Masjid Sekayu Semarang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hasan0807 (bicara | kontrib)
k Referensi: penambahan sumber
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: disekeliling → di sekeliling (WP:BAHASA)
Baris 36:
[[Berkas:Pemugaran ke 6 Masjid Sekayu.png|jmpl|Pemugaraan ke-6 dibangun total berlantai dua Periode 17 Juni 2006 - 21 Juli 2009|236x236px]]Ulama dari Kota Cirebon inilah yang mengusulkan "SEKAYU" Sebagai daerah, Sehingga tak pelak beliau harus bermukim dilorong tempat penimbunan kayu jati, dalam bahasa Belanda central yakni Pusat dan Kayu (Jawa). Sehingga lorong tersebut dinamakan SEKAYU dan yang didirikan Kyai Kamal bernama " Masjid Pekayuan " pada tahun 1413 M, adapun bahan yang digunakan sangat sederhana, tiang dari bambu, atap dari rumbia (rumput yang tumbuh tinggi menjulang dikeringkan lalu dianyam). sehingga tampak rapi, lantainya cukup dari tanah langsung yang digelari dengan tikar mendong ( daun pandan dikeringkan dan dianyam) memang sejak dulu kala nenek moyang memiliki kebanggan terhadap gelaran yang dinamakan tikar mendong/keloso mendong jawa.
 
Tidak sebatas mendirikan Masjid "Pekayuan" saja perubahan jaman semakin mendesak, berita - berita santer masuk ketelinga para wali, Khususnya Sunan Kudus selaku panglima pertahanan, Sunan Gunung Jati ahli kelautan dan Sunan Muria selaku penasehat kasultanan Demak, maka semarang dijadikan "PUSAT PERTAHANAN". Para santri dari berbagai pondok pesantrennya para Wali Sembilan yang tersebar didaerah - daerah diseluruh Nuswantoro ditempatkan dilorong - lorong yang berbeda menurut tugas mereka masing - masing disekitar Masjid, Maka lorong - lorong Masjid memiliki nama - nama yang berbeda hingga sekarang, dan sangat lekat dihati para penduduk /  warga asli. Pemugaran Masjid ini telah terjadi 6 kali pemugaran renovasi yang pertama - ketiga tidak didokumentasikan, Pembugaran ke-4 pada tahun 1814 M (dinding, papan, tiang dari kayu biasa, genteng untuk atap dari tanah liat (tanah merah). Masjid masih terbungkus oleh banyak pepohonan rimbun dan teduh), Pembugaran ke-5 pada 16 November 1987 M ("Masjid Pekayuan" Berubah nama Masjid "Sekayu" Pernah menjadi Masjid Besar Kota Semarang, setelah kantor Bupati dari Gabahan pindah ke Bubakan. Bangunan asli masih tetap papan dan bagian depan dinding batu merah dan sederhana. disekelilingdi sekeliling masjid sudah banyak penghuni), Pembugaran ke-6 direnovasi total terlihat modern pada 17 Juni 2006 - 21 Juli 2009.
 
Sejarah berdirinya Masjid didokumentasikan oleh Takmir Masjid Sekayu sekarang dipimpin oleh Bapak Achmad Arief beserta JATAYU (Remaja Masjid Taqwa Sekayu) diusulkan untuk dipubilikasikan oleh Mohammad Hasan Asarie