Gajah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Gajah dan manusia: menyunting kata "namun" menjadi "tetapi" agar sesuai penggunaan konjungsi intrakalimat. |
Add 2 books for Wikipedia:Pemastian (20211213sim)) #IABot (v2.0.8.4) (GreenC bot |
||
Baris 73:
Belalai atau [[proboscis]] adalah penggabungan hidung dengan bibir atas, walaupun pada tahap [[fetus]] bibir atas dan belalai masih terpisah.<ref name=evolution/> Belalai gajah panjang dan terspesialisasi agar dapat dengan mudah digerakkan. Belalai memiliki kurang lebih 150.000 [[fasikulus otot]], tanpa tulang dan sedikit [[lemak]]. Terdapat dua jenis otot: superfisial (di permukaan) dan internal. Otot superfisial terbagi menjadi otot [[dorsoventral|dorsal, ventral]], dan [[lateral dan medial|lateral]], sementara otot internal terbagi menjadi otot melintang dan menyebar. Otot-otot belalai terhubung dengan bukaan bertulang di tengkorak. [[Septum nasal]] terdiri dari satuan-satuan otot kecil yang membentang secara horizontal di antara lubang hidung. Tulang rawan memisahkan lubang hidung di dasarnya.<ref name=Shoshani74>Shoshani, hlm. 74–77.</ref> Sebagai bentuk [[hidrostat otot]], belalai digerakkan dengan mengkoordinasi kontraksi otot secara tepat. Otot-otot bekerja bersama dan berlawanan satu sama lain. Saraf proboscis yang unik – yang terbentuk dari [[saraf maksilaris]] dan [[saraf fasialis|fasialis]] – menjalar di kedua sisi belalai.<ref name=trunk/>
[[Berkas:African elephant warning raised trunk.jpg|jmpl|ka|Gajah afrika sedang mengangkat belalainya; hal ini dilakukan ketika hendak menerompet.]]
Belalai gajah memiliki beberapa fungsi, seperti bernapas, [[penciuman|mencium bau]], menyentuh, menggapai, dan menghasilkan suara.<ref name=evolution/> Indra penciuman gajah mungkin empat kali lebih sensitif daripada anjing [[bloodhound]].<ref name=Sukumar149/> Kemampuan belalai untuk melintir dan melingkar memungkinkan pengambilan makanan, bergelut dengan sesamanya,<ref name=Kingdon9>Kingdon, hlm. 9.</ref> dan mengangkat beban dengan massa hingga 350 kg.<ref name=evolution/> Belalai gajah dapat pula digunakan untuk menyeka mata dan memeriksa lubang pada tubuh,<ref name=Kingdon9/> serta untuk membuka kulit [[kacang]] tanpa memecahkan isinya.<ref name=evolution/> Dengan belalainya, gajah dapat menjangkau ketinggian hingga 7 m dan menggali untuk mencari air di bawah lumpur atau pasir.<ref name=Kingdon9/> Individu gajah dapat memiliki kecenderungan tertentu dalam menggerakkan belalainya saat sedang mencoba menggapai sesuatu dengan menggunakan belalai: beberapa cenderung melintirkan belalainya ke arah kiri, sementara yang lain ke arah kanan.<ref name="trunk">{{cite journal|author=Martin, F.; Niemitz C.|year=2003|title="Right-trunkers" and "left-trunkers": side preferences of trunk movements in wild Asian elephants (''Elephas maximus'')|url=https://archive.org/details/sim_journal-of-comparative-psychology_2003-12_117_4/page/371|journal=Journal of Comparative Psychology|volume=117|issue=4|pages=371–79|doi=10.1037/0735-7036.117.4.371|pmid=14717638}}</ref> Gajah dapat menghisap air untuk diminum atau disiramkan ke tubuh mereka.<ref name=evolution/> Gajah asia dewasa dapat menampung 8,5 liter air di belalainya.<ref name=Shoshani74/> Mereka juga menyemprotkan debu atau rumput pada diri mereka sendiri.<ref name=evolution/> Selain itu, saat berada di bawah air, gajah menggunakan belalainya sebagai [[Snorkeling|snorkel]] untuk bernapas.<ref name=snorkel/>
Gajah afrika memiliki dua perpanjangan yang berbentuk seperti jari di ujung belalai, yang memungkinkannya untuk menjangkau dan mengangkut makanan ke mulutnya. Gajah asia hanya memiliki satu perpanjangan, dan biasanya membelit makanan dengan belalainya dan kemudian memasukkannya ke mulutnya.<ref name=Shoshani38/> Gajah asia lebih dapat melakukan koordinasi otot dan mampu melakukan tugas yang lebih rumit.<ref name=Shoshani74/> Tanpa belalai, gajah sulit bertahan hidup,<ref name=evolution/> walaupun terdapat beberapa contoh gajah dengan belalai pendek yang berhasil bertahan. Seekor gajah pernah terlihat sedang memakan rumput dengan berlutut di bagian tungkai depan, mengangkat tungkai belakangnya, dan mengambil rumput dengan menggunakan bibir.<ref name=Shoshani74/>
Baris 174:
{{main|Kognisi gajah}}
[[Berkas:Insightful-Problem-Solving-in-an-Asian-Elephant-pone.0023251.s005.ogv|jmpl|250px|ka|Seekor gajah menggunakan sebuah balok agar dapat menjangkau makanan.]]
