ini menjalin hubungan [[agama]] dan perdagangan dengan [[Tiongkok]] dan [[India]], juga dengan bangsa [[Arab]]. Kerajaan-kerajaan beragama [[Hindu]] dan/atau [[Buddha]] mulai tumbuh pada awal abad ke-4 hingga abad ke-13 Masehi, diikuti para pedagang dan ulama dari [[Jazirah Arab]] yang membawa agama [[Islam]] sekitar abad ke-8 hingga abad ke-16, serta kedatangan bangsa [[Eropa]] pada akhir abad ke-15 yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah [[Maluku]] semasa era penjelajahan samudra. Setelah berada di bawah [[masa penjajahan Belanda|penjajahan Belanda]] selama hampir 3 abad, Indonesia yang saat itu bernama [[Hindia Belanda]] [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|menyatakan kemerdekaannya]] di akhir [[Perang Dunia II]], tepatnya tanggal 17 Agustus 1945. Selanjutnya, Indonesia mendapat berbagai tantangan dan persoalan berat, mulai dari seringnya terjadi bencana alam, praktik korupsi yang masif, konflik sosial, gerakan separatisme, proses demokratisasi, dan periode pembangunan, perubahan dan perkembangan sosial-ekonomi-politik, serta modernisasi yang pesat.
 
Dari [[Sabang]] di ujung [[Aceh]] sampai [[Merauke]] di tanah [[Papua]], Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Berdasarkan rumpun bangsa (ras), Indonesia terdiri atas bangsa asli pribumi yakni [[Mongoloid]] Selatan/[[Austronesia]] dan [[Melanesia]] di mana bangsa Austronesia yang terbesar jumlahnya dan lebih banyak mendiami Indonesia bagian barat. Secara lebih spesifik, [[Suku Jawa|suku bangsa Jawa]] adalah suku bangsa terbesar dengan populasi mencapai 4241,7% dari seluruh penduduk Indonesia.<ref>Leo Suryadinata, Evi Nurvidya Arifin, Aris Ananta; Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape; Institute of Southeast Asian Studies, 2003</ref> Semboyan nasional Indonesia, ''"[[Bhinneka Tunggal Ika|Bhinneka tunggal ika]]"'' ("Berbeda-beda namun tetap satu"), bermakna keberagaman sosial-budaya yang membentuk satu kesatuan/negara. Selain memiliki populasi penduduk yang padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat [[keanekaragaman hayati]] terbesar kedua di dunia.
 
Indonesia merupakan anggota dari [[PBB]] dan satu-satunya anggota yang pernah keluar dari [[PBB]], yaitu pada tanggal 7 Januari 1965, dan bergabung kembali pada tanggal 28 September 1966. Indonesia tetap dinyatakan sebagai anggota yang ke-60, keanggotaan yang sama sejak bergabungnya Indonesia pada tanggal 28 September 1950. Selain [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|PBB]], Indonesia juga negara anggota dari organisasi [[ASEAN]], [[Konferensi Asia–Afrika|KAA]], [[APEC]], [[Organisasi Kerjasama Islam|OKI]], [[G-20]] dan sebentar lagi akan menjadi anggota [[OECD]].
Baris 487:
}}</ref>
 
:;Provinsi di Indonesia dan ibu kotanya
{{col-begin}}
{{col-break}}
:;[[Sumatra]]
* {{flagdeco|Aceh}} [[Aceh]] – [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]]
* {{flagdeco|Sumatra Utara}} [[Sumatra Utara]] (Sumut) – [[Kota Medan|Medan]]
Baris 501:
* {{flagdeco|Bengkulu}} [[Bengkulu]] – [[Kota Bengkulu|Bengkulu]]
* {{flagdeco|Lampung}} [[Lampung]] – [[Kota Bandar Lampung|Bandar Lampung]]
:;[[Jawa]]
* {{flagdeco|Daerah Khusus Ibukota Jakarta}} [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] (DKI Jakarta) – Jakarta
* {{flagdeco|Banten}} [[Banten]] – [[Kota Serang|Serang]]
Baris 508:
* {{flagdeco|Daerah Istimewa Yogyakarta}} [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] (DIY) – [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]<ref>{{Cite web|url=https://www.usd.ac.id/seminar/icp2016/id/about-4/about-yogyakarta|title=USD|website=www.usd.ac.id|language=id|access-date=26-06-2017|archive-date=2021-01-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20210129085444/https://www.usd.ac.id/|dead-url=no}}</ref>
* {{flagdeco|Jawa Timur}} [[Jawa Timur]] (Jatim) – [[Kota Surabaya|Surabaya]]
