Banda Bakali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Kondisi saat ini: nama kadis-nya Sabri Zakaria, barangkali ada yg tertarik untuk membuat artikelnya
Baris 4:
 
== Sejarah ==
Banda Bakali dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda dari tahun 1911 sampai 1918 sebagai sarana pengendalian banjir yang sering dihadapi Kota Padang.<ref>{{Cite book|last=Fachrul Rasyid|first=|date=2008|url=https://books.google.com/books?id=Zj9SAQAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22tahun+1911+hingga+1918+%22&q=%22tahun+1911+hingga+1918+%22&hl=id|title=Dari Pagaruyung sampai Semenanjung: refleksi sejarah Minangkabau|publisher=Pemerintah Propinsi Sumatera Barat, Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya, UPTD Museum "Aditiyawarman"|language=id}}</ref> Upacara awal penggalian kanal dilakukan di Lubuk Begalung pada 29 Oktober 1911.<ref>{{Cite book|last=[[Rusli Amran]]|first=|date=1988|url=https://books.google.com/books?id=3mseAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=Padang+Riwayatmu+Dulu&q=Padang+Riwayatmu+Dulu&hl=id|title=Padang Riwayatmu Dulu|publisher=Yasaguna|language=id}}</ref> Sebelum pembangunan, banjir besar telah terjadi pada 28 dan 29 September 1907. Sementara itu, banjir juga terjadi selama proses pembuatan kanal inipembangunan, seperti pada tahun 1914 dan 1915.<ref name=":0">{{Cite web|date=2017-10-12|title=Banjir Besar dan Pembangunan Kanal di Padang 1911|url=https://padangkita.com/banjir-besar-dan-pembangunan-kanal-di-padang-1911/|website=Padangkita.com|language=id-ID|access-date=2021-10-14}}</ref> Sejarawan [[Rusli Amran]] mencatat, banjir di Padang pada zaman Hindia Belanda jauh berkurang sejak kanal ini selesai dibangun.
 
Dari sudut pemerintah kolonial Belanda, pembangunan kanal bukan hanya sebagai langkah untuk mengatasi banjir di Kota Padang, tetapi juga untuk pemisah antara orang-orang Eropa dengan penduduk pribumi. Selain itu, keberadaan kanal dapat dipandang sebagai ''barier'', semacam garis pertahanan kota.<ref name=":0" />