Oeripan Notohamidjojo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jordan Diwi (bicara | kontrib)
Penambahan tautan pada jabatan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 27:
'''Dr. (HC) Oeripan Notohamidjojo, S.H.''' ([[Ejaan Yang Disempurnakan|EYD]]: '''Uripan Notohamijoyo''') ({{lahirmati|[[Blora]], [[Jawa Tengah]]|03|04|1915|[[Salatiga]], [[Jawa Tengah]]|02|05|1985}}) adalah Rektor Pertama [[Universitas Kristen Satya Wacana]]. Ia memperoleh gelar Sarjana Hukum dan Sarjana Pengetahuan Masyarakat dari [[Universitas Indonesia]] pada tahun 1956.
 
== BiodataRiwayat Hidup ==
Dr. Notohamidjojo dapat dikatakan sebagai seorang guru yang sebenarnya memberikan bimbingan dan pembinaan dalam arti yang seluas-luasnya dan untuk itu diperlukan modal berupa pengetahuan dan kebijaksanaan hidup untuk dapat diteruskan kepada para siswa. Sebagaimana seorang guru dalam arti tradisionil mengumpulkan siswa dan membentuk suatu perguruan sebagai wadah pelayanannya, maka Dr. Notohamidjojo telah mengasuh perguruan tinggi Satya Wacana sejak berdiri sebagai karya hidupnya (selama 17 tahun).
 
== Riwayat singkat ==
 
* '''Pendidikan'''
# 1922-1929: Hollandsch Zendingschool (Sekolah Dasar Tujuh Tahun)
# 1929-1935: Christelijke Hollands Inlandse Kweekschool / Chr. H.I.K - [[Solo]] (Sekolah Pendidikan Guru Enam Tahun)
# 1935-1938: Hoofdactecursus - Bandung (Mendapatkan Akta Kepala Sekolah Dasar)
# 1949-1956: Fakultas Hukum Universitas Indonesia
# 1949-1956: Fakultas Pengetahuan Masyarakat Universitas Indonesia
 
* '''Karier'''
# 1938: Guru Sekolah Dasar Prins Bernhard School - Solo
# (Jaman Penjajahan Jepang) Kepala Sekolah Kristen Banjarsari - Solo (bekas Koningin Emma School)
# (Jaman Penjajahan Jepang) Guru Sejarah Shihang Gakko - Solo (Sekolah Pendidikan Guru Jepang)
# 1945: Ketua Bidang Politik PGRI
# 1945: Anggota Parkindo
# 1956: Rektor PTPG Kristen Indonesia - [[Salatiga]]
# 1959: '''Universitas Kristen Satya Wacana''' - (mengubah nama dari PTPG Kristen Indonesia ke Universitas Kristen Satya Wacana)
 
* '''Karya & Penghargaan'''
# Penulis Surat Khabar "[[De Locomotief]] dan Soerabajaasch Handelsbald" tentang masalah-masalah kemasyarakatan (pada usia 21 tahun)
# 1951: Penulis buku "Iman Kristen dan Politik" Penerbit BPK
# 1951: Anggota staf redaksi De Zaaier
# 1951: Penulis pelbagai artikel sekitar kejawen dan kekristenan serta pertaliannya dengan praktik penginjilan di tanah Jawa
# Men-sistematika-kan filsafat hukum menjadi: asal, hakikat, tujuan hukum manusia dalam hukum dan norma-norma ethis-religius antara lain kebenaran dan keadilan dalam mempraktikan hukum
# Dosen pada Universitas Sultan Agung - Semarang
# 1967: Menulis buku “Tanggung Jawab Gereja dan Orang Kristen di Bidang Politik”
# 1970: Menulis buku "Mengindoktrinasikan Demokrasi Pancasila kepada masyarakat Kristen"
# Menulis buku “Masalah Keadilan” yang berisikan pernyataan prihatin karena Pancasila dan Keadilan sosial mulai hilang dan diremehkan
# Dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia
# 1964-1970: Mengikuti berbagai Seminar-seminar akademis antar Perguruan Tinggi Kristen di Hongkong, Tokyo, Manila, New York, Nederland dan Wina
# 4 September 1972: Mendapat gelar DOKTOR / '''Doctor Honoris Causa''' ilmu hukum dari "'''Vrije Universiteit'''" '''Amsterdam''' yang dipromotori oleh Rektornya, '''Prof. W.F. "Gaius" de Gaay Fortman'''
 