:;[[Kepulauan Nusa Tenggara]]
* {{flagdeco|Bali}} [[Bali]] – [[Kota Denpasar|Denpasar]]
* {{flagdeco|Nusa Tenggara Barat}} [[Nusa Tenggara Barat]] (NTB) – [[Kota Mataram|Mataram]]
* {{flagdeco|Nusa Tenggara Timur}} [[Nusa Tenggara Timur]] (NTT) – [[Kota Kupang|Kupang]]
{{col-break}}
:;[[Kalimantan]]
* {{flagdeco|Kalimantan Barat}} [[Kalimantan Barat]] (Kalbar) – [[Kota Pontianak|Pontianak]]
* {{flagdeco|Kalimantan Tengah}} [[Kalimantan Tengah]] (Kalteng) – [[Kota Palangka Raya|Palangka Raya]]
Baris 519:
* {{flagdeco|Kalimantan Timur}} [[Kalimantan Timur]] (Kaltim) – [[Kota Samarinda|Samarinda]]
* {{flagdeco|Kalimantan Utara}} [[Kalimantan Utara]] (Kaltara) – [[Tanjung Selor]]
:;[[Sulawesi]]
* {{flagdeco|Sulawesi Utara}} [[Sulawesi Utara]] (Sulut) – [[Kota Manado|Manado]]
* {{flagdeco|Gorontalo}} [[Gorontalo]] – [[Kota Gorontalo|Gorontalo]]
Baris 764:
{{main|Suku bangsa di Indonesia}}
[[Berkas:Indonesia Ethnic Groups Map id.svg|jmpl|upright=1.2|Peta suku bangsa di Indonesia]]
Indonesia merupakan negara yang kaya akan [[kelompok etnik]], dengan sekitar 1.340 suku bangsa.{{sfn|Na'im|Syaputra|2010|p=6}} Sebagian besar penduduk Indonesia merupakan keturunan [[Austronesia#Asal usul bangsa Austronesia|Bangsa Austronesia]],<ref>{{cite book|last=Tanudirjo|first=Daud Aris|date=2017|url=https://www.google.co.id/books/edition/Jejak_Austronesia_Di_Indonesia/xSSjDwAAQBAJ|title=Jejak Austronesia di Indonesia|location=Yogyakarta|publisher=Gadjah Mada University Press|isbn=978-602-386-158-3|editor-last=Harry|editor-first=Widianto|pages=11–12|chapter=Mempertanyakan Austronesia, Meneguhkan Identitas Indonesia|url-status=live}}</ref> dan terdapat juga kelompok-kelompok suku [[Melanesia]], serta kemungkinan [[Polinesia]] dan [[Mikronesia]], terutama di Indonesia bagian timur.<ref>{{Cite book|last=Ridgell|first=Reilly|date=1995|url=https://books.google.co.id/books?id=p3liL6fAjrcC|title=Pacific Nations and Territories: The Islands of Micronesia, Melanesia, and Polynesia|location=Honolulu, Hawaii|publisher=Bess Press|isbn=1-57306-001-1|edition=3, edisi revisi|pages=22–25|others=Pacific Region Educational Laboratory|oclc=33941689|url-status=live}}</ref> Banyak penduduk Indonesia yang mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari kelompok suku yang lebih spesifik, yang dibagi menurut bahasa dan asal daerah, misalnya [[Sukusuku Jawa]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Suku MelayuMadura|MelayuMadura]], [[Suku Batak|Batak]], [[Suku Madura|Madura]], [[Suku Betawi|Betawi]],dan [[Suku Minangkabau|Minangkabau]], dan lainnya.<ref>{{Cite book|last=Ananta|first=Aris|last2=Arifin|first2=Evi Nurvidya|last3=Hasbullah|first3=M. Sairi|last4=Handayani|first4=Nur Budi|last5=Pramono|first5=Agus|date=2015|url=https://www.google.co.id/books/edition/Demography_of_Indonesia_s_Ethnicity/Nh1qDwAAQBAJ|title=Demography of Indonesia's Ethnicity.|location=SG|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=978-981-4519-88-5|oclc=1011165696|url-status=live}}</ref> Menurut [[Sensus Penduduk Indonesia 2010|sensus 2010]], sekitar 4240% penduduk merupakan suku Jawa yang menghuni hampir seluruh wilayah Indonesia sebagai akibat program [[transmigrasi]].{{sfn|Na'im|Syaputra|2010|p=5}} Meskipun demikian, rasa kebangsaan Indonesia dipegang oleh warga negara Indonesia bersama dengan identitas regional yang kuat.{{sfn|Ricklefs|1991|p=256}}
 
