Puisi Gelap: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
MA. Fauzan (bicara | kontrib) |
MA. Fauzan (bicara | kontrib) |
||
Baris 11:
Puisi gelap pada tahun 1950-1960 tersebut juga sudah marak dan banyak puisi yang susah dmengerti dan dinikmati. Lalu pada tahun berikutnya yakni pada 70 hingga 80-an juga tetap eksis. Pada tahun 1980-an ditemukan banyak aliran puisi gelap seperti yang ditulis oleh Kriapur dan [[Afrizal Malna]]. Menurut [[Abdul Hadi W.M.|Abdul Hadi W.M]] (1988), sajak Kriapur tidak hanya memakai kata-kata yang klise, melainkan juga tampak aneh dan gila. Frasa “bulan pecah berantakan” dan “kupahat mayatku di dasar air” adalah lambang dan majas yang memiliki arti yang sangat pribadi sehingga makna tersebut gelap.
Tulisan Iwan Fridolin yang berjudul “Impian dan Luka Sejarah” menerangkan bahwa secara umum puisi gelap dapat dimaknai sebagai puisi yang mempunyai makna yang tersembunyi, sulit, atau tidak memungkinkan untuk dipahami. Puisi tersebut menghadirkan kenihilan arti sama sekali. Hal tersebut dapat diketahui oleh penggunaan metfor, gaya eliptik , referensi yang pelik, alusi, bentuk tifpografis, bahasa arkhaik, juga simbol simbol personal.
== Perkembangan Puisi Gelap di Jawa Timur ==
|