Rasa jati: Perbedaan antara revisi

'''''Rasa jati''''' ([[aksara Jawa]]: ꦫꦱꦗꦠꦶ; [[bahasa Indonesia]]: rasa yang sejati), dalam [[filsafat Jawa]], adalah rasa yang paling halus dari manusia. Rasa jati dipahami bukan sebagai rasa yang didapat dari [[Indra (fisiologi)|pancaindra]] ataupun hati, seperti rasa sakit atau rasa senang, melainkan rasa inti [[kehidupan]] (bahasa Jawa: ''rosing dumadi''). Inti kehidupan sendiri dapat berupa pengetahuan tentang tujuan sejati manusia diturunkan ke bumi, atau penjiwaan dengan sunggungsungguh-sungguh mengenai hakikat kehidupan seorang manusia.<ref>{{Cite book|last=Susetya|first=Wawan|date=2019-10-28|url=https://books.google.com/books?id=UkrEDwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA133&dq=rasa+jati&hl=id|title=Dharmaning Satriya|publisher=Elex Media Komputindo|isbn=978-602-04-8011-4|language=id}}</ref> Rasa jati juga dapat dipahami sebagai suatu keadaan merasakan Tuhan dalam batin diri.<ref>{{Cite book|last=Suhardi|date=2019-01-02|url=https://books.google.com/books?id=FACCDwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA98&dq=rasa+jati&hl=id|title=Manekung di Puncak Gunung: Jalan Keselamatan Kejawen|publisher=UGM PRESS|isbn=978-602-386-305-1|language=id}}</ref>