Gereja di Timur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 164:
Meskipun umat Kristen Nestorian mengaku sebagai kelanjutan dari jemaat Kristen Perdana yang terbentuk pada abad pertama Masehi, Gereja di Timur pertama kali mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah Kemaharajaan Sasani pada abad ke-4, tatkala [[Yazdegerd I]] (menjabat 399–420) naik takhta. [[Sinode Seleukia-Ktesifon]] yang diselenggarakan di ibu kota Kemaharajaan Sasani pada tahun 410 membenarkan uskup-uskup Gereja di Timur untuk memilih seorang [[Katolikos di Timur|katolikos]] (pemimpin) resmi. [[Katolikos]] [[Ishak dari Seleukia-Ktesifon|Ishak]] diwajibkan memimpin jemaat Kristen Asyur sekaligus menjadi penyambung lidah mereka di hadapan [[Daftar kepala monarki Kekaisaran Sasani|para syahansyah Sasani]].{{sfn|Fiey|1970}}{{sfn|Chaumont|1988}}
Di bawah tekanan syahansyah Sasani, Gereja di Timur kian lama kian menjarak dari [[Pentarki]] (saat itu dikenal sebagai Gereja [[Kekaisaran Romawi Timur]]). Oleh karena itu, pada tahun 424, uskup-uskup di Kemaharajaan Sasani bersidang di bawah pimpinan Katolikos [[Dadisyo]] (421–456) dan sepakat untuk seterusnya tidak merujuk kepada pihak berwenang mana pun di luar negeri dalam urusan-urusan tata tertib maupun teologi, khususnya kepada uskup atau konsili Gereja di [[Kekaisaran Romawi]].{{sfn|Hill|1988|p=105}}
The theological controversy that followed the [[Council of Ephesus]] in 431 proved a turning point in the Christian Church's history. The Council condemned as heretical the Christology of [[Nestorius]], whose reluctance to accord the Virgin Mary the title ''[[Theotokos]]'' "God-bearer, Mother of God" was taken as evidence that he believed two separate persons (as opposed to two united natures) to be present within Christ. (For the theological issues at stake, see ''[[#Assyrian Church of the East and Nestorianism|Assyrian Church of the East and Nestorianism]]''.)
|