== Riwayat hidup ==
Notohamidjojo dilahirkan di kota kecil Blora pada tahun 1915 dalam keluarga Abdullahfatah seorang tokoh hukum agama dan pergerakan Islam. Jika ditelusur garis keturunan ke atas dapat diketemukan tokoh-tokoh menjabat di bidang pemerintahan dan bidang keagamaan. Agaknya dalam diri Dr. Notohamidjojo bersatulah dua cabang keahlian itu dengan serasi. Seorang rektor berkeahlian ilmu hukum, manager-administrator berpola kepemimpinan ‘Bapa’ dan seorang awam peminat theologia serta penggumul filsafat dari aliran Dooyeweerd.
 
Baris 71 ⟶ 38:
Dari tahun 1938 sampai pecah perang ia bekerja di Solo sebagai guru sekolah dasar ‘Prins Bernhard School’, suatu sekolah latihan dari Chr.H.I.K. yang dipimpin oleh tuan H. Zweers. Pada sekolah tersebut bekerja pula Bapak S.M.A. Pasaribu yang kemudian ikut menyumbangkan gagasan dalam pendirian perguruan tinggi Kristen di Salatiga.
 
Di zaman pendudukan Jepang, sebentar setelah mengepalai Sekolah Dasar Kristen [[Banjarsari]] Solo, bekasyang Koninginmerupakan Emmabekas SchoolKoninklijke dulu,Emmaschool. iaIa diangkat menjadi guru tetap untuk mata pelajaran Sejarah pada Shihang Gakko di Solo, suatu sekolah guru laki-laki yang melebur sekolah-sekolah guru Kristen dan Katolik di Jawa Tengah menjadi satu sekolah pendidikan guru model Jepang. Pekerjaan ini dilayani sampai zaman awal kemerdekaan. Antara tahun 1949-1956 sambil mengajar dan memimpin asrama di Sekolah Guru Atas Kristen di Salemba Jakarta di bawah pimpinan Bapak I.P. Simanjutak, M.A. Ia mengusahakan waktu untuk berkuliah pada Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat dari [[Universitas Indonesia]] sampai tamat. Kawan studinya a.l. Bapak Surjandaru, S.H. yang kemudian menjadi salah seorang pembantu rektor; adapun guru besar pada zaman Jakarta itu adalah antara lain para Profesor, [[Hazairin]], Lemaire, Resink dan Beerling.
 
Setelah lulus sarjana, Dr. Notohamidjojo menerima tawaran untuk memimpin PTPG Kristen Indonesia di Salatiga atas permintaan Ds. [[Basoeki Probowinoto]] seorang anggota pengurusnya, juga seorang kawan lama dari zaman H.I.K. di Solo. Pemimpin PTPG tersebut dilaksanakan dengan bantuan teman-teman bekerjanya seperti tuan Jac.v.d. Waals, Nona Dra. M.C. Miedema, Drs. H. Baas dan Drs. Soetjipto Wirowidjojo. Akademi Pendidikan Guru itulah yang kemudian pada tahun 1959 disempurnakan menjadi Universitas dengan nama Satya Wacana.
 