Gajah dapat [[uji cermin|mengenali dirinya di cermin]], sehingga mengindikasikan [[kesadaran diri]] dan [[kognisi]], yang juga telah ditemukan pada [[kera]] dan [[lumba-lumba]].<ref>{{cite journal|author=Plotnik, J. M.; de Waal, F. B. M.; Reiss, D.|year=2006|title=Self-recognition in an Asian elephant|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences|volume=103|issue=45|pages=17053–57|doi=10.1073/pnas.0608062103}}</ref> Penelitian terhadap gajah asia betina di penangkaran menunjukkan bahwa gajah dapat mempelajari dan membedakan sesuatu secara visual dan akustik. Individu pada penelitian tersebut bahkan dapat melakukannya dengan sangat akurat pada percobaan visual yang sama setahun kemudian.<ref>{{cite journal|author=Rensch, B.|year=1957|title=The intelligence of elephants|url=https://archive.org/details/sim_scientific-american_1957-02_196_2/page/44|journal=Scientific American|volume=196|issue=2|pages=44–49|doi=10.1038/scientificamerican0257-44}}</ref> Gajah merupakan salah satu [[penggunaan alat oleh hewan|spesies yang dapat menggunakan alat]]. Seekor gajah asia telah diamati memodifikasi cabang pohon dan menggunakannya untuk memukul lalat.<ref>{{cite journal|author=Hart, B. J.; Hart, L. A.; McCory, M.; Sarath, C. R.|year=2001|title=Cognitive behaviour in Asian elephants: use and modification of branches for fly switching|journal=Animal Behaviour|volume=62|issue=5|pages=839–47|doi=10.1006/anbe.2001.1815}}</ref> Namun, modifikasi alat oleh gajah tidak semaju [[simpanse]]. Sementara itu, kemungkinan gajah memiliki [[peta kognitif]] yang dapat membuat mereka mengingat ruang spasial yang luas dalam waktu yang lama. Gajah-gajah individu juga tampaknya dapat melacak lokasi kelompok keluarga mereka.<ref name="cognition">{{cite journal|author=Byrne, R. W.; Bates, L.; Moss C. J.|year=2009|title=Elephant cognition in primate perspective|journal=Comparative Cognition & Behavior Review|volume=4|pages=65–79|doi=10.3819/ccbr.2009.40009|url=http://www.elephanttag.org/professional/Publications/Byrne_Bates_Moss_2009.pdf|access-date=2014-04-30|archive-date=2013-05-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20130520205034/http://www.elephanttag.org/professional/Publications/Byrne_Bates_Moss_2009.pdf|dead-url=yes}}</ref>
Ilmuwan masih memperdebatkan sejauh mana gajah dapat merasakan [[emosi]]. Gajah tampaknya menunjukkan ketertarikan pada tulang-tulang gajah lain, walaupun gajah tersebut bukan kerabatnya.<ref>{{cite journal|author=McComb, K.; Baker, L.; Moss, C.|year=2006|title=African elephants show high levels of interest in the skulls and ivory of their own species|journal=Biology Letters|volume=2|issue=1|pages=26–28|doi=10.1098/rsbl.2005.0400|pmid=17148317|pmc=1617198}}</ref> Seperti pada simpanse dan lumba-lumba, gajah yang sekarat atau sudah mati akan menarik perhatian dan mendapat bantuan dari gajah lain, termasuk gajah dari kelompok lain. Perilaku seperti ini telah diinterpretasikan sebagai "perhatian";<ref>{{cite journal|author=Douglas-Hamilton, I.; Bhallaa, S.; Wittemyera, G.; Vollratha, F.|year=2006|title=Behavioural reactions of elephants towards a dying and deceased matriarch|journal=Applied Animal Behaviour Science|volume=100|issue=1|pages=87–102|doi=10.1016/j.applanim.2006.04.014|url=http://www.savetheelephants.org/files/pdf/publications/2006%20Douglas-Hamilton%20et%20al%20Behavioural%20reactions%20of%20elephants%20to%20a%20dying%20matriarch.pdf|access-date=2014-04-30|archive-date=2012-05-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20120511045326/http://www.savetheelephants.org/files/pdf/publications/2006%20Douglas-Hamilton%20et%20al%20Behavioural%20reactions%20of%20elephants%20to%20a%20dying%20matriarch.pdf|dead-url=yes}}</ref> tetapi, interpretasi tersebut dikritik karena dianggap [[antropomorfisme|antropomorfik]].<ref>{{cite web|url=http://www.sciencedaily.com/releases/2009/06/090611065839.htm|title=What really prompts the dog's 'Guilty Look'|publisher=Science Daily|year=2009|accessdate=September 5, 2013}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.psychologytoday.com/blog/animal-emotions/200906/anthropomorphic-double-talk-can-animals-be-happy-not-unhappy-no|title=Anthropomorphic Double-Talk: Can Animals Be Happy But Not Unhappy? No!|author=Bekoff, M.|year=2009|accessdate=September 5, 2013}}</ref> ''Oxford Companion to Animal Behaviour'' (1987) menganjurkan agar ilmuwan mempelajari perilaku hewan daripada mencoba mengetahui emosi yang mendasarinya.<ref>{{cite book|title= When Elephants Weep: Emotional Lives of Animals|last= Masson|first= Jeffrey Moussaieff|authorlink= Jeffrey Moussaieff Masson|author2= Susan McCarthy|year= 1996|publisher= Vintage|isbn= 0-09-947891-9|page= 272}}</ref>
|