Islam di Bengkulu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pranala link
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Pemaparan
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
 
'''Islam di Bengkulu''' memiliki sejarah yang panjang. Dakwah Islam di provinsi Bengkulu mulai masuk pada sekitar tahun 1200-an dan saat itu Bengkulu masih berupa pemerintahan dalam bentuk kerajaan-kerajaan kecil, pada hari senin 10 Maret 1529 adalah resminya nama Mukomuko dan resminya batas Mukomuko dengan Kerinci,ialah darei renah sianit sampai bukit setinjau laut.<ref>https://bengkuluwisatakito.blogspot.com/2012/11/sejarah-mukomuko.html</ref><ref>https://www.liputanglobal.com/2015/12/ini-sejarah-pembentukan-kabupaten.html</ref> Dakwah Islam di Bengkulu berkembang pada tahun 1288 hingga sekarang. Dakwah Islam di Bengkulu sepertinya masuk melalui melalui Sumatra Barat. Interaksi dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Bengkulu dan Sidang Saleh adalah Paksi Pak, Kerajaan yang berlandaskan nilai-nilai agama Islam didirikan pada [[ Abad ke-13]] Masehi hingga sekarang dengan nama lain di wilayah [[Lampung]] sebagai Kerajaan Adat yang memiliki wilayah serta masyarakat Adat yang masih berjalan dan mempertahankan hingga saat ini dengan satu junjungan yang disebut Sultan Saibatin raja adat di Kepaksian, diperkirakan pula hingga [[Kerajaan Banten]] di tanah Jawa. [[Islam]] tercatat sebagai agama resmi pertama yang masuk ke [[Bengkulu]] melalui "Kerajaan Muko-muko" pada sekitar tahun 1287 Masehi abad ke-13 Masehi oleh para putra-putra dari pada Mujahid. Masuk dan berkembangnya dakwah Islam di nusantara Indonesia tidak terlepas dari adanya interaksi antara pedagang muslim kala itu, Umumnya buku-buku sejarah nasional menjelaskan, masuknya Islam ke nusantara dibawa oleh para musafir yang berdagang dari Gujarat dan pedagang keturunan arab yang memiliki misi khusus penyebar agama Islam. Menurut Marwati dan Poespo Nugroho, Islam masuk ke nusantara melalui para musafir dan pedagang muslim, sedangkan menurut kajian arkeologi membuktikan islam di bengkulu berawal dari pasai pesisir pantai utara sumatra. Daerah-daerah pantai yang disinggahi para penyebar Islam sejak awal sudah memungkinkan mereka mendirikan perkampungan. Sedangkan menurut sejarawan T. W. Arnold dalam karyanya The Preaching of Islam menguatkan temuan bahwa agama Islam telah dibawa oleh mubaligh-mubaligh Islam asal jazirah Arab ke Nusantara sejak awal sebelum abad ke-12 Masehi.<ref>https://warisanbengkulu.blogspot.com/2011/04/bangsa-adat-dan-kebudayaan-bengkulu.html</ref>
 
Interaksi para mubaligh Islam yang berprofesi sebagai pedagang tersebut (lebih dikenal dengan para saudagar muslim) yang datang ke nusantara untuk melakukan perdagangan dengan penduduk pribumi Indonesia, telah membawa penyebaran dakwah Islam ke nusantara. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Marwati dan Poespo Nugroho, saluran dan cara-cara Islamisasi Indonesia pada taraf permulaan adalah melalui jalur syiar kemungkinan pula dengan berdagang yang dilakukan oleh pedagang-pedagang muslim Arab, Persia, dan India pada abad ke-8. Saluran Islamisasi yang kedua adalah melalui perkawinan para pedagang dan mujahid muslim tersebut dengan wanita pribumi. Islamisasi di suatu daerah adalah melalui pengembangan ajaran tasawuf, pendidikan, adat istiadat, budaya dan pondok pesantren. Saluran dan cara Islamisasi di suatu daerah dapat pula melalui cabang-cabang kesenian, seperti seni bangunan, seni pahat atau ukir, seni tari, musik, dan seni sastra, wawakhahan dan lain sebagainya.