=== Pembentukan pribadiKepribadian ===
Dr. Notohamidjojo dapat disebut seorang otodidak. Hidupnya penuh dengan belajar dari buku, hubungan dengan guru-gurunya dan pengalaman kemasyarakatan. Sejak muda koleksi perpustakaan pribadinya terkenal luas. Sikap kepemimpinan dipelajarinya dari pribadi tuan Meyerink, direktur Chr.H.I.K. yang kemudian menjadi anggota parlemen Belanda.
 
Baris 82 ⟶ 49:
Memang dalam pandangan tradisionil Jawa, sabda dari tokoh pendita (guru) dan ratu (raja) dijunjung tinggi. Rasa hormat dan segan terhadap itu tadi disatukan dalam ungkapan “sabda pendita ratu”. Semasa ia belajar untuk hoofdacte di Bandung, psikologi dan paedagogik diajarkan oleh Dr. T.S.G. Mulia tokoh yang ia hormati dan kagumi.
 
Sejak usia 21 tahun ia sudah menulis dalam surat-surat kabar De Locomotief dan Soerabajaasch Handelsbald tentang masalah-masalah kemasyarakatan. Bakat menulis ini ia warisi dari ayah yang setelah meninggalkan bidang keagamaan kemudian bekerja pada B.P.M. di Cepu dan ikut aksi pemogokan pada tahun 1919; sesudah itu ayah aktif bergerak dalam partai Serikat Islam dan membantu [[Oemar Said Tjokroaminoto|H.O.S. Tjokroaminoto]] dalam mengasuh surat kabar Oetoesan Hindia sebagai redaktur untuk ruang Agama Islam.
 
Dalam tulisan-tulisannya tampak perhatiannya kepada bidang politik dan kebudayaan yang erat sekali hubungannya dengan pekerjaannya sebagai guru sejarah. Buku pertama yang ditulisnya untuk sekolah-sekolah menengah adalah Tata Negara Indonesia. Pada tahun-tahun awal berdirinya PTPG ia masih ikut mengajar sejarah Indonesia pada jurusan Sejarah yang diasuh oleh R.M. Subantardjo bekas kawan sekelasnya juga pada zaman Solo.
Baris 92 ⟶ 59:
Dr. Notohamidjojo men-sistematika-kan filsafat hukum, meliputi: asal, hakikat, tujuan hukum manusia dalam hukum dan norma-norma ethis-religius antara lain kebenaran dan keadilan dalam mempraktikan hukum.
 
=== Kegiatan di bidang politik dan kegerejaan ===
 
Ketika pada tahun 1945 mulai ada kebebasan untuk bergerak dalam organisasi, Dr. Notohamidjojo ikut aktif sebagai anggota pengurus besar PGRI; ia diserahi menjadi ketua bidang politiknya. Kemudian dengan berdirinya Parkindo ia menceburkan diri pula. Pemilihannya untuk masuk partai Kristen ini berdasarkan keyakinan perlunya ada partai Kristen. Ia membaca buku-buku Dr. [[Abraham Kuyper]] pertentangan politik Kristen dengan mendalam pada zaman pendudukan Jepang. Sikapnya terbuka terhadap pandangan orang Kristen yang menggabungkan diri dengan partai-partai non-Kristen, asal partai-partai tersebut mengakui Pancasila sebagai filsafat negara dan memperjuangkan demokrasi serta keadilan sosial, khususnya [[Partai Nasional Indonesia|PNI]] dan [[Partai Sosialis Indonesia|PSI]] aliran Sjahrir.
 
Dr. Notohamidjojo mengakui bahwa Parkindo juga termasuk ia sendiri, kurang berani berdialog dengan partai-partai Islam, akan tetapi dialog yang melalui kontak pribadi ada juga misalnya ia sendiri telah lama mengajar di [[Universitas Islam Sultan Agung|Universitas Sultan Agung di Semarang]]. Secara organisasi kontak dirasa tak mungkin, hanya sejak pada tahun 1971, dengan ada menteri Agama baru Dr. Mukti Ali, ia melihat perspektif-perspektif baru untuk berdialog sehat dengan fihak golongan Islam.
 