Istilah [[Pribumi-Nusantara|bumiputra dan pribumi]] pernah digunakan untuk menyebut kelompok orang yang berbagi warisan sosial budaya yang sama dan dianggap sebagai penduduk asli Indonesia.<ref>{{Cite book|last=La Ode|first=M.D.|date=2018|url=https://www.worldcat.org/oclc/1091891011|title=Trilogi pribumisme: resolusi konflik pribumi dengan non pribumi di berbagai belahan dunia|location=Jakarta|publisher=Komunitas Ilmu Pertahanan Indonesia|isbn=978-602-52288-0-3|edition=|oclc=1091891011|url-status=live}}</ref> Pada tahun 1998, Presiden B.J. Habibie menginstruksikan untuk menghentikan penggunaan istilah pribumi dan nonpribumi dalam kehidupan bernegara.<ref>{{Cite web|last=Pemerintah indonesia|date=1998|title=Instruksi Presiden Nomor 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan Non Pribumi|url=https://www.bphn.go.id/data/documents/98ip026.pdf|website=Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kemenkumham|access-date=}}</ref><ref>{{Cite web|date=17 Oktober 2017|title=Dasar Hukum yang Melarang Penggunaan Istilah “Pribumi”|url=http://m.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt59e581d832a82/dasar-hukum-yang-melarang-penggunaan-istilah-pribumi|website=Hukum Online|access-date=8 Agustus 2021}}</ref> Sejumlah etnis Asia daratan, seperti etnis [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[India-Indonesia|India]], dan [[Arab-Indonesia|Arab]], sudah lama datang ke Nusantara dan kemudian menetap dan [[Asimilasi (sosial)|berasimilasi]] menjadi bagian dari Nusantara. Sensus 2010 mencatat 2,8 juta WNI yang dikelompokkan sebagai etnis Tionghoa.{{sfn|Na'im|Syaputra|2010|p=28}}
Baris 771:
{{utama|Daftar bahasa di Indonesia}}
[[Berkas:Gedung utama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Rawamangun.jpg|jmpl|Gedung Pusat Bahasa, lembaga yang menjadi pusat perbendaharaan bahasa di Indonesia.]]
Indonesia memiliki lebih dari 700 [[bahasa daerah]],<ref>{{Cite web|title=Bahasa Daerah Di Indonesia|url=https://dapobas.kemdikbud.go.id/homecat.php?show=url/petabahasa&cat=6|website=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa|access-date=8 Agustus 2021}}</ref><ref>{{Cite web|title=Asian Linguistic Maps: Indonesia & Brunei|url=http://www.muturzikin.com/cartesasiesudest/8.htm|archive-url=https://web.archive.org/web/20151230113311/http://www.muturzikin.com/cartesasiesudest/8.htm|archive-date=30 Desember 2015|access-date=23 Desember 2012}}</ref> yang secara umum dipertuturkan oleh mayoritas penduduk Indonesia sebagai [[bahasa ibu]] dan bahasa sehari-hari.{{sfn|Na'im|Syaputra|2010|p=11}} Sebagian besar bahasa daerah tersebut termasuk dalam [[rumpun bahasa Austronesia]], dan di samping itu, ada lebih dari 270 [[Kelompok bahasa Papua|bahasa Papua]] yang digunakan di Indonesia bagian timur.<ref>{{cite web|last1=Simons|first1=Gary F.|last2=Fennig|first2=Charles D.|title=Ethnologue: Languages of the World, Twenty-first edition|url=https://www.ethnologue.com/country/ID/languages|publisher=SIL International|archive-url=https://web.archive.org/web/20190626224541/https://www.ethnologue.com/country/ID/languages|archive-date=26 Juni 2019|access-date=20 September 2018}}</ref> Menurut jumlah penuturnya, bahasa daerah yang paling banyak digunakan sehari-hari secara berturut-turut adalah {{bhs|Jawa}}, {{bhs|Sunda}}, [[Bahasa Melayu|Melayu-Indonesia]], {{bhs|Madura}}, {{bhs|Minangkabau}}, {{bhs|Banjar}}, {{bhs|Bugis}}, {{bhs|Bali}}, dan [[BahasaRumpun bahasa Batak|Batak]].{{sfn|Na'im|Syaputra|2010|p=47}}
 
[[Bahasa resmi]] negara ini adalah [[bahasa Indonesia]], yang merupakan salah satu dari banyak [[Varietas bahasa|varietas]] [[bahasa Melayu]].<ref>{{cite book|last=Kridalaksana|first=H.|date=1991|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/2263/1/Masa%20Lampau%20Bahasa%20Indonesia.%20Sebuah%20bunga%20Rampai%20%281991%29.pdf|title=Masa Lampau bahasa Indonesia: Sebuah Bunga Rampai|location=Yogyakarta|publisher=Kanisius|isbn=979-413-476-7|editor-last=Kridalaksana|editor-first=H.|chapter=Pengantar tentang Pendekatan Historis dalam Kajian Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia}}</ref> Bahasa Indonesia diajukan sebagai bahasa persatuan sejak masa pergerakan kemerdekaan Indonesia melalui [[Sumpah Pemuda]] dan ditetapkan oleh [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|konstitusi]] pada 1945.