Islam di Bengkulu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Interaksi Awal: referensi 4
Baris 42:
Sebagai bukti masuk dan berkembangnya Islam di Bengkulu, tidak salah kiranya ditelusuri melalui adat, budaya serta masjid tua yang ada di Bengkulu. Dalam tulisannya Masjid-Masjid Bersejarah di Indonesia Abdul Baqie Zein mengemukakan ada beberapa masjid tertua dan bersejarah di kota Bengkulu adalah: masjid Baiturrahim simpang lima th 1910, masjid Taqwa Jl Sutoyo Rt. 4 th 1910, masjid Al-Muhtadin Jl S. Parman Rt. 10 th 1912, masjid Lembaga Pemasyarakatan th 1915, masjid Al-Muhtadin th 1920, masjid Al-Iman Jl. Sutoyo Rt. 5 th 1921. masjid-masjid inilah yang tercatat dalam direktori masjid Kanwil Depag Bengkulu tahun 1997. Sumber lain menyebutkan bahwa masjid-masjid yang bersejarah di Bengkulu di antaranya masjid Jamik di Jl. Suprapto, masjid Syuhada di kelurahan Dusun Besar, masjid Al-Mujahidin di kelurahan Pasar Baru, dan masjid Baitul Hamdi di kelurahan Pasar Baru.
 
Di Bengkulu Selatan terdapat sebuah masjid yang bernama Masjid Al Mannar yang kondisinya saat ini telah dipugar karena mengalami kerusakan berat setelah gempa tahun 2000. Menurut Burhanuddin (Ketua Panitia Pembangunan Masjid Al-Mannar) masjid Al-Manar merupakan masjid tertua di Kota [[Manna, Bengkulu Selatan]], karena dibangun sekitar tahun 1327 Hijriyah. Masjid Al-Mannar yang berlokasi di perkampungan nelayan Pasar Bawah memiliki nilai-nilai historis, karena terkait erat dengan sejarah perkembangan Islam di Bengkulu Selatan. Di masjid tersebut, dimakamkan pula Syech Moh Amin, yang merupakan penyebar agama Islam dan pendiri masjid pertama di Bengkulu Selatan tersebut.<ref>https://anggawipat24.wordpress.com/2018/04/29/sejarah-perkembangan-islam-di-bengkulu/</ref><ref>https://repository.ugm.ac.id/275477/1/dewidya_201308122_siti%20chamamah%20soeratno%20I%2C%20II%20tdk%20ada.pdf</ref>
 
== Interaksi Awal ==