Pengaruhnya atas peristiwa-peristiwa di dalam tubuh [[Partai Kristen Indonesia|Parkindo]] jelas, yakni ia banyak berbicara pada kesempatan-kesempatan konggresnya, juga sampai nivo nasional pengaruh Dr. Notohamidjojo tampak, misalnya yang berupa advis-advis untuk pelbagai formasi kabinet dalam tahun-tahun ketika demokrasi masih leluasa sampai tahun 1957.
 
Dr. Notohamidjojo peka sekali terhadap gelagat dan kemungkinan-kemungkinan timbulnya bentrokan-bentrokan antar golongan Islam dan komunis, suatu hal yang pasti memerlukan sikap yang tegas dari pihak masyarakat Kristen. Baginya kebijaksanaan dibutuhkan sekali sekitar tahun 1964-1965 ketika kekuatan komunis merembes masuk Universitas Kristen Satya Wacana. Ancaman komunis dalam segala bentuk ia lihat sebagai bahaya yang merongrong Pancasila.
 
Ketika tubuh gereja pun tampak mulai keresapan ‘roh zaman’, misalnya usul supaya menasakomkan majelis di suatu jemaat besar suatu kota, peringatan-peringatan ia lontarkan melalui pidato, khotbah dan tulisan-tulisan untuk membangkitkan kewaspadaan gereja dalam mengikuti gerak kemasyarakatan dengan sebagai bekal ia menganjurkan tiga sikap: jujur seperti burung merpati, berani seperti sahid dan cerdik seperti ular. Pada tahun 1951 ia menulis buku berjudul “Iman Kristen dan Politik” dengan maksud untuk menjelaskan kepada orang-orang Kristen akan tugasnya dalam membangun negara merdeka yang masih muda. Tahun-tahun berikutnya kesempatan menulis dengan bebas sangat terbatas karena situasi politik pada waktu itu. Baru pada tahun 1967 muncul buku ia “Tanggung Jawab Gereja dan Orang Kristen di Bidang Politik”. Di situ ia mendorong orang Kristen untuk berpartisipasi dengan tanggungjawab dalam mengembangkan negara.
 
Dalam tahun-tahun menjelang 1970 Dr. Notohamidjojo memanfaatkan suasana politik orde baru untuk mengindoktrinasikan Demokrasi Pancasila kepada masyarakat Kristen dengan buku yang berjudul juga demikian. Buku ini merupakan pengolahan-pengolahan kembali artikel-artikel yang pernah ditulisnya berturut-turut dalam harian [[Sinar Harapan]]. Ia memang memiliki kemampuan untuk menyajikan pokok gagasan ia sesuai dengan selera dan daya tangkap pembaca yang luas.
 
Buku yang terbit terakhir berjudul “Masalah Keadilan” dapat dilihat sebagai pernyataan keprihatinan ia terhadap perkembangan yang ada sekarang di mana dasar-dasar Pancasila, keadilan sosial cenderung untuk diremehkan. Untung bahwa ia mampu untuk mengutarakan masalah dan pemecahannya dengan tepat dan tajam meskipun kadang-kadang perlu menggunakan teknik pasemon, memilih kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang dapat ditafsir sesuai dengan kepekaan segenap pembacanya. Buku-bukunya bagi umat Kristen merupakan pedoman yang berharga.
Baris 141 ⟶ 108:
 
Pendasaran ini bukan semata-mata digagas Dr. Notohamidjojo karena UKSW merupakan Universitas Kristen untuk formalitas belaka. Dr. Notohamidjojo melihat bahwa seorang akademisi juga harus memliki sikap menyegani Tuhan. Tuhan yang berdaulat atas segala ciptaan (termasuk manusia) sehingga segala tindakan manusia harus didasarkan kepada sang pencipta. Dasar UKSW yang kepertama juga memiliki hubungan dengan Pancasila yakni sila kepertama “Ketuhanan yang Masa Esa”. Sebagai Universitas yang berada di bumi Indonesia. UKSW juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memelihara serta “meresapkan” nilai-nilai pancasila. Sehingga dasar yang diletakan tidak menjadikan agama sebagai “label” dalam dunia pendidikan tetapi menjadikannya sebagai dasar semangat nasionalisme .
 
