'''Islam di Bengkulu''' memiliki sejarah yang panjang. [[Islam]] tercatat sebagai agama resmi pertama yang masuk ke [[Bengkulu]] melalui "Kerajaan Muko-muko" pada sekitar tahun 1287 Masehi abad ke-13 Masehi oleh para putra-putra dari pada Mujahid. Masuk dan berkembangnya dakwah Islam di nusantara Indonesia tidak terlepas dari adanya interaksi antara pedagang muslim darikala Gujarat dan Timur Tengahitu. Dakwah Islam di provinsi Bengkulu mulai masuk pada sekitar tahun 1200-an dan saat itu Bengkulu masih berupa pemerintahan dalam bentuk kerajaan-kerajaan kecil. Dakwah Islam di Bengkulu berkembang pada tahun 1288 hingga 1400-ansekarang. Dakwah Islam di Bengkulu sepertinya masuk melalui beberapa jalur, di antaranya melalui Sumatra Barat,. SumatraInteraksi Selatan (Palembang), dan interaksi antaradengan kerajaan-kerajaan yang ada di Bengkulu dengandan
[[IslamSidang diSaleh, Lampung|Kerajaandiperkirakan Islampula Lampung]],hingga Banten Islam di tanah Jawa.
Umumnya buku-buku sejarah nasional menjelaskan, masuknya Islam ke nusantara dibawa oleh para musafir yang berdagang dari Gujarat dan pedagang keturunan arab yang memiliki misi khusus penyebar agama Islam. Menurut Marwati dan Poespo Nugroho, Islam masuk ke nusantara melalui para musafir dan pedagang muslim, sedangkan menurut kajian arkeologi membuktikan islam di bengkulu berawal dari pasai pesisir pantai utara sumatra. Daerah-daerah pantai yang disinggahi pedagangpara penyebar muslimIslam sejak awal sudah memungkinkan mereka mendirikan perkampungan. Sedangkan menurut sejarawan T. W. Arnold dalam karyanya The Preaching of Islam menguatkan temuan bahwa agama Islam telah dibawa oleh mubaligh-mubaligh Islam asal jazirah Arab ke Nusantara sejak awal sebelum abad ke-12 Masehi .
Interaksi para mubaligh Islam yang berprofesi sebagai pedagang tersebut (lebih dikenal dengan para saudagar muslim) yang datang ke nusantara untuk melakukan perdagangan dengan penduduk pribumi Indonesia, telah membawa penyebaran dakwah Islam ke nusantara. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Marwati dan Poespo Nugroho, saluran dan cara-cara Islamisasi nusantara Indonesia pada taraf permulaan adalah melalui jalur perdagangansyiar kemungkinan pula dengan berdagang yang dilakukan oleh pedagang-pedagang muslim Arab, Persia, dan India pada abad ke-8. Saluran Islamisasi yang kedua adalah melalui perkawinan para pedagang dan mujahid muslim tersebut dengan wanita pribumi. Kecuali melalui perdagangan dan perkawinan, jalur Islamisasi di suatu daerah adalah melalui pengembangan ajaran tasawuf, pendidikan, adat istiadat, budaya dan pondok pesantren. Saluran dan cara Islamisasi di suatu daerah dapat pula melalui cabang-cabang Adat Istiadat serta budaya kesenian, seperti seni bangunan, seni pahat atau ukir, seni tari, musik, dan seni sastra, wawakhahan dan lain sebagainysebagainya.