Sitanggang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Pranala/Referensi Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Pokok Cerita Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 33:
Seiring berjalannya waktu [[Raja Sitempang]] pun telah mendekati ujur, sehingga kekuasaannya atas Tano Sumba pun diserahkan kepada Raja Sitanggang, pada jaman Raja Sitanggang inilah Tano Sumba dikenal sebagai [[Pangururan, Samosir|Pangururan]], berbekal kharisma dan kesaktian yang secara alami turun dari ayahnya Raja Sitempang, Raja Sitanggang pun semakin leluasa dalam memajukan Tano Sumba, dengan mulai membuka tempat perdagangan, hingga marga-marga atau orang-orang dari daerah lain pun berdatangan ke Tano Sumba, selain untuk berdagang di antara mereka yang datang tersebut ada juga yang bertujuan untuk merebut Tano Sumba, mengadu ilmu dan berjudi, namun semua selalu kalah dan rugi (mangururi) jika berhadapan dengan Raja Sitanggang, sejak itulah Raja Sitanggang dijuluki Raja Pangururan atau Ompu Raja Pangururan<ref name=":3" /><ref name=":0" /><ref name=":5" /><ref name=":4" />dan wilayah kekuasaannya pun yaitu Tano Sumba menjadi populer dinamai orang sebagai Pangururan. <ref name=":0" /> Dan konon katanya Pangururan pada saat itu telah menjadi sebuah kota kecil yang ramai, bahkan menjadi kota kedua terbesar di Tapanuli Raya setelah Barus, sehingga Raja Sitanggang pun menjadi dikenal di daerah Tapanuli Raya hingga ke Karo, Simalungun, Dairi bahkan hingga ke Aceh. Selanjutnya, berdasarkan penuturan secara turun temurun dari tetua-tetua setempat, dalam mengembangkan Pangururan jadi kota yang maju dan kuat, Raja Sitanggang pun didukung sepenuhnya oleh sepupu dan keponakannya yaitu Tuan [[Simbolon]] serta kedua orang anak dari Tuan Simbolon yang bernama Tuan Tunggul Sibisa (Suri Raja) serta Tuan Martua Raja.
'''Raja Tanja Bau (Panungkunan)'''
Setelah Raja Sitanggang Ompu Raja Pangururan meninggal dunia, kerajaan dan kekuasaan atas Pangururan pun diteruskan oleh anak sulungnya yaitu Raja Tanja Bau Siraja Panungkunan. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, Raja Tanja Bau dibantu dan didukung oleh oleh kedua adiknya yaitu Raja Pangadatan dan Raja Pangulu Oloan (Sigalingging). Selain didampingi oleh kedua adiknya, Raja Tanja Bau juga dibantu oleh kerabat atau masih dalam kategori keponakannya yaitu Tuan Nahodaraja Simbolon yang merupakan cucu tertua dari Raja Simbolon. Dimasa Raja Tanja Bau inilah diperkirakan sebagai masa keemasan Kerajaan Pangururan. Selanjutnya di kemudian hari Raja Tanja Bau mewariskan kerajaannya ke kedua anaknya yaitu Raja Sitempang I dan Raja Tinita (Sisungkunon).<ref name=":0" /><ref name=":7" /><ref name=":4" />
|