== Riwayat singkat ==
* '''Pendidikan'''
# 1922-1929: Hollandsch Zendingschool (Sekolah Dasar Tujuh Tahun)
# 1929-1935: Christelijke Hollands Inlandse Kweekschool / Chr. H.I.K - [[Solo]] (Sekolah Pendidikan Guru Enam Tahun)
# 1935-1938: Hoofdactecursus - Bandung (Mendapatkan Akta Kepala Sekolah Dasar)
# 1949-1956: Fakultas Hukum [[Universitas Indonesia]]
# 1949-1956: Fakultas Pengetahuan Masyarakat [[Universitas Indonesia]]
 
* '''Karier'''
# 1938: Guru Sekolah Dasar Prins Bernhard School - Solo
# (Jaman Penjajahan Jepang) Kepala Sekolah Kristen Banjarsari - Solo (bekas Koningin Emma School)
# (Jaman Penjajahan Jepang) Guru Sejarah Shihang Gakko - Solo (Sekolah Pendidikan Guru Jepang)
# 1945: Ketua Bidang Politik PGRI
# 1945: Anggota Parkindo
# 1956: Rektor PTPG Kristen Indonesia - [[Salatiga]]
# 1959: '''Universitas Kristen Satya Wacana''' - (mengubah nama dari PTPG Kristen Indonesia ke Universitas Kristen Satya Wacana)
 
* '''Karya & Penghargaan'''
# Penulis Surat Khabar "[[De Locomotief]] dan Soerabajaasch Handelsbald" tentang masalah-masalah kemasyarakatan (pada usia 21 tahun)
# 1951: Penulis buku "Iman Kristen dan Politik" Penerbit BPK
# 1951: Anggota staf redaksi De Zaaier
# 1951: Penulis pelbagai artikel sekitar kejawen dan kekristenan serta pertaliannya dengan praktik penginjilan di tanah Jawa
# Men-sistematika-kan filsafat hukum menjadi: asal, hakikat, tujuan hukum manusia dalam hukum dan norma-norma ethis-religius antara lain kebenaran dan keadilan dalam mempraktikan hukum
# Dosen pada Universitas Sultan Agung - Semarang
# 1967: Menulis buku “Tanggung Jawab Gereja dan Orang Kristen di Bidang Politik”
# 1970: Menulis buku "Mengindoktrinasikan Demokrasi Pancasila kepada masyarakat Kristen"
# Menulis buku “Masalah Keadilan” yang berisikan pernyataan prihatin karena Pancasila dan Keadilan sosial mulai hilang dan diremehkan
# Dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia
# 1964-1970: Mengikuti berbagai Seminar-seminar akademis antar Perguruan Tinggi Kristen di Hongkong, Tokyo, Manila, New York, Nederland dan Wina
# 4 September 1972: Mendapat gelar DOKTOR / '''Doctor Honoris Causa''' ilmu hukum dari "'''Vrije Universiteit'''" '''Amsterdam''' yang dipromotori oleh Rektornya, '''Prof. W.F. "Gaius" de Gaay Fortman'''
 
== Pranala luar ==
Baris 147 ⟶ 145:
* [http://notohamidjojo.scientiarum.com/ Himpunan Tulisan, Teks Pidato, dan Kisah Ringan Seputar O. Notohamidjojo]
* [http://www.uksw.edu/ Universitas Kristen Satya Wacana]
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]
 
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Blora]]
[[Kategori:Tokoh Kristen Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh yang berpindah agama dari Islam ke Protestan|O]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Kristen Indonesia]]