Kota Ternate: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 96:
Naiknya '''Kolano Zainal Abidin''' (1468-1500) menandai berakhirnya era kerajaan dan berganti ke era kesultanan. Gelar Kolano atau Raja berubah menjadi Sultan. Sultan Zainal Abidin memproklamirkan Islam sebagai agama resmi Kesultanan Ternate, dan pembentukan lembaga Jolebe, lembaga baru dalam struktur kesultanan yang membantu sultan dalam urusan-urusan keagamaan Islam. Struktur baru Kesultanan Ternate ini memengaruhi kerajaan-kerajaan lain di Maluku. Struktur tersebut segera diadopsi oleh [[Tidore, Tidore Kepulauan|Tidore]], [[Bacan, Halmahera Selatan|Bacan]] dan [[Jailolo, Halmahera Barat|Jailolo]].
 
Sultan Zainal Abidin diganti oleh '''Sultan''' '''Bayan Sirrullah''' (1500-1522), kemudian diganti oleh '''Sultan Hidayat''' alias '''Deyalo'''. Pengangkatan Sultan Hidayat yang usianya belum akil baligh, sehingga ibunya '''Boki Rainha Nukila''' diangkat sebagai Mangkubumi dan '''Taruwese''' diangkat sebagai wakil Sultan (1529-1530). Kemudian berturut-turut digantikan oleh '''Sultan Abuhayat''' alias Boheyat (1530-1532), '''Sultan Tabariji''' (1532-1535), '''Sultan Khairun Jamil''' (1535-1570), kemudian '''Sultan Baabullah Datu Syah''' (1570-16831583).
 
Ternate di masa Sultan Baabullah mencapai penaklukan yang spektakuler. Wilayah Kesultanan ternate membentang dari Mindanao di Utara sampai [[Kota Bima|Bima]] di Selatan dan dari Makassar di Barat sampai Banda di Timur. Karena itu, Baabullah, Sultan Ternate terbesar ini dikenal sebagai penguasa atas 72 pulau yang seluruhnya berpenghuni.