{{sfn|UUD 1945|loc=Pasal 36}} Campur tangan negara terhadap bahasa nasional diselenggarakan melalui [[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa]] di bawah [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Tugas dan Fungsi|url=http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/tugas_dan_fungsi|website=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa|archive-url=https://web.archive.org/web/20200731200511/http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/tugas_dan_fungsi|archive-date=31 Juli 2020|dead-url=no|access-date=9 Agustus 2021}}</ref>
Baris 779:
=== Agama ===
{{utama|Agama di Indonesia}}
Meskipun menjamin kebebasan beragama dalam konstitusi,{{sfn|UUD 1945|loc=Pasal 29 ayat (2)}} pemerintah hanya mengakui enam agama resmi: [[Islam]], [[Kekristenan|Kristen]] ([[Protestanisme|Protestan]] &, [[Katolik Roma|Katolik]]), [[Agama Hindu|Hindu]], [[Agama Buddha|Buddha]], dan [[Agama Konghucu|Konghucu]]:; sementara itu, penganut [[Agama asli Nusantara|agama tradisional ataupun agama-agama lainnyaasli Nusantara]] hanya mendapatkan pengakuan terbatas sebagai "penghayat kepercayaan".<ref>{{Cite journal|last=Marshall|first=Paul|date=2018|title=The Ambiguities of Religious Freedom in Indonesia|url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/15570274.2018.1433588|journal=The Review of Faith & International Affairs|volume=16|issue=1|pages=85–96|doi=10.1080/15570274.2018.1433588|issn=1557-0274}}</ref><ref>{{cite conference|surname=Siregar|given=Rospita Adelina|editor1=Dr. Lamhot Naibaho|editor2=Demsy Jura|title=Kebijakan Publik bila Mencantumkan Aliran Kepercayaan dalam Admininistrasi Kependudukan sebagai Bentuk Revitalisasi Pancasila|book-title=Seminar Nasional "Revitalisasi Indonesia melalui Identitas Kemajemukan Berdasarkan Pancasila", diselenggarakan oleh Pusat Sudi Lintas Agama dan Budaya — Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia. Jakarta, 22 November 2018|place=Jakarta|publisher=[[Universitas Kristen Indonesia|UKI Press]]|date=2018|pages=173–177|url=http://repository.uki.ac.id/842/1/Rospita.pdf|isbn=978-979-8148-96-5|ref=harv}}</ref> Dengan 231 juta penganut pada tahun 2018, Indonesia adalah negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia. Sebanyak sekitar hampir 30 juta penduduk Indonesia atau lebih tepatnya 28,5 juta jiwa menganut agama [[Kristen]], dimana 20,2 juta penduduk merupakan penganut aliran Kristen Protestan sedangkan, 8,3 juta penganut Kristen Katolik, 4,6 juta penganut Hindu, 2 juta penganut Buddha, 72 ribu penganut Konghucu, dan 112,8 ribu penganut aliran kepercayaan/lainnya.<ref name=":0" /> Agama Islam dipeluk oleh rata-rata suku di Indonesia atau hampir seluruh warga Indonesia, Agama Kristen (Protestan & Katolik) kebanyakkan dipeluk oleh beberapa suku, yakni: [[Suku Batak|Batak]], [[Suku Toraja|Toraja]], [[Suku Dayak|Dayak]], [[Suku Nias|Nias]], [[Suku Minahasa|Minahasa]], [[Suku Ambon|Ambon]], dan lainnya. Kebanyakan pemeluk Hindu adalah [[Sukusuku Bali]],<ref>{{Cite book|last=Oey|first=Eric|date=1995|url=https://www.worldcat.org/oclc/60286689|title=Bali|publisher=Periplus|isbn=962-593-028-0|oclc=60286689|url-status=live}}</ref> sertadan kebanyakan pemeluk Buddha dan Konghucu adalah orang [[Tionghoa-Indonesia]].<ref>{{Cite book|last=|date=2008|url=https://www.worldcat.org/oclc/469069147|title=Ethnic Chinese in Contemporary Indonesia|location=Singapore|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=9789812308351|editor-last=Suryadinata|editor-first=Leo|oclc=469069147|url-status=live}}</ref>
 
[[Berkas:Pura_Parahyangan_Agung_Jagatkartta,_Candi_Siliwangi_Shrine.jpg|kiri|jmpl|[[Pura Parahyangan Agung Jagatkarta]], sebuah kuil Hindu yang didedikasikan untuk [[Sri Baduga Maharaja|Prabu Siliwangi]]. Agama Hindu memberikan warisan seni dan budaya Indonesia.]]