Literalisme biblis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 19:
[[Bapa Gereja]] [[Agustinus dari Hippo|Agustinus dari Hipo]] (354–430) menulis tentang pentingnya penggunaan nalar dalam menafsirkan kitab suci Yahudi dan Kristen, dan dalam menafsirkan banyak bagian [[Kitab Kejadian]] karena merupakan metafora yang dibabarkan secara panjang lebar.<ref>De Genesi ad literam 1:19–20, Bab. 19 [408], De Genesi ad literam, 2:9</ref> Meskipun demikian, Agustinus secara tersirat menerima pula literalisme tentang penciptaan [[Adam dan Hawa]]{{Citation needed|date=Juli 2021}}, dan secara terbuka menerima literalisme tentang keperawanan [[Maria]], ibu [[Yesus]].<ref>De Sacra Virginitate, 6,6, 18, 191.</ref>
Pada zaman [[Reformasi Protestan]], [[Martin Luther]] (1483–1546) memisahkan [[apokrifa Alkitab|kitab-kitab apokrip]] dari kitab-kitab Perjanjian Lama
"III. Kitab-kitab yang lazim disebut Apokrifa, lantaran bukan ilham dari Allah, bukanlah bagian dari kanon Kitab Suci, dan oleh karena itu tidak memiliki kewenangan di dalam Gereja Allah, tidak pula untuk dibenarkan, atau dimanfaatkan, melebihi karya-karya tulis lain buatan manusia." - See https://en.wikisource.org/wiki/The_Confession_of_Faith_of_the_Assembly_of_Divines_at_Westminster</ref> Golongan literalis dan golongan pengusung gagasan ketanpasalahan Alkitab di kalangan Protestan Amerika sudah mengadopsi [[Alkitab Protestan]] yang lebih sedikit jumlah kitabnya itu sebagai kitab suci yang bukan sekadar diilhamkan Allah, tetapi sungguh-sungguh adalah [[Kepengarangan Alkitab|Firman Allah]] yang mustahil mengandung kekeliruan maupun kontradiksi.
|